45 Hipotesis  sementara,  menjadi  berpasirnya  adonan  output  konsing
adalah  akibat  fluktuasi  suhu  dan  pengaruh  roda  mesin  konsing  yang tidak berputar.
d. Proses tempering adonan tempering
Proses  tempering  merupakan  proses  lanjutan  dari  proses konsing.  Proses  tempering  bertujuan  menstabilkan  kristal  lemak
cokelat  dengan  cara  mengkondisikan  adonan  pada  suhu  dan  waktu yang sesuai. Lemak cokelat mempunyai sifat khusus, yaitu penyusutan
volume  kontraksi  pada  saat  didinginkan  sehingga  padatan  lemak yang  dihasilkan  saat  kompak  dan  mempunyai  penampilan  fisik  yang
menarik.  Sifat  ini  sangat  penting  pada  proses  pembuatan  makanan cokelat.  Gradien  suhu  dan  waktu  pendinginan  saat  berpengaruh
terhadap  pembentukan  kristal  padatan  lemaknya.  Mekanisme pendinginan yang kurang tepat menyebabkan warna permukaan lemak
cokelat berubah kurang menarik. Permukaan adonan cokelat ditumbuhi bintik  kecil-kecil  terkesan  seperti  terserang  jamur,  padahal  bintik-
bintik  tersebut  adalah  kristal  lemak  atau  gula  yang  terdifusi  ke permukaan adonan blooming Mulato et al., 2005.
Perbedaan  kandungan  gliserida  di  dalam  lemak  cokelat  juga berpengaruh  pada  proses  kristalisasi  sehingga  lemak  yang  terbentuk
mempunyai  sifat  polimorphis.  Komponen  utama  kristal  lemak  terdiri atas  bentuk
γ ,
α ,  dan
β .  Masing-masing  mempunyai  sifat  berbeda
dalam  hal  mekanisme  pembentukan  kristalnya.  Bentuk γ
mempunyai sifat  sangat  tidak  stabil  dan  mempunyai  suhu  leleh  17
o
C.  Bentuk α
berasal  dari  transformasi  bentuk γ
dan  mempunyai  suhu  leleh  antara 21-24
o
C.  Sedangkan  bentuk β
berasal  dari  transformasi  bentuk α
dan mempunyai  sifat  sangat  stabil  dengan  suhu  leleh  antara  34-35
o
C. Untuk  mendapatkan  adoanan  dengan  lemak  kristal  yang  stabil,  ruang
tempering dimana
adonan cokelat
disimpan harus
mampu mempertahankan suhu seperti disyaratkan Mulato et al., 2005.
46 Gambar 13 menunjukkan kurva suhu tempering adonan permen
cokelat  dan  siap  cetak.  Pada  tahap  awal  ruang  tempering  dipanaskan secara  perlahan  sehingga  suhu  adonan  cokelat  meningkat  dari  suhu
33
o
C  menjadi  48
o
C  selama  lebih  kurang  10-12  menit.  Pada  tahap  ini, seluruh kristal lemak di dalam adonan diharapkan mencair. Setelah itu
diikuti  proses  pendinginan  awal,  suhu  adonan  diturunkan  secara perlahan  dari  48
o
C  menjadi  33
o
C.  Pada  tahap  ini  kristal  lemak  belum terbentuk  sehingga  suhu  adonan  perlu  diturunkan  lanjut  sampai  26
o
C. Adonan  perlu  dipanaskan  ulang  sampai  suhu  33
o
C  saat  adonan  akan dituang  ke  cetakan  dengan  bentuk  beraneka  ragam  Mulato  et  al.,
2005.
Gambar 13. Kurva suhu  tempering  adonan permen cokelat Mulato et al., 2005
Sebelum  dilakukan  proses  tempering  pada  adonan  permen cokelat, telah dilakukan pengukuran suhu aktual yang terbaca di dalam
mesin  tempering  T
aktual
dengan  suhu  setting  T
setting
berbeda.  Tabel 10  menunjukkan  hasil  pengamatan  akurasi  suhu  tempering  beda  dek
pada 19 Maret 2008. Data tersebut menunjukkan fakta bahwa semakin ke atas posisi dek, T
aktual
akan semakin berbeda jauh dengan Tsetting. Hal ini dapat dijelaskan dari posisi lubang udara panas yang terletak di