53
sehingga akan lebih mudah menulis dan cerita tersebut akan lebih terarah, karena karangan narasi merupakan jenis karangan yang bersifat menceritakan.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah menulis karangan narasi adalah menentukan topik, menentukan tujuan, mengumpulkan
bahan, menyusun kerangka, mengembangkan kerangka, koreksi dan revisi, dan menulis naskah yang telah direvisi.
2.2.3 Metode Sugesti-Imajinasi
Menurut Trimantara 2005 metode sugesti-imajinasi adalah metode pembelajaran menulis dengan cara memberikan sugesti lewat lagu untuk
merangsang imajinasi siswa. Metode ini berlandaskan pada sugestology atau sugestopedia, yakni
konsep yang berpendapat bahwa manusia dapat diarahkan untuk melakukan
sesuatu dengan diberikan sugesti kepadanya. Pikiran dibuat setenang-tenangnya, santai, dan terbuka, sehingga merangsang saraf penerimaan otak pembelajar. Oleh
sebab itu, dalam pelaksanaan pembelajaran dianjurkan pembelajan menggunakan musik pengiring yang selaras dan tenang.
Pendapat lain dikemukakan oleh Lestari 2009 sugestology atau Sugestopedia adalah pemercepatan belajar accelerated learning yang
memungkin siswa untuk belajar dengan kecepatan mengesankan impresive dengan upaya yang normal dibarengi kegembiraan.
Beberapa pendapat di atas, diperjelas oleh Huda 2009 yang menyatakan bahwa.
54
Pendekatan sugesti-imajinasi berlandaskan pada sugestologi, yakni konsep yang berpendapat bahwa manusia dapat diarahkan untuk
melakukan sesuatu dengan diberikan sugesti kepadanya. Pikiran dibuat setenang-tenangnya, santai, dan terbuka, sehingga merangsang
saraf penerimaan otak pembelajar. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan pembelajaran dianjurkan pembelajar menggunakan musik pengiring
yang selaras, yang tenang, seperti musik klasik Barat atau musik klasik Jawa. Juga dianjurkan untuk mencapai ketenangan itu dengan
melakukan yoga.
Pada prinsipnya, metode sugesti-imajinasi adalah metode pembelajaran menulis dengan cara memberikan sugesti lewat lagu untuk merangsang imajinasi
siswa. Selain pemanfaatan lagu sebagai pengiring, dalam pembelajaran digunakan sebagai pencipta suasana sugestif, stimulus, dan sekaligus menjadi jembatan bagi
siswa untuk membayangkan atau menciptakan gambaran dan kejadian berdasarkan tayangan yang diputarkan.
Respon yang diharapkan muncul dari para siswa berupa kemampuan melihat gambaran-gambaran kejadian tersebut dengan imajinasi-imajinasi dan
logika yang dimiliki, lalu mengungkapkan kembali dengan menggunakan simbol- simbol verbal.
Sebagaimana diungkapkan oleh Bobbi De Porter dan Mike Hernacki dalam bukunya yang berjudul Quantum Learning dalam Trimantara 2005,
menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan emosional dan belahan otak kiri logika dan tak satu pun belahan otak itu
bekerja secara sempurna tanpa adanya rangsangan atau dorongan dari bagian yang lain.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan metode sugesti- imajinasi adalah sebuah metode yang bekerja dengan cara memberikan sugesti
55
lewat lagu untuk merangsang imajinasi. Metode ini sesuai untuk pembelajaran menulis.
Penggunaan metode sugesti-imajinasi dapat mengoptimalkan kerja belahan otak kanan, sehingga para siswa dapat mengembangkan imajinasinya
secara leluasa. Efek positif dari optimalisasi kerja belahan otak kanan adalah rangsangan atau dorongan bagi kerja belahan otak kiri, sehingga pada saat yang
bersamaan para siswa juga dapat mengembangkan logikanya. Keseimbangan kinerja otak kanan dan kiri ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam perolehan ide, gagasan atau informasi, pengorganisasian ide atau gagasan, pembuatan outline kerangka karangan, dan
akhirnya menuliskan ide atau gagasan tersebut dalam bentuk tulisan atau karangan yang baik.
2.2.4 Media Movie Maker