Penentuan Parameter Mutu Kritis

61 informasi yang disajikan pada kemasan terutama informasi mengenai waktu kadaluarsa, jenis bahan baku yang digunakan, dan jumlah kalori. Selain itu, penampakan dan bentuk desain kemasan produk permen cokelat yang merupakan dua dari tiga parameter kemasan terpenting juga perlu menjadi prioritas. Penampakan dan bentuk desain kemasan yang menarik dan eye-catching dari produk permen cokelat tentunya akan menarik perhatian target konsumen untuk membeli dan mencoba mengonsumsi. Tabel 20. Tabulasi hasil survey sifat umum dan organoleptik pada mahasiswa FTP Universitas Udayana, Bali Umum dan Organoleptik Kode Panelis P en a m p a k a n K es eg a ra n R a sa f la v o r T ek st u r B a u o d o r a ro m a H a rg a B a h a n b a k u P en a m p a k a n w a rn a B en tu k Jumlah 247 229 265 241 232 239 241 225 231 Rataan 8.23 7.63 8.83 8.03 7.73 7.97 8.03 7.50 7.70 Ranking 2 7 1 3 5 4 3 8 6 Tabel 21. Tabulasi hasil survey sifat kemasan pada mahasiswa FTP Universitas Udayana, Bali Kemasan Kode Panelis P en a m p a k a n M er ek U k u ra n k em a sa n B en tu k d es a in In fo rm a si : w a k tu k a d a lu a rs a In fo rm a si : j u m la h k a lo ri In fo rm a si : j en is b a h a n b a k u A so si a si d en g a n m a in a n N a m a P ro d u se n A la m a t P er u sa h a a n Jumlah 245 208 210 243 262 232 242 200 207 203 Rataan 8.17 6.93 7.00 8.10 8.73 7.73 8.07 6.67 6.90 6.77 Ranking 2 7 6 3 1 5 4 10 8 9 62 Tabel 22 menunjukkan hasil survey sifat kondisi pemanfaatankomunikasi berurutan dari yang terpenting adalah ingin mencoba rasanya, sehat dan bergizi, untuk hadiah, ingin membeli yang baru, melepas stres, ingin punya makanan ringan, hobi pribadi, membeli produk yang tidak mahal, hobi keluarga, untuk tamu, tidak sengaja terbeli, dan ingin membeli produk yang mewah. Data tersebut menjelaskan beberapa perilaku target konsumen cosumers behavior produk permen cokelat. Parameter ’ingin mencoba rasanya’ menjadi parameter terpenting menunjukkan bahwa target konsumen yang dibidik merupakan konsumen yang mempunyai tingkat keingintahuan yang tinggi terhadap suatu produk permen cokelat. Dan informasi ini dapat dimanfaatkan oleh Divisi Pemasaran produk permen cokelat ‘Jimbarwana’ untuk memperbaiki kemasan produk. Karena hanya dengan meningkatkan penampakan kemasan menjadi lebih eye-catching, target konsumen menjadi tertarik untuk mencoba membeli produk permen cokelat ‘Jimbarwana’. Terlebih lagi apabila klaim produk permen cokelat ‘Jimbarwana’ adalah sehat dan bergizi. Karena parameter sehat dan bergizi inilah yang menjadi kebutuhan konsumen terpenting kedua dalam hal kondisi pemanfaatankomunikasi. Selain itu, parameter ’untuk hadiah’ juga perlu menjadi prioritas Divisi Pemasaran mengingat parameter ini merupakan parameter terpenting ketiga. Informasi ini dapat menjadi baik apabila Divisi Pemasaran benar dalam hal merespon kebutuhan konsumen ini, misalnya dengan menetapkan tujuan penggunaan produk product positioning permen cokelat ‘Jimbarwana’ adalah sebagai hadiah. Maka langkah yang perlu diambil adalah menyesuaikan kondisi produk dan kemasannya sehingga tepat apabila diperuntukkan sebagai hadiah. Namun, informasi ini juga dapat menjadi bumerang bagi Divisi Pemasaran produk permen cokelat ‘Jimbarwana’. Karena, tentunya tidak setiap hari konsumen perorangan akan membeli produk permen cokelat untuk digunakan sebagai hadiah. Sehingga perlu diformulasikan dan analisis konsumen lebih