167
Bab 6 Peradaban Kuno di Asia, dan Afrika
4. Pengetahuan dan Teknologi
a Aksara Sejak berdirinya Sumeria, bangsa-bangsa yang mendiami Lembah
Sungai Eufrat dan Tigris sudah mengenal abjad dengan bentuk huruf paku dengan sebutan kuneiform. Pengembangan huruf ini
didapat pada peninggalan Babylonia sebuah prasasti batu Undang- undang Hammurabi yang memuat 282 pasal, setiap pasalnya
memuat peraturan dan hukuman bagi pelanggarnya.
b Kalender Pergantian musim menunjukkan pergantian bulan, untuk
kepentingan masa bercocok tanam dan panen mendorong timbulnya sistem penanggalan. Penanggalan waktu ini sudah
dikenal sejak Kerajaan Sumeria dan berkembang sejak Kerajaan Chaldea yang membagi minggu dalam 7 hari, hari dalam 24 jam,
sama seperti yang terjadi saat ini.
c Ilmu hitung Bangsa Sumeria sudah mengenal angka 60 sexagesimal bilangan
dasar, susunan angka 60 dipakai sebagai besarnya derajat dalam 1 lingkaran, yakni 360 derajat yang dianalogikan sama dengan
peredaran bumi mengelilingi matahari dalam 1 tahun yang terdiri dari 360 hari.
D. PERADABAN DI LEMBAH SUNGAI NIL
KEGIATAN 6.3
Buatlah ringkasan sejarah bangsa-bangsa yang pernah menguasai Lembah Sungai Eufrat dan Tigris. Kemudian isi tabel di bawah ini, jika perlu tambahkan dengan materi yang lebih lengkap
Tahun Bangsa
RajaKerajaan Peninggalan Budaya
1. Letak Geografis
Sungai Nil terbentang dari Pegunungan Kilimanjaro Sudan hingga Laut Tengah dengan panjang kira-kira 5000 km. Sungai
ini merupakan hadiah bagi bangsa Mesir karena daerah di sekilingnya adalah gurun pasir yang luas, apabila terjadi hujan
akan terjadi bah yang membawa lumpur-lumpur mineral. Dari
168
Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X
lumpur inilah tanah sangat cocok untuk dijadikan lahan bercocok tanam. Keterasingan bangsa Mesir dengan kondisi geografis yang
sebelah kiri dan kanan Sungai Nil adalah Gurun Nubia sangat tidak menguntungkan, namun mereka mampu bekerjasama
dalam sebuah kelompok yang tangguh dan menciptakan sebuah peradaban. Di lain sisi, kondisi ini memberikan keamanan bagi
bangsa Mesir dari serangan luar.
2. Pencaharian
Pola hidup bangsa Mesir sangat menggantungkan diri kepada kondisi Sungai Nil, apabila musim hujan mereka akan bercocok
tanam dan apabila musim kemarau mereka akan menghindar. Kemampuan bercocok tanam ini bertahan lama sampai jumlah
populasinya bertambah banyak dan mengharuskan bangsa Mesir mengembangkan sistem pengaturan air yang baik dan bisa
dipergunakan setiap saat. Adanya kerja sama antar individu membentuk sebuah kelompok kecil dan berkembang menjadi
kelompok besar yang memerlukan sebuah aturan dalam organisasi yang teratur.
3. Sistem Kepercayaan
Bangsa Mesir mengenal banyak dewa politheisme, juga mengenal kepercayaan bahwa roh orang mati tidak akan
meninggal. Malah mereka mengenal hewan-hewan suci yang dianggap sakral, seperti terlihat dalam beberapa lukisan dan
patung hewan berkepala manusia dan manusia berkepala hewan. Dewa-dewa yang dipuja bangsa Mesir antara lain:
a Dewa Osiris sebagai dewa tertinggi b Dewa Ra sebagai dewa matahari
c Dewa Thot sebagai dewa pengetahuan
Gambar 6.22 Kuil Dewa Horus.
Sumber: Encyclopedia Americana 10