49
Jenis narasi yang menjadi fokus penelitian ini adalah narasi sugestif, karena sesuai dengan topik yang akan digunakan pada saat pembelajaran yaitu
keterampilan menulis karangan narasi menggunakan metode sugesti-imajinasi dengan media movie maker. Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa
yang disajikan sedemikian rupa, sehingga merangsang daya khayal para siswa. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat tersugesti dan berimajinasi setelah
menyaksikan tayangan movie maker, untuk kemudian dituangkan dalam sebuah tulisan berupa karangan narasi.
2.2.2.4 Struktur Karangan Narasi
Sebuah struktur dapat dilihat dari berbagai segi. Sesuatu dikatakan mempunyai struktur apabila terdiri atas bagian-bagian yang secara fungsional
berhubungan satu sama lain. Demikian pula dengan narasi. Stuktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang
membentuknya seperti pelaku cerita, penokohan, alur, tempat kejadian, waktu kejadian, dan sudut pandang Karsana 1986:5.
Pendapat senada dikemukakan oleh Keraf 2001:147-148, yaitu diuraikan sebagai berikut.
Pertama, alur plot merupakan sebuah interelasi fungsional antara unsur-unsur narasi yang timbul dari tindak-tanduk, karakter, suasana
hati pikiran, dan sudut pandang, serta ditandai oleh klimaks-klimaks dalam rangkaian tindak-tanduk itu yang sekaligus menandai urutan
bagian-bagian dalam keseluruhan narasi. Kedua, perbuatan, yaitu tindak-tanduk atau perbuatan sebagai suatu unsur dalam alur selain
karakter, latar, dan sudut pandang juga merupakan sebuah struktur atau membentuk sebuah struktur. Ketiga, penokohan. Karakter-
karakter adalah tokoh-tokoh sebuah narasi, sedangkan karakterisasi adalah cara seorang penulis menggambarkan tokoh-tokohnya.
Keempat, latar. Tindak-tanduk dalam sebuah narasi biasanya
50
berlangsung dengan mengambil sebuah tempat tertentu yang dipergunakan sebagai pentas. Tempat atau pentas tersebut disebut
latar atau setting. Kelima, sudut pandang. Sudut pandang dalam narasi menyatakan bagaimana fungsi seorang pengisah narator dalam
sebuah narasi, apakah ia mengambil bagian langsung dalam seluruh rangkaian kejadian sebagai participant, atau sebagai pengamat
observer terhadap objek dari seluruh aksi atau tindak-tanduk dalam narasi.
Terdapat perbedaan antara pendapat Karsana dan Keraf yaitu mengenai latar. Keraf menyebutkan latar sebagai latar tempat, sedangkan Karsana tetap
membedakan dalam menyebutkan tempat terjadinya peristiwa dan waktu terjadinya peristiwa. Meskipun pada hakikatnya sama, yaitu waktu dan tempat
kejadian. Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam kisah. Alur
mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana suatu insiden mempunyai hubungan dengan insiden lain, bagaimana tokoh-tokoh
harus digambarkan dan berperan dalam tindakan-tindakan itu, dan bagaimana situasi dan perasaan karakter tokoh yang terlibat dalam tindakan-tindakan itu
yang terikat dalam suatu kesatuan waktu. Oleh karena itu, penggarapan sebuah alur yang baik dapat dilihat dari beberapa hal berikut: tiap insiden susul-menyusul
secara logis dan alamiah, tiap pergantian insiden sudah cukup terbayang dan dimatangkan dalam insiden sebelumnya, dan kronologis terjadinya insiden.
Dalam narasi, tiap tindakan harus diungkapkan secara terperinci dalam komponen-komponennya, sehingga pembaca merasakan seolah-olah mereka
sendiri yang menyaksikan semua itu. Penokohan karakterisasi dalam pengisahan dapat diperoleh dengan usaha memberi gambaran mengenai tindak-tanduk dan
51
ucapan-ucapan pada tokohnya pendukung karakter, sejalan tidaknya kata dan perbuatan.
Latar dalam narasi dapat digambarkan secara hidup-hidup dan terperinci, dapat pula digambarkan secara sketsa, sesuai dengan fungsi dan perannya pada
tindak-tanduk yang berlangsung. Latar dapat menjadi unsur yang penting dalam kaitannya dengan tindak-tanduk yang terjadi, atau hanya berperan sebagai unsur
tambahan saja. Peran sudut pandang sangat penting sebagai teknik untuk menggarap
sebuah narasi. Sudut pandang dalam narasi mempersoalkan pertalian antara seorang yang mengisahkan narasi itu dengan tindak-tanduk yang berlangsung
dalam kisah itu. Orang membawakan pengisahan itu dapat bertindak sebagai pengamat observer saja, atau sebagai peserta participant terhadap seluruh
tindak-tanduk yang dikisahkan. Berdasarkan pendapat dan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
struktur narasi terdiri atas komponen-komponen yang membentuknya, yaitu 1 alur plot, yaitu yang mengatur suatu tindakan-tindakan yang berhubungan satu
sama lain, 2 perbuatan, yaitu kegiatan atau tindakan yang terjadi dalam sebuah cerita narasi, 3 penokohan, yaitu orang-orang yang terlibat dalam sebuah cerita
beserta karakternya, 4 latar, yaitu tempat dan waktu terjadinya suatu peristiwa yang dinarasikan, dan 5 sudut pandang, yaitu cara pandang penulis dalam
merangkai sebuah cerita.
52
2.2.2.5 Langkah-langkah Menulis Karangan Narasi