lanjut terhadap positioning ’untuk hadiah’ ini. Misalnya, dengan menjual produk permen cokelat ‘Jimbarwana’ di tempat-tempat strategis seperti 63 tokowarungminimarketsupermarket yang menjual produk untuk oleh- oleh. Terlebih, apabila produk permen cokelat ‘Jimbarwana’ diperuntukkan sebagai oleh-oleh khas Bali. Tabel 22. Tabulasi hasil survey sifat kondisi pemanfaatan atau komunikasi pada mahasiswa FTP Universitas Udayana, Bali Kondisi PemanfaatanKomunikasi Kode Panelis In g in m en co b a ra sa n y a T id a k s en g a ja te rb el i In g in m em b el i y a n g b a ru U n tu k h a d ia h U n tu k t a m u M el ep a sk a n s tr es Jumlah 223 156 204 211 160 204 Rataan 7.43 5.20 6.80 7.03 5.33 6.80 Ranking 1 10 4 3 9 4 Kondisi PemanfaatanKomunikasi Kode Panelis In g in p u n y a m a k a n a n r in g a n In g in m em b el i p ro d u k m ew a h M em b el i p ro d u k td k m a h a l S eh a t b er g iz i H o b i k el u a rg a H o b i p ri b a d i Jumlah 196 150 175 212 167 195 Rataan 6.53 5.00 5.83 7.07 5.57 6.50 Ranking 5 11 7 2 8 6 Hasil survey sifat umum dan organoleptik menunjukkan bahwa tiga parameter terpentingnya adalah rasaflavor, penampakan, dan tekstur. Parameter ini kemudian didetail lagi menjadi beberapa parameter mutu spesifik. Parameter penampakan didetail menjadi parameter mutu bercak putih spot dan kesan meleleh di tangan melting in hand. Parameter mutu bercak putih ini merupakan parameter yang penting untuk dianalisis lebih lanjut karena seringkali bercak ini muncul pada produk cokelat apabila terjadi kesalahan dalam proses produksi. Dan konsumen awam mengenali bercak putih ini sebagai penurunan mutu produk cokelat dan sering dianggap sebagai kontaminasi jamur. Padahal, bercak putih ini 64 sama sekali bukan kontaminasi jamur seperti anggapan konsumen. Dengan demikian, semakin bersih produk permen cokelat dari bercak putih, maka produk permen cokelat tersebut dianggap berkualitas. Dan produk cokelat tanpa bercak putih hanya diperoleh jika proses produksinya dilakukan dengan benar. Parameter mutu kesan meleleh di tangan melting in hand juga diasumsikan akan dianggap penting oleh konsumen. Perilaku konsumen yang perlu diketahui di sini adalah apakah konsumen menyukai produk permen cokelat yang ketika dipegang di tangan akan mudah meleleh atau tidak. Namun, tentunya produk permen cokelat yang sangat mudah meleleh di tangan akan menyulitkan konsumen dalam mengonsumsinya. Parameter rasaflavor didetail menjadi parameter mutu kepahitan bitterness, kemanisan sweetness, keutuhan kokoa cocoa body, dan rasa susu milk flavor. Keseimbangan dan keselarasan rasaflavor antara rasa pahit dan rasa manis adalah penting untuk dianalisis lebih lanjut karena hal ini berkaitan dengan selera konsumen. Memang pada dasarnya selera konsumen selalu selalu tidak sama. Namun, selera konsumen tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan usia. Tentunya, selera konsumen remaja akan berbeda dengan selera konsumen dewasa atau orang tua. Dan hal inilah yang menjadi pertimbangan perlunya menganalisis keseimbangan dan keselarasan rasa antara rasa pahit dan rasa manis yang disukai oleh target konsumen produk permen cokelat ‘Jimbarwana’. Demikian halnya dengan keseimbangan dan keselarasan parameter mutu keutuhan kokoa cocoa body dan rasa susu milk flavor, mementingkan pada parameter mutu keutuhan kokoa saja, parameter mutu rasa susu saja, atau keduanya. Parameter tekstur didetail menjadi parameter mutu kesan