Proses pengemasan packing Lini Produksi Permen Cokelat ‘Jimbarwana’

52 merupakan bagian yang layak jual adalah 2683 gram dengan rata-rata bobot tiap permen cokelat adalah 7.10 gram. Data Tabel 17. menunjukkan bagian lain produk permen cokelat ‘Jimbarwana’ yang reject dan sebagai sampel uji. Tabel 16. Pengukuran bobot produk setelah dikemas Tabel 17. Total produk permen cokelat ‘Jimbarwana’ Produk Bobot gram Produk layak jual 2683 Produk reject 427 Produk sebagai sampel uji 20 x 7.10 g 142 Jumlah 3252 Bobot g Frekuensi Σ brutto g Σ kemasan g Σ netto g 52 1 52 16 36 53 54 55 5 275 80 195 56 6 336 96 240 57 9 513 144 369 58 10 580 160 420 59 9 531 144 387 60 9 540 144 396 61 6 366 96 270 62 6 372 96 276 63 2 126 32 94 Σ 63 3691 1008 2683 X 58.59 16.00 42.59 Rata-rata bobot setiap permen 7.10 53 Hasil pengamatan terhadap kesetimbangan massa dari proses tempering, pencetakan, pendinginan, hingga pengemasan menunjukkan bahwa dengan massa input sebesar 3540 gram akan menghasilkan massa output sebesar 3252 gram hanya 2683 gram yang layak jual. Jadi, massa yang hilang selama proses ini process loss adalah 288 gram. Sehingga, persentase rendemen kotor proses ini adalah 91.86 ; dan rendemen bersih hanya memperhitungkan bagian yang layak jual adalah 75.79 . Kehilangan massa diasumsikan terjadi akibat ada bagian adonan yang tertinggal di wadah tempering, sendok, cetakan, dan terbuang ke lingkunganjatuh ke lantai out of machine. Tabel 18 menunjukkan tabulasi data lini persiapan bahan baku pasta cokelat dan lemak cokelat. Data tersebut menunjukkan bahwa persentase rendemen total lini persiapan bahan baku adalah 73.19 . Tabel 19 menunjukkan tabulasi data lini produksi permen cokelat ‘Jimbarwana’. Data tersebut menunjukkan bahwa persentase rendemen total lini produksi permen cokelat ‘Jimbarwana’ adalah 67.08 . 54 Tabel 18. Tabulasi data lini persiapan bahan baku pasta cokelat dan lemak cokelat Kesetimbangan Massa Proses Kondisi Proses Waktu menit m input gram m output gram m loss gram rendemen proses rendemen total Roasting T setting 130 o C T aktual 115-130 o C 50 9400 9000 400 95.74 95.74 Deshelling T biji kakao 36-37 o C T ruang 24-25 o C m input periodik 347 g 3.8gmin m output nib periodik 270g 3.0gmin rataan shellbiji 22.19 70 9000 8600 nib 7000 shell 1600 400 95.55 nib 77.78 91.49 74.47 Cleaning kecepatan pembersihan 77.78 gminorang 30 7000 6985 15 99.78 74.31 Pasting kecepatan input nib 41.72gmin 216 : 163 pertama 53 kedua 6985 6880 105 98.50 73.19 Pressing P gauge 200 bar ± 2900 psi m input maks. 500 gram lemak terekstrak 16.67 seharusnya min. 30.00 Efisiensi alat 55.56 895 6880 6880 bungkil5733 lemak 1147 100.00 73.19 Total kebutuhan waktu 1261 Total loss 1600 920 26.81 55 Tabel 19. Tabulasi data lini produksi permen cokelat ‘Jimbarwana’ Kesetimbangan Massa Proses Kondisi Proses Waktu menit m input gram m output gram m loss gram rendemen proses rendemen total Mixing Pasta cokelat 25 Lemak cokelat 25 Gula halus 27 Susu bubuk fullcream 23 Lesitin 0.3 Vanilli satu bungkus Kecepatan hand-mixer 1-2-3 T proses 24-25 o C 90 4000 4000 100.00 100.00 Refining Lima kali proses 260 4000 3710 290 92.75 92.75 Conching T setting 50 o C T adonan akhir 49 o C Penambahan lesitin dan vanilli pada jam ke-17 t tunggu 10min 1200 3725 12 lesitin 3 vanilli 3540 185 95.03 88.50 Tempering T setting 80 o C T aktual 45-46 o C 10 3540 3540 100.00 88.50 Forming T adonan tempering 46 o C T adonan siap cetak 29-33 o C 180 3540 3540 100.00 88.50 Cooling T kulkas 9 o C 75 3540 3540 100.00 88.50 Packing Kemasan kertas Dimensi kemasan 6 buah permenkemasan Brutto kemasan 52-63 gram 60 3540 3252 layak 2683 288 91.86 75.79 81.30 67.08 Total kebutuhan waktu 1875 Total loss 569 763 33.18

