Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

99 Tabel 4.5 Daftar nilai hasil belajar IPS kelas IV Siklus I NO NAMA SISWA Pra Tindakan Siklus I Tuntas Tidak Tuntas 1 ABF 67 75 √ − 2 CCS 62 65 − √ 3 DDA 61 70 √ − 4 DHP 65 70 √ − 5 DPA 72 85 √ − 6 HNS 70 80 √ − 7 IPB 60 65 − √ 8 KDN 71 80 √ − 9 LB 70 75 √ − 10 MPV 63 70 √ − 11 MTM 60 60 − √ 12 MAP 72 85 √ − 13 MPM 65 70 √ − 14 PRS 60 65 − √ 15 RTB 60 60 − √ 16 RGF 63 65 − √ 17 SIM 65 70 √ − 18 STA 62 70 √ − 19 VAP 67 65 − √ 20 ANB 70 80 √ − Jumlah total 1305 1425 Rata-Rata Lembar Tes Kelas 65.25 71.25 Jumlah Siswa Tuntas 6 13 Persentase Ketuntasan Kelas 30 65 Data tabel nilai hasil belajar IPS kelas IV siklus I menyatakan pelaksanaan pembelajaran IPS pada tahapan pra tindakan dengan tahap siklus I menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan perbandingan dan peningkatan pada hasil belajar IPS siswa dimana pada tahapan pra tindakan rata-rata kelas mencapai angka yaitu 65,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal mencapai angka 30 atau sekitar 6 100 siswa dari total 20 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Pada tahap siklus I rata-rata kelas mencapai angka yaitu 71,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal mencapai angka 65 atau sekitar 13 siswa dari total 20 siswa yang telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Berikut grafik mengenai penjelasan tabel di atas yaitu grafik 4.2 Grafik perbandingan hasil belajar IPS pra tindakan-siklus I Grafik 4.2 Perbandingan hasil belajar IPS pra tindakan-siklus I c. Siklus II a Lembar Observasi Data hasil lembar observasi kelas pada pelaksanaan proses pembelajaran IPS tahapan siklus II menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunujukkan kembali terjadi adanya peningkatan aktivitas siswa dalam setiap pertemuan proses pembelajaran IPS dengan kategori yang dapat dijumpai pada bab III yang ditunjukkan melalui tabel 4.6 Tabel hasil lembar observasi kelas siklus II sebagai berikut: 101 Tabel 4.6 Hasil Lembar Observasi Kelas Siklus II NO NAMA SISWA Hasil Penilaian Lembar Observasi Kriteria Siklus II I II 1 ABF 80 90 Baik- SB 2 CCS 80 80 Baik-Baik 3 DDA 70 80 Baik-Baik 4 DHP 70 80 Baik-Baik 5 DPA 80 90 Baik-SB 6 HNS 80 90 Baik-SB 7 IPB 70 80 Baik-Baik 8 KDN 80 90 Baik-SB 9 LB 80 90 Baik-SB 10 MPV 80 80 Baik-Baik 11 MTM 70 70 Baik-Baik 12 MAP 80 90 Baik-SB 13 MPM 80 80 Baik-Baik 14 PRS 70 80 Baik-Baik 15 RTB 70 70 Baik-Baik 16 RGF 80 80 Baik-Baik 17 SIM 70 80 Baik-Baik 18 STA 70 70 Baik-Baik 19 VAP 80 80 Baik-Baik 20 ANB 80 90 Baik-SB Jumlah 1520 1640 Rata-Rata Kelas 76 82 Baik-SB Rata-Rata KelasSiklus 79 Baik Data tabel lembar observasi kelas menyatakan penilaian pengamatan aktvitas siswa dalam pembelajaran IPS pada tahapan siklus II menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan pertemuan I mencapai angka persentase 76 berkategori baik berada pada interval 61-80, sedangkan pada pertemuan II mengalami peningkatan dimana mencapai angka 102 