33 6.
Pencitarasa vanili Pencitarasa  vanili  merupakan  bahan  tambahan  pangan  yang  digunakan
sebagai perasapeningkat rasa pada suatu produk  pangan. Pencitasa vanili yang digunakan dalam formulasi ini berbentuk bubuk berwarna putih.
C. PROSES PRODUKSI
Pengamatan  proses  produksi  dilakukan  dengan  mengamati  jalannya proses  produksi  dari  awal  penyangraian  biji  kakao  hingga  hingga  akhir
pengemasan permen  cokelat ‘Jimbarwana’. Pengamatan proses produksi ini dirancang untuk memperoleh data mengenai variabel parameter tertentu  yang
terkait  dengan  proses  tertentu  misalnya  suhu  yang  digunakan  selama  proses tempering,  dan  sebagainya.  Dengan  data  ini  dapat  dipelajari  standarisasi
proses, waktu proses process timeline, standarisasi produk, dan biaya proses produksi.
Selain  itu,  pengamatan  proses  produksi  ini  dirancang  untuk mempelajari  kesetimbangan  massa  mass  balance  yanng  terjadi  selama
proses  produksi  permen  cokelat  ‘Jimbarwana’.  Dengan  data  ini  dapat dipelajari  kesetimbangan  massa  input  dan  output  masing-masing  proses,
besarnya prosess loss besarnya massa  yang hilang selama proses, dan biaya bahan baku produksi. Selain itu, dengan data ini dapat disusun target produksi
yang  ingin  dicapai  dengan  memperhatikan  waktu  proses  dan  kesetimbangan massa.  Pengamatan  proses  produksi  ini  kemudian  akan  digunakan  sebagai
dasar perbaikan mutu permen cokelat ‘Jimbarwana’. Proses produksi permen cokelat ‘Jimbarwana’ yang diamati mencakup
dua  lini  besar,  yaitu  lini  persiapan  bahan  dan  lini  produksi  permen  cokelat ‘Jimbarwana’.  Lini  persiapan  bahan  baku  adalah  lini  untuk  mempersiapkan
seluruh  bahan  baku  yang  diperlukan  untuk  produksi  permen  cokelat ‘Jimbarwana’. Bahan baku permen cokelat ‘Jimbarwana’ adalah pasta cokelat,
lemak  cokelat,  gula  halus,  susu  bubuk  fullcream,  lesitin  dan  vanilli.  Lini persiapan bahan baku ini meliputi proses penyangraian biji kakao, pemecahan
nib dan pemisahan kulit, pembersihan nib dari kulit yang terbawa, pemastaan nib kakao, pengempaan pasta cokelat untuk memperoleh lemak cokelat. Selain
34 itu, pada lini persiapan bahan baku ini dilakukan proses tambahan yaitu proses
pengayakan  gula  halus  dan  susu  bubuk  fullcream  apabila  ketersediaan  bahan baku tersebut bukan dalam kategori fine sangat halus.
Lini  produksi  permen  cokelat  ‘Jimbarwana’  mencakup  proses pencampuran  pasta  cokelat,  lemak  cokelat,  gula  halus,  dan  susu  bubuk
fullcream,  penghalusan  adonan,  konsing  adonan,  tempering  adonan, pencetakan  adonan,  pendinginan,  dan  pengemasan  packing.  Hasil
pengamatan proses produksi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Lini Persiapan Bahan Baku
a. Proses penyangraian biji kakao roasting
Proses  penyangraian  biji  kakao  merupakan  proses  yang pertama  kali  dilakukan  dalam  mempersiapkan  bahan  baku  cokelat
yang dibutuhkan untuk produksi permen cokelat ‘Jimbarwana’. Proses ini  dilakukan  untuk  membentuk  aroma  dan  citarasa  khas  cokelat  dari
biji kakao dengan perlakuan panas, memperoleh kadar air  yang sesuai dengan yang disyaratkan maksimal 7 .
Mesin  penyangrai  mempunyai  kecepatan  putar  20  rpm  ke  kiri dengan  bahan  bakar  minyak  tanah.  Mesin  ini  mempunyai  3  burner
yang  terletak  di  bawah  disusun  secara  berjajar.  Untuk  ke  proses selanjutnya,  biji  kakao  yang  telah  disangrai  didinginkan  terlebih
dahulu  dengan  mengaduknya  secara  manual  dengan  sendok  kayu. Proses  pendinginan  dilakukan  sampai  biji  kakao  bersuhu  hangat-
hangat kuku sekitar 36-37
o
C. Suhu  proses  yang  digunakan  adalah  130
o
C  T
setting
.  Namun, pada  kenyataannya  selama  proses  berlangsung  suhu  yang  terbaca
berfluktuasi  antara  115
o
C  hingga  130
o
C.  Karena  tidak  tersedia  alat untuk  pengukuran  kadar  air,  titik  akhir  proses  diketahui  dengan
memecahkan  sampel  biji  kakao  yang  disangrai    secara  manual.  Jika kondisi  sampel  biji  kakao  mudah  untuk  dipecahkan  kulit  dan  nibnya
dengan  jari  cracking,  maka  proses  penyangraian  dianggap  sudah mencukupi.  Tabel  3  menunjukkan  hasil  pengamatan  proses