gigitan pertama first bite, kesan berminyak di mulut oily mouthcoating, kehalusan smoothness, dan kesan meleleh di mulut melting in mouth. Parameter mutu kesan gigitan pertama ini perlu dianalisis lebih lanjut. Karena parameter mutu ini diasumsikan berkaitan dengan kesukaan konsumen terhadap tekstur suatu produk permen cokelat. Tentunya 65 konsumen menyukai tingkat kekerasan tertentu pada produk permen cokelat sehubungan dengan sensasi gigitan pertama tersebut. Dan boleh jadi, sensasi pertama yang dihasilkan inilah yang mendorong konsumen untuk mencoba mengonsumsi kembali produk permen cokelat. Setelah mengetahui kesan gigitan pertama produk permen cokelat, maka yang perlu dianalisis adalah kondisi produk permen cokelat ketika berada di mulut, yaitu meliputi kesan berminyak di mulut, kehalusan, dan kesan meleleh di mulut. Kombinasi sensasi inilah yang perlu dianalisis lebih lanjut sehingga Divisi Pengembangan Produk pemen cokelat ‘Jimbarwana’ mempunyai gambaran mengenai produk permen cokelat yang diharapkan oleh konsumen. Parameter-parameter mutu tersebut kemudian diberi penilaian kepentingan dalam survey konsumen yang sama yaitu ke mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana, Bali. Skala kepentingan yang digunakan mempunyai rentang antara 1 amat sangat tidak penting hingga 9 amat sangat penting. Tabel 23 adalah tabulasi hasil survey konsumen terhadap produk permen cokelat pada detail parameter penampakan, rasaflavor, dan tekstur. Hasil survey konsumen tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan konsumen terhadap produk permen cokelat pada parameter penampakan, rasaflavor, dan tekstur berurutan dari yang terpenting adalah kemanisan, kesan meleleh di mulut, keutuhan kokoa, kesan gigitan pertama, kesan meleleh di tangan, kehalusan di mulut, rasa susu, kepahitan, bercak putih, dan kesan berminyak di mulut. Urutan parameter mutu dari yang terpenting ini kemudian menjadi urutan prioritas perbaikan dan pengembangan produk permen cokelat ‘Jimbarwana’. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8. Parameter mutu kemanisan merupakan parameter mutu paling penting dan perlu diprioritaskan ada di suatu produk permen cokelat. dan sebaliknya, parameter mutu kepahitan dianggap kurang penting ada di suatu produk permen cokelat. Meskipun demikian, perlu dicari lebih lanjut mengenai keseimbangan rasa manis dan rasa pahit ini. Parameter mutu 66 terpenting kedua adalah kesan meleleh di mulut. Hal ini menjelaskan bahwa parameter mutu inilah yang mewakili banyak parameter mutu lainnya yang menentukan kesukaan konsumen, misalnya keseimbangan rasa, kesan meleleh dan kesan kehalusan produk permen cokelat. Dan parameter mutu terpenting ketiga adalah keutuhan kokoa. Hal ini menjelaskan bahwa target konsumen produk permen cokelat ‘Jimbarwana’ menginginkan suatu produk permen cokelat dengan kesan cokelat seutuhnya, baik dalam rasa, aroma, dan kesan kelembutan sebuah cokelat. Tabel 23. Tabulasi hasil survey konsumen terhadap produk permen cokelat pada detail parameter penampakan, rasaflavor, dan tekstur Parameter Mutu Kebutuhan Konsumen U ru ta n K ep en ti n g a n B B T R a n k in g Bercak putih spot 6.90 9.12 9 Kesan meleleh di tangan melting in hand 7.80 10.31 5 Kepahitan bitterness 7.30 9.65 8 Kemanisan sweetness 8.13 10.75 1 Keutuhan kokoa cocoa body 7.87 10.40 3 Rasa susu milk flavor 7.40 9.78 7 Kesan gigitan pertama first bite 7.83 10.35 4 Kesan berminyak di mulut oily mouthcoating 6.90 9.12 9 Kehalusan smoothness 7.63 10.09 6 Kesan meleleh di mulut melting in mouth 7.90 10.44 2 75.67 100.00 Keterangan Bobot kepentingan BBT diperoleh dengan formula berikut. BBT = urutan kepentingan parameter mutu X x 100 total urutan kepentingan parameter mutu 67