persentase 82 berkategori sangat baik dikarenakan berada pada interval 81- 100 tercantum dalam bab III. Berikut grafik mengenai penjelasan tabel di atas yaitu grafik 4.3 Grafik rata-rata lembar observasi kelas siklus II Grafik 4.3 Rata-rata lembar observasi kelas siklus II b Lembar Tes Data hasil lembar tes kelas pada pelaksanaan kegiatan evaluasi selama pelaksanaan proses pembelajaran tahap siklus II menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunujukkan kembali terjadi peningkatan hasil belajar IPS siswa dalam setiap akhir siklus proses pembelajaran IPS yang ditunjukkan melalui tabel 4.7 Tabel Perbandingan daftar nilai hasil belajar IPS Siswa siklus II sebagai berikut:` Tabel 4.7 Daftar Perbandingan nilai hasil belajar IPS kelas IV Siklus II NO NAMA SISWA Pra Tindakan Siklus I Siklus II Tuntas Tidak Tuntas 1 ABF 67 75 85 √ − 2 CCS 62 65 80 √ − 3 DDA 61 70 75 √ − 4 DHP 65 70 80 √ − 5 DPA 72 85 95 √ − 6 HNS 70 80 90 √ − 7 IPB 60 65 80 √ − 103 8 KDN 71 80 90 √ − 9 LB 70 75 85 √ − 10 MPV 63 70 75 √ − 11 MTM 60 60 70 √ − 12 MAP 72 85 100 √ − 13 MPM 65 70 85 √ − 14 PRS 60 65 75 √ − 15 RTB 60 60 70 √ − 16 RGF 63 65 85 √ − 17 SIM 65 70 75 √ − 18 STA 62 70 80 √ − 19 VAP 67 65 85 √ − 20 ANB 70 80 95 √ − Jumlah total 1305 1425 1655 Rata-Rata Lembar Tes Kelas 65.25 71.25 82.75 Jumlah Siswa Tuntas 6 13 20 Persentase Ketuntasan Kelas 30 65 100 Data tabel nilai hasil belajar IPS siswa kelas IV siklus II menyatakan pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan kembali perbandingan dan peningkatan pada hasil belajar IPS siswa dimana pada tahapan pra tindakan rata-rata kelas mencapai angka yaitu 65,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal mencapai angka 30 atau sekitar 6 siswa dari total 20 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Pada tahap siklus I rata-rata kelas mencapai angka yaitu 71,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal mencapai angka 65 atau sekitar 13 siswa dari total 20 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Pada tahap siklus II rata-rata kelas mencapai angka yaitu 82,75 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal mencapai angka 100 atau sekitar 20 siswa dari total 20 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. 104 Berikut grafik mengenai penjelasan tabel di atas yaitu grafik 4.4 Grafik perbandingan hasil belajar IPS pra tindakan-siklus I-siklus II Grafik 4.4 Perbandingan hasil belajar IPS pra tindakan-siklus I-siklus II Berdasarkan pada hasil penelitian yang didapatkan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang dilaksanakan dalam kurun waktu dua siklus dengan tujuan meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta, menyatakan penelitian ini telah berhasil meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada setiap siklus pelaksanaan tindakan pembelajaran dan telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan pada pelaksanaan tindakan tahap siklus II. Adapun terkait indikator ada pada bab III.

