203
mengalami peningkatan, yaitu sebesar 2,45 menjadi 65,63 dari rata-rata siklus I sebesar 64,06. Hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa menulis narasi dan belajar
lebih dalam tentang ejaan dan tanda baca. Pada aspek kohesi dan koherensi pada pembelajaran menulis paragraf juga
meningkat, yaitu pada siklus I nilai rata-rata kelas 66,41 meningkat sebesar 2 menjadi 65,63. Peningkatan ini karena siswa sudah terlatih untuk menggunakan
kohesi dan koherensi pada tulisan narasi yang telah dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu siklus I dan siklus II.
Aspek yang terakhir adalah aspek kerapian tulisan. Pada aspek ini telah terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 1,08 , sehingga nilai rata-rata
pada siklus I yang berjumlah 71,88 meningkat menjadi 72,66. Peningkatan ini terjadi karena siswa lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan menulis pada
lembar jawaban masing-masing. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan keterampilan menulis paragraf narasi menggunakan metode sugesti-imajinasi
dengan media movie maker mengalami peningkatan sebesar 11,68 menjadi 76,52 dari rata-rata siklus I, yaitu sebesar 68,52.
4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa Setelah Pembelajaran Menulis Narasi
Menggunakan Metode Sugesti-imajinasi dengan Media Movie Maker
Peningkatan keterampilan menulis paragraf narasi menggunakan metode sugesti-imajinasi dengan media movie maker diikuti pula dengan adanya
perubahan perilaku siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I masih ada beberapa siswa yang kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran menulis
204
narasi. Siswa terlihat tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf narasi menggunakan metode sugesti-imajinadi dengan media movie
maker, siswa banyak melakukan perilaku negatif yang mengganggu proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil nontes yang diperoleh melalui deskripsi perilaku ekologis, catatan harian, sosiometri, wawancara, dan dokumentasi foto pada siklus
I dapat disimpulkan bahwa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran belum dapat dikatakan maksimal dan hasilnya belum memuaskan. Hasil deskripsi
perilaku ekologis siswa siklus I masih terdapat perilaku siswa yang negatif pada saat mengikuti pembelajaran, siswa kurang konsentrasi, mengganggu teman,
bermain, dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Berdasarkan hasil nontes pada siklus I yang kurang memuaskan tersebut
dan melihat masalah-masalah yang muncul dalam pelaksanaan siklus I, dijadikan dasar bagi guru untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan pada
siklus II. Berbeda dengan siklus I, pada pelaksanaan tindakan siklus II guru menggunakan pembelajaran masih terfokus pada peningkatan keterampilan
menulis paragraf narasi, tetapi tema media yang digunakan berbeda dengan siklus I, yaitu ”Ibu”. Alasan pemilihan tema yaitu berdasarkan keinginan sebagian besar
siswa yang menginginkan tema yang digunakan lebih sederhana daripada siklus I dan lebih dekat dengan kehidupan siswa.
Berdasarkan data nontes pada siklus II dapat diketahui hasil deskripsi perilaku ekologis menunjukkan adanya perubahan tingkah laku siswa menjadi
lebih baik, karena terjadi peningkatan-peningkatan dalam jumlah setiap aspeknya.
205
Pembelajaran menulis paragraf narasi pada siklus II aspek perilaku negatif siswa sudah berkurang, sehingga kegiatan pembelajaran terlihat lebih serius dan tertib.
Selama kegiatan pembelajaran menulis paragraf narasi berlangsung, tampak antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Keseriusan siswa dalam
pembelajaran terus berlangsung sampai pada kegiatan refleksi. Perilaku negatif siswa juga menunjukkan adanya perubahan kearah yang positif, hal ini terlihat
dari hasil deskripsi perilaku ekologis yang diperoleh dalam siklus I siswa yang membuat corat-coret di kertas ulangan, mengganggu teman, dan berbicara sendiri
berkurang dalam tindakan siklus II. Hal ini menunjukkan telah terjadi penurunan perilaku negatif pada siklus II.
Hasil catatan harian siklus II juga menunjukkan hasil yang sangat berarti, siswa merasa senang dengan cara mengajar guru menggunakan metode sugesti-
imajinasi dengan media movie maker. Selain itu, sebagian besar siswa juga tertarik dengan metode dan media pembelajaran yang di gunakan dalam menulis
paragraf narasi. Hal ini dikarenakan siswa merasa santai dan tidak terkekang selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf narasi menggunakan metode
sugesti-imajinasi dengan media movie maker. Siswa merasa senang karena dapat menyaksikan penayangan movie maker dengan tema yang berbeda-beda pada
setiap pertemuan. Penggunaan metode sugesti-imajinasi dengan media movie maker menjadikan siswa lebih mudah untuk menuangkan gagasan atau idenya
dalam bentuk tulisan narasi, selain itu siswa dapat terhindar dari rasa jenuh karena selalu mengikuti pembelajaran yang hanya berdasarkan materi inti saja.
206
Pada pembelajaran menulis paragraf narasi menggunakan metode sugesti- imajinasi dengan media movie maker terjadi banyak perubahan perilaku siswa
terutama setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II. Setelah siswa mengetahui hasil tes menulis paragraf narasi yang diperoleh pada siklus I, siswa menjadi lebih
serius dan berusaha untuk mengikuti seluruh pembelajaran menulis paragraf narasi menggunakan metode sugesti-imajinasi dengan media movie maker dengan
sungguh-sungguh. Antusias dan semangat siswa terlihat ketika siswa mulai menyaksikan tayangan movie maker dengan tema ”Ibu”, membuat kerangka
karangan, mengembangkan kerangka karangan menjadi tulisan narasi sampai kegiatan mengoreksi dan refleksi. Siswa dengan sungguh-sungguh mengerjakan
perintah guru dan mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran menulis paragraf narasi menggunakan metode sugesti-imajinasi dengan media movie maker.
Perilaku siswa pada saat pembelajaran pada siklus II menjadi lebih tertib dan tenang.
4.2.3 Perbandingan Hasil Penelitian Menulis Narasi menggunakan Metode