82
Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X
dalam kisah yang diceritakannya tidak terdapat penambahan agar si pelaku namanya melambung dan makin harum? Segala
kemungkinan pasti tetap ada.
2. Sumber dari Saksi Sejarah
Saksi merupakan seseorang yang pernah menyaksikan atau melihat sebuah peristiwa ketika berlangsung. Namun berbeda
dengan pelaku, saksi ini bukan pelaksana dan tidak terlibat langsung dengan jalannya peristiwa. Ia hanya menyaksikan dan
bersaksi bahwa peristiwa tersebut ada dan pernah berlangsung.
Sama seperti para pelaku, para saksi sejarah pun dapat mengungkapkan kesaksiannya secara tak jujur. Ia bisa menutup-
nutupi atau menambahkan cerita yang sesungguhnya tak ia lihat atau tak pernah terjadi. Bisa saja ia bersaksi sebelah pihak, berat
sebelah. Ia menceritakan kebenaran sepihak karena apa yang ia beritakan ternyata mengagung-agungkan salah satu pihak atau
pihak-pihak tertentu. Pada kesempatan lain bisa saja saksi sejarah ini menjelek-jelekkan pihak tertentu agar pihak yang
dipojokkannya itu namanya makin hancur.
Contoh dari keberpihakan saksi sejarah ini adalah, misalnya, terjadi pada peristiwa hubungan Gerakan Aceh Merdeka dengan
Republik Indonesia. Saksi yang memihak GAM tentu akan mengatakan bahwa GAM adalah pihak yang benar karena selalu
mementingkan rakyat Aceh sedangkan RI hanyalah pihak yang pandai mengeruk kekayaan alam Aceh tanpa mampu berterima
kasih yang cukup dan layak. Sebaliknya, saksi yang pro RI pasti mengatakan bahwa pihak RI yang benar karena melihat banyak
rakyat Aceh yang dihabisi oleh GAM.
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa berita atau keterangan dari satu atau dua orang saksi akan peristiwa sejarah,
tentunya dirasakan tak cukup. Diperlukan saksi-saksi yang lain guna memperjelas duduk permasalahan dan detail peristiwa
sejarah yang bersangkutan. Dengan demikian, kita akan memperoleh penjelasan yang menyeluruh tentang sebuah
kejadian bersejarah yang tengah diteliti.
3. Tempat Peristiwa Sejarah
Dalam sejarah, permasalahan tentang lokasi tempat dan waktu peristiwa sejarah berlangsung sangatlah utama. Karena sebuah
peristiwa, baik itu sejarah atau keseharian, tentunya terikat dengan waktu dan tempat. Tak mungkin sebuah kejadian tidak
terjadi di sebuah tempat.
Bila menentukan tempat bersejarah yang terjadi beberapa tahun yang lalu, kita mampu melihat tempat tersebut karena
lokasinya masih ada atau seperti ketika peristiwa berlangsung. Tempat di sini dapat berupa nama jalan, gedung, gunung,
83
Bab 3 Metode-Metode Penelitian Sejarah
jembatan, sungai, lapangan alun-alun, desa, kabupaten, atau kota. Gedung fisik di sini dapat berbentuk gedung kantor, rumah, hotel,
gedung parlemen, teater, bioskop, sekolah, masjid, gereja, candi, atau istana keraton.
Sebagian lokasi dan tempat tersebut memang sudah ada yang berubah dan rupanya tak lagi sama seperti waktu peristiwa sejarah
berlangsung. Namun, tak sedikit pula tempat bersejarah biasanya bangunan fisik yang tak berbekas sama sekali, atau bila masih
ada pun hanya puing-puingnya atau pondasi dasar bangunan. Bisa saja, bangunan tersebut dahulunya ditinggalkan penduduknya
karena suatu hal, bisa banjir, letusan gunung, gempa, longsor, tsunami. Atau bisa saja tempat tersebut diserang oleh sekelompok
musuh, lalu bangunan tersebut dihancurkannya hingga rata dengan tanah.
Namun, ada kalanya para ahli tak dapat menentukan di mana letak peristiwa sejarah itu berlangsung. Ini terjadi karena tak ada
benda atau artefak yang meninggalkan jejak untuk diteliti. Misalnya, sampai kini para ahli masih bingung di mana letak
pastinya istana Kerajaan Tarumanagara, meskipun tahu bahwa letaknya di sekitar Jakarta-Tangerang-Bekasi. Namun, tetap saja
letak pastinya tak berhasil diketemukan. Kita hanya tahu dari beberapa prasasti peninggalan zaman Tarumanagara bahwa
kerajaan ini terletak di sekitar Jabotabek, tak lebih.
4. Latar Belakang Peristiwa Sejarah
Di samping sumber dan lokasi, kita harus mengetahui hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa sejarah. Latar
belakang ini termasuk hal terpenting dalam menelusuri jalannya
Gambar 3.12 Puing atau reruntuhan keraton Surosoan
Banten di Pandeglang, Banten, merupakan tempat yang
menjadi saksi bisu kehidupan istana Banten zaman dulu
Sumber: ENI