Populasi dan Sampel Penelitian

tetap. 6 Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut: 7 = 1 1 Keterangan : = koefisien realibilitas tes = banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes 1 = bilangan konstan = jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item = varian total Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes r 11 pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: 8 1 Apabila r 11 sama dengan atau lebih besar dari pada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi reliable 2 Apabila r 11 lebih kecil dari pada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi un-reliable Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen Lampiran 16 diperoleh nilai 0,877, maka instrumen penelitian tersebut dapat disimpulkam memiliki kriteria reliabilitas yang tinggi, dan memenuhi persyaratan instrumen yang memiliki ketetapan jika digunakan.

3. Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran untuk setiap item soal digunakan untuk mengetahui apakah butir soal itu tergolong sukar, sedang atau mudah. Bilangan yang menunjukkan sukar, sedang atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran 6 Ibid., h. 86 7 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2011, h. 208. 8 Ibid., h. 209 difficulty index. 9 Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00. Uji taraf kesukaran item soal dapat dihitung dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut: 10 = Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya skor siswa yang menjawab benar = jumlah seluruh skor siswa peserta tes Tolak ukur untuk menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir soal digunakan kriteria sebagai berikut: 11 p 0,70 = mudah 0,30 ≤ p ≤ 0,70 = sedang P 0,30 = sukar Berdasarkan hasil perhitungan uji taraf kesukaran butir soal instrumen Lampiran 18, dari 10 soal yang diujikan diperoleh 4 soal dengan taraf kesukaran “sedang” dan 6 soal dengan taraf kesukaran “sukar”

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. 12 Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut: 13 = = 9 Arikunto, op.cit., h. 207. 10 Arikunto, op.cit., h. 208. 11 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009, Cet . 2, h.272. 12 Arikunto, op. cit., h. 211 13 Ibid., h. 213.