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. IDENTIFIKASI LANGKAH PERBAIKAN MUTU

Perbaikan mutu penting untuk dilakukan karena berkaitan langsung dengan produk yang dipasarkan ke konsumen. Pasar terdiri atas konsumen, dan antara konsumen yang satu dengan yang lai berbeda dalam pembelian dan pengonsumsian. Konsumen dapat berbeda dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap pembelian, dan praktik pembelian. Karena konsumen mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik, setiap konsumen secara potensial merupakan pasar terpisah Kotler dan Armstrong, 1997. Satu segmen yang sama boleh jadi terdapat lebih dari satu harapan konsumen. Meskipun demikian, variasi harapan konsumen dalam satu segmen yang sama tentunya memiliki kecenderungan pada selera yang sama. Oleh karena itu, spesifikasi mutu yang diinginkan konsumen terhadap suatu produk harus tepat teridentifikasi. Hasil identifikasi spesifikasi mutu yang diinginkan konsumen kemudian menjadi dasar bagi produsen dalam pengembangan produk baru new product development ataupun existing product improvement. Kondisi produk permen cokelat ‘Jimbarwana’ saat ini belum terstandarisasi dengan baik karena formulasi yang sesuai dengan selera konsumen belum ditemukan dan Standard Operational Procedure SOP yang tertulis belum ada. Oleh karena itu, diperlukan suatu langkah konkret untuk menerjemahkan bahasa konsumen ke dalam spesifikasi mutu yang dapat diukur secara objektif oleh Koperasi Wanita Srikandi Jimbarwana dalam memperbaiki mutu produk permen cokelat. Metode yang digunakan dalam perbaikan mutu ini adalah metode Quality Function Deployment QFD. 1 . Identifikasi Pasar Identifikasi pasar adalah hal yang hendaknya pertama kali dilakukan sebelum memulai bisnis apapun. Bisnis apapun hendaknya dimulai dari prinsip ”Produce what you can sell, not sell what you can not produce”. Prinsip tersebut menegaskan bahwa sesungguhnya suatu bisnis 57 akan berhasil apabila produk bisnis tersebut adalah sesuatu yang dapat dijual atau sesuatu yang memang dibutuhkan pasar. Bukan sekedar dapat memproduksi sesuatu, kemudian dijual. Karena hal tersebut akan berdampak fatal apabila produk yang dihasilkan bukan merupakan produk yang benar-benar dibutuhkan needs atau diinginkan wants pasar. Berikut adalah hasil diskusi dengan Dinas Deperindagkop dalam mengidentifikasi pasar yang dibidik oleh produk permen cokelat ‘Jimbarwana’. a. Tujuan bisnis Tujuan bisnis yang dijalankan adalah dapat menghasilkan suatu produk permen cokelat khas Jembrana, Bali dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang mampu bersaing dengan produk sejenis di pasar lokal maupun nasional. b. Strategi pemasaran Strategi pemasaran diidentifikasi dengan sistem STP segmenting, targeting, dan positioning. Berikut adalah detail hal tersebut. - Segmentasi pasar segmenting Segmen pasar yang dibidik oleh produk permen cokelat ‘Jimbarwana’ adalah kelas menengah ke bawah dari kalangan anak muda seperti pelajar, mahasiswa, dan kategori young-adult fresh graduate atau fresh employee. Jadi, usia segmen pasar berkisar antara 15 tahun hingga 35 tahun. - Target pasar targeting Target pasar yang dituju untuk tahun-tahun ini adalah segmen pasar yang berada di lokal Kabupaten Jembrana dan umumnya provinsi Bali. Koperasi ditargetkan terus tumbuh hingga pemasaran dapat meluas hingga tingkat nasional. - Tujuan posisi pasar positioning Positioning produk permen cokelat ‘Jimbarwana’ adalah sebagai produk permen cokelat dengan bahan baku biji kakao dari lokal Jembrana, bebas bahan pengawet dan komponen lain yang dapat mengganggu kesehatan, serta dipasarkan dengan harga yang dapat