32 menyangkut ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Penelitian ini menggunakan
semua ranah dalam hasil belajar, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor, tetapi untuk ranah kognitif menggunakan proses kognitif menurut Anderson dan
Krathwohl, yang meliputi mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, serta mencipta.
2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Menurut Wina Sanjaya 2010: 15-20 terdapat beberapa faktor yang memengaruhhi hasil belajar. Faktor tersebut adalah faktor guru, siswa, sarana dan
prasarana, serta faktor lingkungan. a. Faktor guru
Guru merupakan komponen yang menentukan, karena guru merupakan orang yang berhadapan langsung dengan siswa. Guru berperan sebagai perencana
planer atau desainer designer pembelajaran, sebagai implementator dan atau mungkin keduanya.
b. Faktor siswa Siswa merupakan organisme yang unik. Setiap siswa berkembang sesuai
dengan tahap
perkembangannya. Faktor
yang mempengaruhi
proses pembelajaran dilihat dari aspek latar belakang siswa pupil formative
experiences dan faktor sifat yang dimiliki siswa pupil properties. c. Faktor sarana dan prasarana
Sarana merupakan segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran suatu proses pembelajaran, sedangkan prasarana adalah
segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses
33 pembelajaran. Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen penting
yang dapat memengaruhi proses pembelajaran, karena kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru selama proses pembelajaran.
d. Faktor lingkungan Faktor lingkungan yang memengaruhi proses pembelajaran siswa ada dua,
yakni faktor organisasi kelas, seperti jumlah siswa dalam satu kelas, dan faktor iklim sosial psikologis, yaitu keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat
dalam proses pembelajaran.
3. Hasil Belajar Sains IPA di SD
Hasil belajar Sains di SD adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa dalam bidang sains sebagai hasil mengikuti proses
pembelajaran sains Patta Bundu, 2006: 19. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa hasil belajar bukan hanya ranah kognitif saja, melainkan
ranah afektif dan psikomotor. Menurut Patta Bundu 2006: 18 hasil belajar sains dikelompokkan berdasarkan hakikat sains itu sendiri, yaitu sebagai produk dan
proses. Menurutnya, dari segi produk, siswa diharapkan dapat memahami konsep- konsep sains dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari; sedangkan dari
segi proses, siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk
menjelaskan dan memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari- hari.
Menurut Patta Bundu 2006: 19 penguasaan sikap ilmiah atau sikap sains merujuk pada sejauh mana siswa mengalami perubahan dalam sikap dan sistem
34 nilai dalam proses keilmuan. Pengukuran dalam sikap ilmiah di SD dapat
dikelompokkan sebagai dimensi kemudian dijabarkan dalam indikator-indikator. Berikut dimensi sikap menurut Harlen Patta Bundu, 2006: 141.
Tabel 1. Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah
Dimensi Indikator
Sikap ingin tahu Antusias mencari jawaban.
Perhatian pada objek yang diamati. Antusias pada proses sains.
Menyatakan setiap langkah kegiatan.
Sikap respek terhadap datafakta
Objektifjujur. Tidak memanipulasi data.
Tidak purbasangka. Mengambil keputusan sesuai fakta.
Tidak mencampur fakta dengan pendapat.
Sikap berpikir kritis Meragukan temuan teman.
Menanyakan setiap perubahanhal baru. Mengulangi kegiatan yang dilakukan.
Tidak mengabaikan data meskipun kecil.
Sikap penemuan dan kreativitas
Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi. Menunjukkan laporan berbeda dengan teman kelas.
Merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta. Menggunakan alat tidak seperti biasanya
Menyarankan percobaan-percobaan baru. Menguraikan konklusi baru hasil pengamatan.
Sikap berpikiran terbuka dan kerjasama
Menghargai pendapattemuan orang lain. Mau merubah pendapat jika data kurang.
Menerima saran dari teman. Tidak merasa selalu benar.
Menganggap setiap kesimpulan adalah tentatif. Berpartisipasi aktif dalam kelompok.
Sikap ketekunan Melanjutkan meneliti ses
udah “kebaruannya” hilang. Mengulangi
percobaan meskipun
berakibat kegagalan.
Melengkapi satu kegiatan meskipun teman kelasnya selesai lebih awal.
Sikap peka terhadap lingkungan sekitar
Perhatian terhadap peristiwa sekitar. Partisipasi pada kegiatan sosial.
Menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Dalam penelitian ini dimensi sikap ilmiah yang diambil adalah pada dimensi sikap ingin tahu, sikap berpikiran terbuka dan kerja sama, serta sikap ketekunan.
35 Peneliti memfokuskan pada ketiga dimensi sikap tersebut karena sesuai dengan
kerangka rancangan belajar TANDUR. Tahap Tumbuhkan, siswa akan diajak oleh guru untuk mengetahui apa manfaatnya bagiku AMBAK, sehingga
memunculkan rasa ingin tahu. Pada tahap Alami, siswa diberikan tugas secara berkelompok oleh guru. Dalam berkelompok, dibutuhkan sikap kerjasama
antarsiswa dan pikiran yang terbuka sehingga tugas yang diberikan guru dapat terselesaikan. Pengerjaan tugas juga membutuhkan ketekunan dari tiap siswa,
sehingga sikap ketekunan dari semua siswa dapat terlihat. Selain sikap ilmiah, proses ketika pembelajaran berlangsung juga sangat
penting. Penguasaan proses ilmiah mengacu pada sejauh mana siswa mengalami perubahan dalam kemampuan proses keilmuan yang terdiri atas keterampilan
proses sains dasar dan keterampilan proses sains terintegrasi Patta Bundu, 2006: 19. Untuk tingkat pendidikan sekolah dasar, kemampuan proses keilmuan
difokuskan pada keterampilan proses dasar sains basic science process skills. Berikut akan disajikan tabel keterampilan proses sains SD dan indikatornya Patta
Bundu, 2006: 63.
36 Tabel 2. Keterampilan Proses
–SD dan Indikatornya
Berdasarkan tabel di atas, keterampilan proses yang diambil dalam penelitian ini adalah keterampilan proses observasi, interpretasi, menggunakan
alat, eksperimen, komunikasi, dan mengajukan pertanyaan. Hal tersebut karena disesuaikan dengan materi yang dipilih dalam penelitian ini, yaitu materi Cahaya
serta sesuai dengan kerangka rancangan belajar TANDUR. Pada kerangka rancangan tersebut mengandung keenam keterampilan proses. Misalnya dalam
tahap Alami, guru memberikan tugas kepada setiap masing-masing kelompok untuk melakukan suatu percobaan, dalam kegiatan percobaan tersebut akan
terlihat keterampilan proses yang bisa diamati, yakni observasi, interpretasi, menggunakan alat, eksperimen, serta mengajukan pertanyaan. Selanjutnya dalam
tahap Demonstrasi, tiap kelompok akan maju menyampaikan hasil percobaannya
Keterampilan Proses Indikator
Observasi mengamati Menggunakan alat indera sebanyak mungkin.
Mengumpulkan fakta yang relevan dan memadai. Klasifikasi menggolongkan Mencari perbedaan, mengkontraskan, mencari
persamaan, membandingkan, mengelompokkan Aplikasi menerapkan
Menghitung, menjelaskan peristiwa, menerapkan konsep yang dipelajari pada situasi yang baru.
Prediksi meramalkan Menggunakan pola, menghubungkan pola yang
ada, dan memperkirakan peristiwa yang terjadi. Interpretasi menafsirkan
Mencatat hasil pengamatan, menghubungkan hasil pengamatan, dan membuat kesimpulan.
Menggunakan alat Berlatih menggunakan alatbahan, menjelaskan
mengapa dan bagaimana alat digunakan. Eksperimen
melakukan percobaan
Menentukan alatbahan
yang digunakan,
variabel, apa yang diamatidiukur, langkah kegiatan, dan bagaimana data diolah dan
disimpulkan.
Komunikasi Membaca
grafik, tabel
atau diagram,
menjelaskan hasil percobaan, dan menyampaikan laporan secara sistematis.
Mengajukan pertanyaan Bertanya, meminta penjelasan, bertanya tentang
latar belakag hipotesis.
37 yang telah dilakukan bersama teman-temannya, keterampilan proses yang bisa
dilihat dalam kegiatan ini adalah komunikasi. Dalam penelitian ini, siswa dikatakatn tuntas pada ranah kognitif jika
memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan di SD Muhammadiyah Gamplong, yakni 60. Pada ranah afektif dan psikomotor, berdasarkan klasifikasi
hasil penilaian dengan skala 4 yang sudah dibuat. Skala 4 tersebut meliputi Sangat Baik, Baik, Cukup, dan Kurang.
D. Kajian Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar