141
R1 = 1 R25= 1
R1 = - R25= -
R5= - R30= -
R5= 1 R30= 4
R14= 3 R14= -
Siswa paling pasif R14 Siswa paling rajin dan semangat R30
Bagan 7. Hasil Sosiagraf Menulis Paragraf Narasi Kelompok Amanat
Berdasarkan bagan 7. diatas dapat dideskripsikan bahwa siswa yang paling aktif dan mudah bekerja sama dalam kelompok diskusi yaitu R30,
sedangkan siswa yang paling pasif dan sulit bekerja sama yaitu R14. Siswa yang suka mengganggu teman dalam kelompok diskusi adalah R41, sedangkan siswa
yang paling rajin dan semangat dalam kelompok diskusi adalah R30. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa R30
merupakan siswa yang paling aktif, rajin, dan semangat dalam kelompok diskusi dibandingkan anggota kelompok yang lain, sedangkan R14 merupakan siswa yang
paling pasif diantara anggota kelompok yang lain. Selain itu, R14 juga suka mengganggu anggota kelompok lain saat diskusi berlangsung. Dengan demikian,
R14 perlu mendapatkan perhatian khusus dan diberikan pengarahan agar dapat lebih aktif dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.
4.1.2.2.4 Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan setelah pembelajaran siklus I selesai dan memperoleh nilai hasil tes menulis narasi siswa siklus I. Peneliti mewawancarai
siswa yang nilainya termasuk dalam kategori sangat baik, cukup, dan kurang. Kegiatan wawancara yang dilakukan memiliki tujuan untuk mengetahui
tanggapan atau respon siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf narasi
142
menggunakan metode sugesti-imajinasi dengan media movie maker. Pertanyaan yang diajukan pada siswa saat wawancara diantaranya, 1 perasaan siswa saat
menggunakan metode sugesti-imajinasi dengan media movie maker dalam menulis paragraf narasi; 2 pendapat siswa tentang metode sugesti-imajinasi dan
media movie maker; 3 kesan siswa saat mengikuti pembelajaran menulis paragraf narasi menggunakan metode sugesti-imajinasi dengan media movie
maker; 4 kesulitan yang dirasakan siswa dalam menulis paragraf narasi menggunakan metode sugesti-imajinasi dengan media movie maker; dan 5 saran
terhadap kegiatan pembelajaran menulis paragraf melalui metode sugesti- imajinasi dengan media movie maker.
Hasil wawancara terhadap tiga siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik, cukup, dan kurang menyatakan bahwa siswa sangat senang dan
berminat terhadap pembelajaran menulis paragraf narasi menggunakan metode sugesti-imajinasi dengan media movie maker. Melalui metode sugesti-imajinasi
dengan media movie maker lebih mudah dipahami, karena dalam belajar dapat menyaksikan tayangan berupa movie maker dengan iringan musik yang selaras
yang tidak hanya sekadar mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Jadi, susana pembelajaran lebih santai tapi tetap serius.
Siswa yang mendapat nilai dengan kategori sangat baik menyatakan bahwa siswa tersebut merasa senang, tertarik, mampu, dan tidak mengalami
kesulitan dalam melakukan proses sugesti-imajinasi yang kemudian menuangkannya dalam paragraf narasi. Siswa tersebut menyatakan bahwa
penjelasan guru dalam pelaksanaan proses sugesti-imajinasi mudah dipahami,
143
sehingga siswa tertarik dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Saran yang diberikan oleh siswa tersebut terhadap pembelajaran menulis paragraf narasi
menggunakan metode sugesti-imajinasi dengan media movie maker agar pembelajaran dengan media movie maker dan metode sugesti-imajinasi dapat
ditingkatkan lagi dan dapat diterapkan oleh guru yang lain. Siswa yang mendapat nilai dengan kategori cukup mengemukakan
bahwa siswa tersebut merasa senang dengan cara mengajar guru menggunakan metode sugesti-imajinasi dengan media movie maker, karena materi lebih mudah
dipahami dan mudah memperoleh gambaran sebelum menulis paragraf narasi. Namun, siswa tersebut masih mengalami kesulitan dalam pelaksanaan proses
sugesti-imajinasi, yaitu saat menuangkan gagasannya dalam bentuk paragraf narasi. Saran siswa tersebut terhadap pembelajaran menulis paragraf narasi
menggunakan metode sugesti-imajinasi dengan media movie maker yaitu agar pembelajaran yang akan datang lebih baik dan menggunakan movie maker dengan
tema yang lebih sederhana dan dekat dengan kehidupan siswa. Siswa yang mendapat nilai kurang secara keseluruhan dapat mengikuti
pembelajaran menulis paragraf narasi menggunakan metode sugesti-imajinasi dengan media movie maker dengan baik. Namun, siswa tersebut masih kesulitan
ketika melakukan proses sugesti-imajinasi dan menuangkan gagasannya ke dalam bentuk paragraf narasi. Selain itu, siswa tersebut mengalami kesulitan saat
memperhatikan tayangan movie maker, siswa tersebut menyatakan bahwa tayangannya terlalu cepat, sehingga sulit untuk melakukan proses sugesti-
imajinasi. Ketika kegiatan pemutaran movie maker berlangsung, siswa tersebut
144
kurang konsentrasi dan tidak melibatkan semua aspek pancainderanya dengan baik. Hal ini menyebabkan siswa tersebut tidak sepenuhnya mengikuti proses
sugesti-imajinasi dengan baik, sehingga siswa tersebut mendapatkan nilai kurang. Saran yang diberikan oleh siswa yang mendapatkan nilai kurang tersebut
yaitu agar pembelajaran lebih ditingkatkan lagi, karena dengan metode dan media yang telah dilakukan dapat mempermudah siswa dalam memperoleh gambaran
dan menuangkan gagasannya sebelum menulis narasi. Selain itu, siswa tersebut juga menyarankan media movie maker selanjutnya lebih sederhana dan
tayangannya tidak terlalu cepat agar siswa mudah mencerna dan memahaminya. Saran tersebut menjadi bahan masukan bagi peneliti untuk lebih jelas dalam
menjelaskan proses sugesti-imajinasi dan menggunakan movie maker dengan tema yang lebih sederhana pada siklus II.
4.1.2.2.5 Dokumentasi Foto