62
Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X
6. Sebutkan definisi dari legenda Apa yang membedakannya dengan mitologi? 7. Sebutkan tiga jenis peninggalan masyarakat zaman praaksara yang bersifat nonmate-
rial 8. Sebutkan pula tiga jenis peninggalan masyarakat setelah mengenal aksara yang bersifat
material 9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan folklore beserta jenisnya Berikan contohnya masing-
masing dua buah 10. Apa yang kamu ketahui tentang huruf Jawi?
63
Bab 3 Metode-Metode Penelitian Sejarah
Bab 3 Bab 3
Bab 3 Bab 3
Bab 3
Metode-Metode P Metode-Metode P
Metode-Metode P Metode-Metode P
Metode-Metode Penelitian Sejarah enelitian Sejarah
enelitian Sejarah enelitian Sejarah
enelitian Sejarah
Tujuan Pembelajaran Dalam bab ini siswa akan mem-
pelajari metode-metode peneliti- an sejarah.
Seperti telah dibahas pada Bab 1, bahwa ruang lingkup sejarah itu meliputi banyak aspek. Sejarah dapat dijadikan sebagai sebuah
peristiwa, kisah, ilmu, dan seni. Sebelum abad ke-20, sejarah belum dipandang sebagai cabang ilmu pengetahuan. Barulah,
pada awal abad ke-20, para filsuf dan ahli sejarah Jerman memperdebatkan tentang hal itu. Harus ditegaskan pula bahwa
ada pemisahan yang jelas antara sejarah ilmiah dengan sejarah populer. Bila sejarah ilmiah memang terkesan kaku dan berat
untuk dipahami atau dibaca, sedangkan sejarah populer lebih elastis dan cukup ringan.
Sama dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain, ilmu sejarah pun memiliki metode-metode ilmiah tersendiri.
Untuk membuktikan nilai keilmiahannya, dipergunakanlah berbagai metode dan standar ilmiah yang bisa dipertanggung-
jawabkan. Dengan adanya metode ilmiah maka kekurangan atau
Gambar 3.1 Para arkeolog sedang meneliti jejak masa lalu Indonesia
Sumber www.dinosaurdepot.com
64
Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X
kesalahan sebelumnya dapat dikoreksi kembali oleh penemuan atau penelitian yang lebih baru. Berikut ini adalah dasar-dasar
penelitian dalam ilmu sejarah yang telah lazim digunakan oleh para ahli dalam penelitian sejarah. Berikut ini diuraikan dasar-
dasar penelitian sejarah secara umum dan prinsip dasar penelitian sejarah lisan.
A. DASAR-DASAR PENELITIAN SEJARAH
Sejak penulisan kisah-kisah dilakukan secara ilmiah, penulisan sejarah mempergunakan metode sejarah. Prosedur kerja sejarawan
untuk menuliskan kisah masa lampau berdasarkan jejak-jejak yang ditinggalkan oleh masa lampau itu, ternyata, terdiri atas
langkah-langkah sebagai berikut: 1 Mencari jejak-jejak masa lampau.
2 Meneliti jejak-jejak secara kritis. 3 Berdasarkan informasi yang diperoleh dari jejak-jejak itu
berusaha membayangkan bagaimana gambaran masa lampau. 4 Menyampaikan hasil-hasil rekonstruksi imajinatif masa
lampau itu sehingga sesuai dengan jejak-jejaknya maupun imajinasi ilmiah.
Sesuai dengan langkah-langkah yang diambil di dalam keseluruhan prosedur, metode sejarah biasanya dibagi atas empat
kelompok-kelompok kegiatan yaitu:
1. Heuristik
Jejak-jejak dari sejarah sebagai peristiwa merupakan sumber bagi sejarah sebagai kisah dan disebut heuristik, yang berasal dari kata
Yunani Heuriskein, yakni mempunyai arti menemukan. Jika kita ingat bahwa sejarah terdiri atas begitu banyak periode dan dibagi-
bagi atas begitu banyak bidang: seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, militer dan sebagainya maka kita akan manyadari bahwa
sumber sejarah sebenarnya beraneka ragam. Usaha kita untuk menemukan sumber-sumber untuk penelitian sejarah yang
hendak kita lakukan, akan sangat sukar, jika kita tidak mengadakan klasifikasi atau penggolongan dari sekian banyak
macam sumber tersebut.