F. Pembahasan

Hasil observasi pada tahap pra tindakan menunjukkan rendahnya hasil belajar IPS siswa. Pada tahap observasi awal peneliti menemukan suatu penyebab bahwa sebagian besar siswa masih kurang memahami inti dari materi yang diajarkan dalam pembelajaran IPS yang dikarenakan kurangnya peranan aktif 105 siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Hal tersebut tentu bersumber pada pendekatan atau metode yang digunakan oleh guru dalam menjalankan suatu pembelajaran pada tahap pra tindakan. Di samping itu sumber belajar yang digunakan yaitu buku kurang dapat membantu memperjelas informasi untuk siswa. Berdasarkan data hasil observasi awal, peneliti menemukan rekapitulasi hasil belajar UTS IPS siswa kelas IV yang menunjukkan bahwa hasil belajar IPS rendah dimana persentase mencapai 70 siswa belum memenuhi nilai KKM yaitu 70 dan 30 siswa telah mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu nilai 70 dari total berjumlah 20 siswa Wina Sanjaya 2006: 207 menjelaskan bahwa sudah lama tertanam dalam budaya belajar peserta didik bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari pendidik, dengan demikian bagi mereka pendidik adalah sumber belajar yang utama. Pola budaya belajar tersebut dinilai sulit untuk dirubah menjadi suatu budaya belajar sebagai sebuah proses berpikir dan menemukan diri siswa. Berdasarkan alasan yang telah dikemukakan, penelitian bertujuan memperbaiki permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran IPS terkait mengenai hasil belajar dan mendukung inovasi dalam budaya belajar. Pemilihan dan penggunaan suatu metode atau pendekatan pembelajaran harus terlebih dahulu mengetahui prinsip-prinsip dalam menentukan strategi pembelajaran. Terkait mengenai pembelajaran IPS untuk anak kelas IV SD, telah dijelaskan pada Bab I terdapat suatu prinsip-prinsip dalam memilih strategi pembelajaran IPS untuk siswa SD. Poin-poin yang terdapat dalam prinsip 106 pemilihan strategi pembelajaran IPS untuk siswa SD salah satunya adalah pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang atau karakteristik peserta didik. Siswa kelas IV SD telah masuk pada tahap operasional konkret dengan karakteristik memahami sesuatu benda yang bersifat konkret atau nyata. anak juga lebih suka bergaul dan bermain bersama teman sebaya yang ditunjukkan dimana anak suka membentuk kelompok bermain peer group dimana kegiatan interaksi dan diskusi antara anak dan teman sebaya terjadi dalam suatu kelompok bermain dengan tujuan pengembangan aspek non-kognitif yaitu keterampilan dasar. Terkait mengenai kelompok bermain peer group termasuk aspek kebutuhan dari siswa. Adapun prinsip-prinsip yang lainnya telah dijelaskan pada bab sebelumnya Terkait mengenai prinsip-prinsip dalam pemilihan strategi pembelajaran IPS di sekolah dasar, strategi pembelajaran yang sesuai dan digunakan dalam pembelajaran IPS di SD berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan adalah strategi pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang didasarkan pada teori belajar Vygotsky yang dikenal dengan Zone Proximal Development ZPD. Vygotsky Budiningsih, 2005:101 menyatakan Zona Perkembangan Proksimal ZPD diartikan sebagai kemampuan individu yang belum atau termasuk proses pematangan. Kemampuan tersebut akan menjadi matang melalui proses bimbingan dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten. Berdasarkan pada penjelasan, strategi pembelajaran kooperatif memiliki suatu karakteristik sistem pengelompokan tim dengan mengedepankan anggota teman sebaya yang heterogen. 107 Pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dapat saling bersinkronisasi mengingat hakekat pembelajaran IPS di sekolah dasar yang dijelaskan oleh Susanto 2013: 138 yaitu memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diwujudkan dengan strategi pembelajaran kooperatif yang mempunyai dasar atau fundamental yaitu kegiatan diskusi kelompok dan bimbingan teman sebaya serta peranan aktif siswa student active. Strategi pembelajaran kooperatif memiliki banyak variasi salah satunya adalah strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan strategi yang berorientasi pada penguasaan konsep materi dan total pada keaktifan siswa dalam setiap rangkaian langkah- langkah pembelajaran untuk memahami materi sebagai cara pemenuhan pemahaman siswa. Disamping itu strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mampu memenuhi aspek kebutuhan dari siswa melalui cara karakteristik kooperatif tipe Jigsaw yaitu pembentukan dua kelompok yaitu home dan expert dimana terjadi kegiatan pembelajaran berkelompok bersama dengan teman sebaya. Mengaitkan pada teori Vygotsky mengenai ZPD bahwa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa akan bertemu dengan teman sebaya yang berbeda dalam dua kelompok yang berarti siswa akan bertemu dua kelompok teman sebaya dengan perkembangan ZPD yang berbeda- beda. Berdasarkan keadaan tersebut, muncul proses disebut peer mediated learning. 108 Peer mediated learning adalah sebuah praktik berbasis kelas dimana individu bekerja berpasangan melengkapi suatu kegiatan dengan tujuan menyelesaikan permasalahan teman sebaya oleh teman sebaya. Proses tersebut terjadi pada kegiatan kelompok expert dan home dimana siswa berdiskusi dan bekerja dalam kelompok expert dan dimana siswa menjelaskan informasi pada kelompok home sebagai tugas menjadi seorang expert. Inilah keunggulan dari strategi kooperatif tipe Jigsaw. Berdasarkan pada pengertian yang dikemukakan dan penelitian yang telah dilakukan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan mengikuti langkah-langkah strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan kurun waktu yang ditentukan menghasilkan suatu hasil yang positif dan terus meningkat hingga mencapai indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut: Hasil penelitian tahap siklus I menunjukkan pada pertemuan pertama siswa terlihat masih terlihat kaku dalam melakukan proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Guru sebagai fasilitator berusaha mengatasi dengan memberikan informasi langkah-langkah strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa di setiap pertemuan. Pada pertemuan kedua siswa sudah mulai dapat menyesuaikan proses pembelajaran. Secara umum, keterlaksanaan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada tahap siklus I sudah sesuai RPP, namun tidak terlepas adanya kekurangan dari pihak guru maupun respon siswa.

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Klepu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

0 1 291

Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPS dengan pembelajaran kooperatif STAD pada siswa kelas III SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta.

2 6 193

Peningkatan hasil belajar matematika dan kerjasama siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan dengan menggunakan pendekatan PMRI.

0 7 277

Peningkatan hasil belajar matematika dan kerjasama siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan dengan menggunakan pendekatan PMRI.

0 7 277

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Kanisius Condongcatur Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 155

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS kelas IV SD Kanisius Wirobrajan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 0 2

Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPS dengan pembelajaran kooperatif STAD pada siswa kelas III SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta

0 1 191

Peningkatan hasil belajar matematika dan kerjasama siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan dengan menggunakan pendekatan PMRI

0 0 275

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Kanisius Condongcatur Yogyakarta tahun pelajaran 2011 2012

0 1 153