PRODUK COKELAT DAN PENGOLAHANNYA
                                                                                13 Chocolate chip berbentuk bulat krucut, biasanya ditambahkan pada pembuatan
cookies,  sedangkan  chocolate  stick  biasa  dipergunakan  sebagai  pengisi  pada pembuatan roti manis Trianawati, 1996.
Badan  Standarisasi  Nasional  1996  mendefinisikan  bahwa  cokelat susu  adalah  produk  makanan  yang  diperoleh  dari  salah  satu  atau  campuran
dari  kakao  nib,  kakao  massa,  kakao  bubuk  termasuk  kakao  bubuk  yang dikurangi  lemaknya  dengan  atau  tanpa  penambahan  lemak  cokelat,  padatan
susu  bahan  makanan  lain  dan  bahan  tambahan  makanan  yang  diizinkan. Kategori  makanan  yang  termasuk  dalam  cokelat  susu  adalah  cokelat  susu
milk  chocolate  yaitu  cokelat  dengan  penambahan  gula  dan  padatan  susu, cokelat kaya susu milk chocolate with high milk content yaitu cokelat dengan
penambahan  gula  dan  padatan  susu,  cokelat  susu  skim  skimmed  milk chocolate yaitu cokelat dengan penambahan gula dan susu skim, dan cokelat
krim  cream  chocolate  yaitu  cokelat  dengan  penambahan  gula,  krim,  dan padatan susu.
Menurut Minifie 1999, bahan-bahan  yang dapat dipergunakan untuk membuat  produk  cokelat  pada  umumnya  hampir  sama  dan  perbedaan  bahan
yang  digunakan  tergantung  dari  jenis  produknya.  Bahan-bahan  yang  penting dalam pembuatan cokelat yaitu cocoa powder, gula halus, cocoa butter, susu,
lesitin, flavor, dan antioksidan. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi syarat  tertentu  mutu  baik  agar  cokelat  yang  dihasilkan  juga  baik  mutunya.
Gula  halus  yang  digunakan  harus  mempunyai  mutu  yang  tinggi  yaitu  kering, bebas  gula  invert,  mempunyai  kemanisan  yang  baik,  dan  berwarna  putih  bila
ingin  digunakan  untuk  produksi  white  chocolate.  Adanya  air  dan  gula  invert akan  menyebabkan  masalah  saat  proses  penghalusan  dan  conching.  Fungsi
lesitin ditambahkan pada pembuatan cokelat yaitu menurunkan kekentalan dan dengan  penambahan  lesitin  akan  mengurangi  jumlah  cocoa  butter  yang
digunakan  dalam  resep  atau  formulasi  Minifie,  1999.  Untuk  memperoleh kondisi  tekstur,  flavor,  dan  kristalisasi  lemak  cokelat  yang  baik,  diperlukan
proses  pengolahan  dasar  yaitu  pencampuran  bahan-bahan  padatan, penghalusan, konsing, tempering, dan pendinginan Rousseau, 2006.
14 Ada  tiga  tahap  dasar  perlakuan  dalam  pengolahan  cokelat  yang
menggunakan  bahan  cocoa  powder,  susu  bubuk,  dan  bahan-bahan  lainnya, yaitu  pencampuran,  penghalusan,  dan  conching.  Pencampuran  yaitu  suatu
proses  mencampurkan  semua  bahan  sehingga  terbentuk  campuran  yang merata.  Proses  penghalusan  adalah  proses  untuk  menghancurkan  partikel-
partikel  bahan  sehingga  diperoleh  tekstur  halus  pada  cokelat.  Sedangkan conching  merupakan  proses  pencampuran  terakhir  untuk  memperoleh  flavor
dan  rasa  yang  diinginkan  dari  cokelat  Minifie,  1999.  Selama  proses conching,  air  dan  senyawa  penyebab  citarasa  yang  tidak  diinginkan  terutama
citarasa  asam  akan  menguap.  Selain  itu,  selama  proses  conching  partikel cokelat,  gula,  dan  susu  akan  terikat  dan  terselimuti  dengan  baik  oleh  lapisan
lemak sampai memberikan sensasi halus di mulut Mulato et al., 2005. Menurut  Wollgast  dan  Anklam  2000,  konsing  merupakan  proses
penting  dalam  produksi  makanan  cokelat  karena  berperan  dalam mengembangkan  tektur  dan  flavor  produk  akhir.  Fungsi  konsing  antara  lain
mengurangi  kelembapan  adonan,  menghilangkan  substansi  volatil,  dan mendistribusikan  lemak  sehingga  partikel  dapat  terdispersi  seluruhnya  pada
fase lemak. Umumnya kondisi proses konsing  yang digunakan untuk permen cokelat  susu  adalah  60
o
C  selama  16-24  jam  dan  untuk  permen  cokelat  murni dark  chocolate  umumnya  menggunakan  suhu  lebih  tinggi  yaitu  70-82
o
C. Menurut Lange dan Fincke 1970 dalam Wollgast dan Anklam 2000, pasta
cokelat  sebelum  dicetak  didinginkan  terlebih  dahulu  hingga  10
o
C  kemudian dipanaskan ulang hingga 29-31
o
C untuk memperoleh kristalisasi yang baik.
                