Metode heuristik merupakan bagian dari penelitian dalam kajian sejarah. Heuristik adalah metode penelitian yang cermat
untuk menghimpun jejak-jejak sejarah atau mengumpulkan dokumen-dokumen agar dapat mengetahui peristiwa-peristiwa
bersejarah masa lampau. Jejak atau dokumen yang berhasil dikumpulkan itu merupakan data yang sangat berharga sehingga
dapat dijadikan dasar untuk menelusuri kejadian-kejadian sejarah pada masa lalu.
Kata Kunci Jejak-jejak, heuristik, inter-
pretasi, kritik, naskah klasik, historiografi.
65
Bab 3 Metode-Metode Penelitian Sejarah
Secara sederhana, sebenarnya mencari jejak sejarah sama halnya dengan mencari jejak binatang buruan. Untuk
menghadang binatang buruan, hendaknya kita mengetahui dahulu ke mana arahnya buruan pergi. Jejak kaki yang
ditinggalkan oleh binatang yang bersangkutan, memberitahukan kita ke mana dan di mana kita harus menghadangnya. Begitu
pula dengan pencarian jejak-jejak sejarah. Kita harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang informasi peristiwa yang tengah
diselidiki.
Jejak sejarah ini biasanya ditemukan secara tidak sengaja oleh masyarakat awam. Tidak jarang, benda atau artefak sejarah
diketemukan oleh seorang petani yang tengah mencangkuli sawahnya. Sering pula jejak sejarah itu diketahui ketika ada
penggalian lahan tanah untuk pemukiman atau pabrik baru, misalnya. Seperti yang terjadi pada penemuan situs masa Hindu-
Buddha di Bojong Menje, Jawa Barat. Biasanya, setelah adanya penemuan yang tak disengaja tersebut, para ilmuwan lalu
melakukan penelitian lebih lanjut dan komprehensif terhadap situs yang bersangkutan
2. Kritik atau Analisis
Jika dalam usaha untuk menyusun fakta-fakta dari sesuatu bagian sejarah kita menemukan sesuatu sumber, misalnya sebuah
dokumen, bagaimanakah caranya kita menyimpulkan informasi dari sumber itu? Apakah sumber itu memang bertalian dengan
penelitian kita?
Pertanyaan-pertanyaan itu membawa kita pada bidang kritik sejarah, yakni metode untuk menilai sumber- sumber yang kita
butuhkan guna mengadakan penulisan sejarah maka dapat kita katakan, bahwa kritik sejarah terutama sekali mengenai sumber
tertulis.
Setiap sumber mempunyai aspek ekstern dan aspek intern. Aspek ekstern bersangkutan dengan persoalan-apakah sumber itu
memang merupakan sumber sejati yang kita butuhkan, aspek intern bertalian dengan persoalan apakah sumber itu dapat
memberikan informasi yang kita butuhkan. Karena itu penilaian sumber-sumber sejarah mempunyai dua segi, yaitu:
a. Kritik Ekstern
Kritik ekstern bertugas menjawab tiga pertanyaan mengenai sesuatu sumber: Apakah sumber itu memang sumber yang kita
kehendaki? Apakah sumber itu asli atau turunan? Apakah sumber itu utuh atau telah diubah-ubah? Pertanyaan-pertanyaan
mempersoalkan otentik tidaknya atau sejati tidaknya sesuatu sumber. Jika diungkapkan secara negatif pertanyaan akan
berbunyi apakah sumber itu palsu?
Gambar 3.2 Tengkorak manusia prasejarah
yang ditemukan di Sangiran Jawa Tengah, merupakan jejak
dalam penelitian sejarah.
Sumber Indonesian Heritage: Sejarah Awal