11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian tentang Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Wisudawati 2014:48 model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal yang sama juga dijelaskan oleh Trianto 2015: 51 bahwa model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Menurut
Soekamto Shoimin, 2016:23 model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, model pembelajaran merupakan
kerangka konseptual yang digunakan oleh guru sebagai pedoman yang melukiskan prosedur sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat
banyak model pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru sebagai perencana
pembelajaran. Semua tergantung situasi dan kondisinya Shoimin, 2016: 24. B.
Model-model Pembelajaran 1.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning
Menurut Duch Shoimin, 2016:130 Problem Based Learning PBL merupakan model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata
12 sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan
memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. Wisudawati 2014:88 berpendapat bahwa PBL digunakan untuk mendukung pola berpikir tingkat tinggi
HOT atau higher-order thinking dalam situasi yang berorientasi masalah, termasuk belajar “how to learn”.
Peran guru dalam model pembelajaran PBL adalah mengajukan masalah, memberikan pertanyaan dan memfasilitasi untuk penyelidikan dan dialog
Wisudawati, 2014:88. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, model pembelajaran PBL merupakan model pembelajaran dengan bercirikan adanya
permasalahan yang nyata dan digunakan untuk mendukung pola berpikir tingkat tinggi.
Berikut sintaks atau langkah-langkah pembelajaran dalam PBL menurut Arends Wisudawati, 2014:91:
a. Fase 1: memberikan orientasi suatu masalah pada peserta didik orient student to the problem
b. Fase 2: mengorganisasi peserta didik untuk meneliti organize student for study
c. Fase 3: mendampingi dalam penyelidikan sendiri maupun kelompok assist independent and group investigation
d. Fase 4: mengembangkan dan mempresentasi hasil develop and present article and exhibits
e. Fase 5: analisis dan evaluasi dari proses pemecahan masalah analyze and evaluate the problem-solving process.
Sedangkan langkah langkah pembelajaran PBL menurut Shoimin adalah sebagai berikut:
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. b. Guru membantu siswa dalam mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah.
13 c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai.
d. Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu dalam berbagai tugas dengan temannya.
e. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka serta proses-proses yang mereka gunakan.
Berdasrkan langkah-langkah model pembelajaran tersebut, inti dari sintaks PBL adalah penjelasan tujuan pembelajaran, pemberian suatu masalah kepada
siswa, pengumpulan informasi yang berkaitan dengan masalah, mempresentasikan hasil, serta mengevaluasi pemecahan masalah. Selanjutnya, berikut kelebihan dan
kekurangan model pembelajaran PBL menurut Shoimin 2016:132: Kelebihan
Kekurangan Siswa
didorong untuk
memiliki kemampuan
memecahkan masalah
dalam situasi nyata PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap
materi pelajaran, ada bagian guru berperan
aktif dalam
menyajikan materi.
PBL lebih
cocok untuk
pembelajaran yang
menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya
dengan pemecahan masalah. Membangun pengetahuannya sendiri
melalui aktivitas belajar Pembelajaran berfokus pada masalah
Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok
Siswa terbiasa menggunakan sumber- sumber pengetahuan
Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi
akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.
Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri
Siswa memiliki kemampuan melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan
diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka
Kesulitan belajar individu dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk
peer teaching
14
2. Model Pembelajaran Inkuiri