43
Tahap terakhir yaitu revisi. Jika seluruh tulisan telah selesai, tulisan tersebut perlu di baca kembali untuk mengetahui kesalahan-kesalahan. Pada tahap
ini biasanya diteliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, pembuatan catatan kaki, daftar pustaka, dan
sebagainya. Dari pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
menulis meliputi tiga tahap, yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Adapun langkah-langkah dalam tahap prapenulisan adalah: 1 pemilihan
topik, 2 pembatasan topik, 3 pemilihan judul, 4 tujuan penulisan, 5 bahan penelitian, dan 6 kerangka karangan. Pada tahap penulisan membahas setiap
butir topik yang ada di dalam kerangka yang disusun. Tahap revisi yaitu memperbaiki, mengurangi, memperluas karangan apabila terdapat kesalahan baik
mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, dan lain sebagainya.
2.2.2 Karangan Narasi
Banyak ahli yang berpendapat tentang karangan narasi. Dalam subbab ini dijelaskan mengenai hakikat karangan narasi, ciri-ciri karangan narasi, jenis
karangan narasi, struktur karangan narasi, dan langkah-langkah menulis karangan narasi.
2.2.2.1 Hakikat Karangan Narasi
Parera dalam Alifah 2009:26 mengemukakan pendapatnya tentang wacana narasi yaitu sebagai berikut.
44
Wacana narasi merupakan suatu bentuk karangan dan tulisan yang bersifat menyejajarkan sesuatu berdasarkan perkembangan dari
waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan kronologis suatu peristiwa, kejadian, dan masalah. Pengarang bertindak sebagai
sejarawan atau tukang cerita. Akan tetapi, pengarang memiliki maksud dan tujuan tertentu.
Pendapat senada dikemukakan oleh Syamsuddin, dkk. 1998:15 sebagi berikut.
Wacana naratif adalah rangkaian tuturan yang menceritakan atau menyajikan suatu hal atau kejadian melalui penonjolan tokoh pelaku
orang I dan orang III dengan maksud memperluas pengetahuan pendengar atau pembaca. Kekuatan wacana ini terletak pada urutan
cerita berdasarkan waktu dan cara bercerita yang diatur melalui alur plot.
Secara singkat Akhadiah 1998:7 juga berpendapat tentang pengertian
narasi yaitu suatu corak karangan atau wacana yang mengisahkan atau menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dalam suatu waktu.
Pendapat lain diungkapkan oleh Keraf 2001:136 bahwa pengertian narasi adalah bentuk wacana yang sasaran utamanya berupa tindak-tanduk yang
dijalin dan dirangkai menjadi suatu peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu.
Narasi dapat dikatakan sebagai suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa
yang terjadi. Beberapa pendapat di atas, diperjelas oleh Lie 2005:25 yang
menyatakan narasi adalah model tulisan yang diproduksi dengan tujuan memberi informasi kepada pembacanya tentang suatu tempat, peristiwa, seseorang, atau
situasi.
45
Narasi biasanya tampil relatif datar tanpa ada kecenderungan memberi tekanan pada suatu bagiannya. Narasi juga sering muncul sebagai pengantar untuk
melukiskan keadaan supaya pembaca lebih dapat membayangkan kejadian yang mengikutinya.
Pernyataan tersebut relevan dengan pendapat Nurudin dalam Alifah 2009:27 yang menyatakan bahwa narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha
menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam satu
kesatuan waktu tertentu. Melalui narasi, seorang penulis memberi tahu orang lain tentang sebuah
cerita. sebab narasi juga sering diartikan cerita. Narasi pada umumnya merupakan himpunan peristiwa yang disusun berdasarkan urutan waktu atau urutan kejadian.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa narasi adalah karangan yang menceritakan suatu rangkaian peristiwa yang
disampaikan kepada pembaca secara jelas menurut urutan waktu secara kronologis, sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau mengalami
kejadian yang diceritakan.
2.2.2.2 Ciri-ciri Karangan Narasi