4. Identifikasi Persyaratan Desain

Persyaratan desain atau disebut juga parameter teknis merupakan hal-hal teknis yang berkaitan dengan produk permen cokelat ‘Jimbarwana’ secara keseluruhan. Penyusunan QFD permen cokelat ‘Jimbarwana’ ini hanya memfokuskan persyaratan desain pada tiga aspek yaitu bahan baku dan tambahan yang digunakan, kondisi proses produksi, dan kemasan. Berikut adalah penjelaskan lebih detail mengenai aspek-aspek tersebut. a. Aspek bahan baku dan tambahan - Kadar lemak cokelat Kadar lemak cokelat adalah jumlah lemak cokelat yang digunakan dalam formulasi permen cokelat ‘Jimbarwana’. - Kadar pasta cokelat Kadar pasta cokelat adalah jumlah pasta cokelat yang digunakan dalam formulasi permen cokelat ‘Jimbarwana’. - Kadar susu bubuk Kadar susu bubuk adalah jumlah susu bubuk yang digunakan dalam formulasi permen cokelat ‘Jimbarwana’. - Kadar gula halus Kadar gula halus adalah jumlah gula halus yang digunakan dalam formulasi permen cokelat ‘Jimbarwana’. - Kadar emulsifier lesitin Kadar emulsifier lesitin adalah jumlah lesitin yang ditambahkan dalam formulasi permen cokelat ‘Jimbarwana’. - Kadar pencitarasa vanili Kadar pencitarasa vanili adalah jumlah vanili yang ditambahkan pada formulasi permen cokelat ‘Jimbarwana’. b. Aspek kondisi proses produksi - Tahap penyangraian roasting Tahap penyangraian yang dimaksud adalah penyangraian biji kakao kering fermentasi yang bertujuan membentuk aroma dan citarasa khas cokelat dari biji kakao dengan perlakuan panas. 68 - Tahap pemastaan pasting Tahap pemastaan yang dimaksud adalah pemastaan nib cokelat yang diperoleh dari pemecahan biji kakao yang telah disangrai. Nib yang semula berbentuk butiran padat kasar dihaluskandihancurkan sehingga menjadi bentuk pasta. Pasta yang dihasilkan mempunyai ukuran butiran lebih halus dan kaya akan lemak cokelat. - Tahap pengempaan pressing Tahap pengempaan yang dimaksud adalah pengempaan pasta cokelat dengan kondisi tertentu sehingga diperoleh lemak cokelat dengan hasil samping bungkil cokelat bungkil cokelat dapat diolah lebih lanjut menjadi cokelat bubuk. Efisiensi pengempaan lemak cokelat tergantung dari kondisi proses seperti suhu pengempaan, tekanan yang digunakan, lama pengempaan, dan ukuran butiran pasta cokelat. - Tahap pencampuran mixing Tahap pencampuran yang dimaksud adalah pencampuran bahan baku dan tambahan yang digunakan dalam formulasi permen cokelat ‘Jimbarwana’. Bahan baku yang digunakan adalah lemak cokelat, pasta cokelat, susu bubuk, dan gula halus. Bahan tambahan yang digunakan adalah emulsifier lesitin dan pencitarasa vanili. Tahap pencampuran ini dilakukan dengan kondisi proses tertentu sehingga diperoleh konsistensi adonan permen cokelat yang homogen. - Tahap penghalusan refining Tahap penghalusan yang dimaksud adalah penghalusan adonan permen cokelat ‘Jimbarwana’ dengan mesin refiner setelah melalui proses percampuran. Tahap penghalusan ini dilakukan dengan kondisi proses tertentu sehingga diperoleh adonan permen cokelat yang lembut, lebih halus, dan homogen. - Tahap konsing conching Tahap konsing yang dimaksud adalah konsing adonan permen cokelat ‘Jimbarwana’ dengan mesin concher setelah melalui proses