62 Peneliti menggunakan bantuan komputer program SPSS 17 for windows dengan
rumus korelasi oleh Pearson. Uji coba instrumen dilakukan pada hari Senin, 6 Februari 2017 di kelas V
SD Muhammadiyah Ngijon 1 dengan jumlah peserta tes sebanyak 45 siswa. Pemilihan siswa SD Muhammadiyah Ngijon 1 sebagai peserta tes uji coba
instrumen dikarenakan SD Muhammadiyah Ngijon 1 mempunyai akreditasi dan status sekolah yang sama dengan SD Muhammadiyah Gamplong. Dari 50 butir
soal yang diujikan, diperoleh sebanyak 39 butir soal yang valid. Angka korelasi tiap-tiap butir sebagai hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel pada taraf
signifikasi 5 dan N=45. Butir atau item dikatakan valid jika rXY ≥ r tabel.
Berdasarkan tabel, diketahui bahwa angka korelasi adalah 0,294. Jadi apabila koefisien korelasi dari suatu butir kurang dari 0,294 dapat dikatakan
bahwa butiritem tersebut gugur dan sebaliknya apabila koefisien korelasi suatu item tersebut lebih besar atau sama dengan 0, 294 maka item tersebut valid.
Dari hasil penghitungan dengan bantuan komputer, dari 50 butir soal yang telah dibuat, terdapat 11 soal yang gugur. Soal tersebut bernomor 9, 17, 18, 21,
25, 26, 28, 34, 40, 47, dan 48. Dalam pelaksanaan eksperimen, butir soal yang gugur tersebut tidak digunakan, sehingga soal yang digunakan dalam penelitian
ini sebanyak 39 butir.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Sukmadinata 2015: 229 reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Setelah tiap item diuji validitasnya,
kemudian dilakukan uji reliabilitas. Suatu instrumen penelitian dikatakan
63 mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil
yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur Sukardi, 2011: 127. Dalam penelitian ini digunakan rumus alpha cronbach untuk mengetahui
besarnya koefisien reliabilitas dengan bantuan komputer program SPSS 17 for windows dan diperoleh koefisien alpha sebesar 0,891. Berikut tabel koefisien
reliabilitas menurut Arikunto 2006: 276. Tabel 10. Koefisien Reliabilitas
Rentang Kategori
0,800 – 1,00
Tinggi 0,600
– 0,800 Cukup
0,400 – 0,600
Agak rendah 0,200
– 0,400 Rendah
0,00 – 0,200
Sangat rendah
Berdasarkan tabel di atas, koefisien alpha yang diperoleh berada pada tingkat tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat
digunakan untuk pengambilan data penelitian.
c. Tingkat Kesukaran Butir
Tingkat kesukaran merupakan kemampuan siswa dalam menjawab soal dengan benar. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau
kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru pembuat soal Sudjana, 2005: 135. Berikut cara melakukan analisis untuk menentukan
tingkat kesukaran soal menurut Nana Sudjana 2005: 137. I =
� �
64 Keterangan:
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
� = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal � = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan
Tingkat kesukaran difficulty index atau bisa disingkat dengan TK mempunyai kriteria indeks kesulitan soal. Menurut Nana Sudjana 2005: 137
kriteria indeks kesulitan soal tersebut sebagai berikut. Tabel 11. Kriteria Indeks Kesulitan Soal
Rentang Tingkat Kesukaran Kategori
0 - 0,30 Soal kategori sukar
0,31 - 0,70 Soal kategori sedang
0,71 - 1,00 Soal kategori mudah
Berdasarkan kriteria indeks kesukaran soal, maka diperoleh 34 soal dengan kategori sedang dan 5 soal dengan kategori sukar.
d. Daya Beda