PEMASARAN EVALUASI UMUM KOPERASI

7 Tabel 1. Hasil evaluasi umum Koperasi Srikandi Jimbarwana berdasarkan hasil FGD dengan tim produksi koperasi tersebut No. Identifikasi Masalah Alternatif Solusi 1. Pengadaan bahan baku a. Bahan baku sulit dicari sehingga menghambat produksi b. Kebutuhan produksi sulit ditentukan c. Jumlah stok untuk penggudangan sulit ditentukan Bahan baku dicari langsung ke subak; bekerja sama dengan perusahaan tertentu yang mampu menyediakan bahan baku secara berkesinambungan Pemasaran diperkuat Tren data penjualan dianalisis, kemudian ditentukan rata-rata penjualan per bulan 2. Produksi a. Bahan baku tidak sesuai spesifikasi yang dibutuhkan misalnya gula halus bukan kategori fine b. Mesin tidak dapat difungsikan sebagaimana semestinya misalnya roda conching tidak berputar, suhu tempering tidak akurat c. Standar sanitasi produksi belum diidentifikasi misalnya banyak terdapat lalat, sarung tangan tidak Pencarian bahan baku dilakukan ke supplier lain; alternatif proses perlu dianalisis lebih lanjut; perlu disusun Standard Operational Procedure SOP atau prosedur operasi standar pembelian bahan baku Digunakan jasa teknisi; digunakan jaminan garansi; dan dilakukan alternatif proses Sumber kontaminasi yang berpotensi menurunkan mutu produk dianalisis, kemudian disusun standar sanitasi produksi 8 digunakan, terdapat jamur pada alat d. Alat yang dibutuhkan tidak tersedia misalnya alat ukur kadar air, timbangan digital skala gram Sanitation SOP dan diterapkan Pembelian peralatan yang dibutuhkan 3. Produk a. Formula produk yang diinginkan pasar belum ditemukan b. Belum jelas umur simpan produk selama ini masih digunakan rekomendasi puslit Jember c. Produk masih belum terstandarisasi misalnya ukuran dan kondisi lain tidak seragam d. Kemasan kurang melindungi produk dari kontaminasi misalnya terjadi kontak udara yang mengakibatkan tumbuh jamur e. Standar label kemasan belum terpenuhi MD, halal, BPOM, dan sebagainya Dilakukan analisis konsumen, benchmarking, dan reformulasi Perlu dilakukan uji umur simpan secara sederhana Perlu disusun SOP, IK Instruksi Kerja, dan manual mutu Kemasan diganti dengan yang lebih memenuhi standar sanitasi Perlu dilakukan pengurusan ijin yang berkaitan tersebut 4. Pemasaran a. Visi dan misi bisnis belum jelas akibatnya bisnis tidak mempunyai target Visi dan misi bisnis koperasi yang bersangkutan perlu ditentukan sedini mungkin 9 b. Riset pasar belum dilakukan sehingga segmen dan target pasar belum diidentifikasi c. Tujuan posisi pasar produk belum jelas d. Kemasan produk kurang eye-catching kurang menarik Perlu dilakukan riset pasar secara sederhana Tujuan posisi pasar produk ditentukan Kemasan diganti dengan yang lebih menarik perhatian konsumen 5. Sumber Daya Manusia a. Belum terdapat pembagian kerja yang jelas akibatnya kerja serabutan b. Kurang mendapat pelatihan manajemen produksi c. Belum terdapat target produksi akibatnya banyak waktu pegawai menganggur Disusun pembagian kerja, kemudian dilakukan penjelasan, dilakukan kontrol dan evaluasi Dilakukan pelatihan Disusun target produksi, manajemen produksi proses dan SDM misalnya dengan teori antrian

III. TINJAUAN PUSTAKA A.

SEJARAH SINGKAT TANAMAN COKELAT Pohon kakao Theobroma cacao merupakan tanaman yang asli berasal dari hutan tropis Amazon dengan rata-rata kondisi cuaca hangat dan memiliki kelembapan tinggi. Pohon kakao merupakan tanaman yang hanya dapat ditanam dengan kondisi altitud, latitud, dan kelembapan tertentu. Wood 1985 dalam Minifie 1999 menyatakan bahwa 75 persen pohon kakao di dunia ditanam di antara 18 o Lintang Utara dan 18 o Lintang Selatan. Suhu pertumbuhan yang optimum bagi tanaman kakao adalah 18 o – 32 o C. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kakao adalah berkisar antara 1500 hingga 2000 mm per tahun. Kondisi ini akan menghasilkan kondisi kelembapan 70 hingga 80 persen di sepanjang hari. Pohon kakao umumnya tumbuh di altitud yang rendah yaitu di kurang dari 3000 kaki di atas permukaan laut. Dan tinggi pohon kakao dapat mencapai 20 hingga 30 kaki Minifie, 1999. Kakao mempunyai tiga varietas yang membedakan karakteristiknya, yaitu criollo, forastero, dan trinitario. Menurut Minifie 1999, varietas Criollo merupakan jenis tanaman kakao yang menghasilkan biji cokelat yang mutunya sangat baik dan dikenal sebagai cokelat mulia, fine flavour cocoa, choiced cocoa, dan edel cocoa. Buahnya berwarna merah atau hijau, kulit buahnya tipis berbintil-bintil kasar dan lunak, dan biji buahnya berbentuk bulat telur dan berukuran besar dengan kotiledon berwarna putih pada waktu basah. Jumlahnya ± 7 dari produksi kakao dunia, merupakan varietas yang dihasilkan di Ekuador, Venezuela, Trinidad, Grenada, Jamaika, Srilanka, Indonesia, dan Samoa. Varietas Forastero merupakan jenis tanaman kakao yang menghasilkan biji cokelat yang mutunya sedang atau bulk cocoa, atau dikenal juga sebagai ordinary cocoa. Buahnya berwarna hijau, kulitnya tebal dan biji buahnya tipis atau gepeng dan kotiledon berwarna ungu pada waktu basah. Jumlahnya ± 93 dari produksi kakao dunia, merupakan jenis bulk yang dihasilkan dari Afrika Barat Pantai Ivory, Ghana, Nigeria, Kamerun, Brazil dan Dominika Minifie, 1999. 11 Varietas Trinitario merupakan hibrida dari varietas Criollo dengan varietas Forastero secara alami, sehingga kakao jenis ini sangat heterogen. Varietas Trinitario menghasilkan biji yang termasuk fine flavour cocoa dan ada yang termasuk bulk cocoa. Buahnya berwarna hijau atau merah dan bentuknya bermacam-macam. Biji buahnya juga bermacam-macam dengan kotiledon berwarna ungu muda sampai ungu tua pada waktu basah. Varietas ini ditemukan di Ekuador, Trinidad, Kostarika, dan Meksiko. Minifie, 1999. Gambar 1 menunjukkan buah kakao yang ada di Indonesia dan bagian- bagiannya. Bagian dari buah kakao yang dimanfaatkan sebagai makanan adalah biji kakaonya, yang sewaktu dipetik masih mengandung plasenta lapisan putih. Plasenta ini nantinya menjadi media pertumbuhan mikroba pada proses fermentasi. Setelah proses fermentasi dan pengeringan, dilakukan proses pemecahan kulit dan diperoleh nib. Nib inilah yang menjadi bahan baku utama industri makanan cokelat. Gambar 1. Bagian-bagian buah kakao: buah kakao di Indonesia a, bagian dalam buah kakao b, biji kakao setelah proses fermentasi dan pengeringan c, dan nib hasil pemecahan kulit d. a b c d