15 peningkatan  bisnis  dan  akhirnya  dapat  menyerap  tenaga  kerja  lebih  banyak
lagi serta meningkatkan tingkat pengembalian investasi. Kolarik 1995 dalam Suprihatini 2005 juga menekankan pada upaya
peningkatan mutu produk,  yang ditunjukkan melalui peningkatan penampilan produk,  penurunan  biaya,  dan  peningkatan  ketepatan  waktu  penyerahan.
Gasperz 1997 dalam Suprihatini 2005 juga menambahkan perhatian penuh pada  perbaikan  mutu  akan  memberikan  dampak  positif  kepada  perusahaan,
minimal melalui dua cara, yaitu dampak terhadap biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan.
E. METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
Quality  Function  Deployment  QFD  adalah  alat  bantu  perencanaan yang  efektif  dalam  pengembangan  produk  baru  maupun  perbaikan  mutu
produk  yang sudah ada.  Metode ini digunakan dalam menerjemahkan bahasa konsumen  voice  of  costumer  menjadi  aksi  dan  sumber  komitmen  dalam
memenuhi  kebutuhan  konsumen.  QFD  adalah  alat  bantu  yang  secara signifikan  mampu  mengurangi  waktu  yang  dibutuhkan  dalam  pengembangan
produk,  meningkatkan  kepuasan  konsumen,  dan  meningkatkan  daya  saing competitiveness dengan produk lain Jiao zhong, 2008.
Menurut  Wollover  1997  dan  Pyzdek  2001,  QFD  adalah  proses perencanaan  produk  dan  jasa  yang  berbasis  konsumen.  QFD  diawali  dengan
identifikasi  bahasa  konsumen  yang  kemudian  menjadi  basis  dalam menentukan kebutuhan.  Matriks QFD umum dikenali sebagai ‘Rumah Mutu’
House  of  Quality,  yaitu  gambaran  grafis  dari  hasil  perencanaan  proses. Matrik  ini  merupakan  matrik  hubungan  kebutuhan  pelanggan  dan  kebutuhan
teknis  dari  pihak  perusahaan  Suprihatini,  2005.  Tahapan  penggunaan  QFD menurut Suprihatini 2005 adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi  kemauan  pelanggan.  Dalam  hal  ini  pelanggan  ditanya
mengenai sifat yang diinginkan dari suatu produk. 2.
Mempelajari  ketentuan  teknis  dalam  menghasilkan  produk  antara  lain diagram  alir  proses,  faktor-faktor  pengolahan  yang  mempengaruhi  mutu
produk,  dan  keterkaitan  antara  setiap  atribut  mutu  dengan  setiap  tahap
16 pengolahan.  Hal  ini  didasarkan  pada  data  yang  tersedia,  aktivitas  dan
sarana  yang  digunakan  untuk  menghasilkan  produk,  dalam  rangka menentukan kualitas pemenuhan kebutuhan pelanggan.
3. Menghubungkan  antara  keinginan  pelanggan  dengan  ketentuan  teknis.
Hubungan  tersebut  dapat  sifatnya  kuat,  sedang,  atau  lemah.  Setiap  aspek dari  konsumen  diberi  bobot,  untuk  membedakan  pengaruhnya  terhadap
kualitas produk. 4.
Membandingkan  kinerja.  Tahap  ini  membandingkan  kinerja  perusahaan dengan pesaing.
5. Mengevaluasi  pelanggan  untuk  membandingkan  pendapat  pelanggan
tentang  kualitas  produk  yang  dihasilkan  oleh  perusahaan  dengan  produk pesaing.
6. Menentukan  keterkaitan  pengaruh  antara  aktivitas  dalam  proses  atau
sarana yang satu dengan yang lainnya.
Menurut  Sullivan  1986  dalam  Ginn  dan  Zairi  2005  menyatakan bahwa  ada  enam  istilah  penting  yang  berhubungan  dengan  QFD.  Pertama,
Quality Function Deployment, yaitu keseluruhan konsep yang menerjemahkan kebutuhan  pelanggan  menjadi  kebutuhan  teknis  pada  setiap  tahap  dalam
pengembangan  produk  dan  produksi.  Kedua,  Voice  of  Customer,  yaitu kebutuhan  pelanggan  yang  diekspresikan  dalam  bahasa  dan  istilah  tertentu.
Ketiga,  Counterpart  Characteristics,  yaitu  bahasa  pelanggan  yang diekspresikan  dalam  bahasa  teknis  tertentu.  Keempat,  Product  Quality
Deployment,  yaitu  aktivitas  yang  dibutuhkan  untuk  menerjemahkan  bahasa pelanggan  ke  dalam  kebutuhan  teknis.  Kelima,  Deployment  of  the  Quality
Function,  yaitu  aktivitas  yang  dibutuhkan  untuk  memastikan  mutu  yang diinginkan  pelanggan  terpenuhi.  Keenam,  Quality  Tables,  yaitu  seri  matriks
yang  digunakan  untuk  menerjemahkan  bahasa  pelanggan  ke  dalam karakteristik produk akhir.