Deskripsi Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

64,12 10 20 30 40 50 60 70 80 Fluency Flexibility Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen

2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol

Hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa, diperoleh nilai rata-rata 58,91 dengan nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 25. Hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis kelas kontrol yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol No. Kelas Interval Frekuensi Absolut kumulatif Persentase 1 25 – 34 2 2 5,88 2 35 – 44 4 6 11,76 3 45 – 54 6 12 17,65 4 55 – 64 9 21 26,47 5 65 – 74 8 29 23,53 6 75 - 84 5 34 14,71 Jumlah 34 100,00 Berdasarkan data Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa nilai terbanyak dari hasil posttest terdapat pada interval 55 - 64 sebanyak 9 siswa dengan persentase 26,47. Siswa yang memperoleh nilai terendah berada pada interval 25 - 34 sebanyak 2 siswa dengan persentase 5,88, sedangkan nilai tertinggi berada pada interval 75 - 84 sebanyak 5 siswa dengan persentase 14,71. Dari data diperoleh nilai rata-rata hasil posttest sebesar 58,91 Lampiran 31, maka dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi di atas bahwa siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 18 siswa 5 siswa pada interval 55 - 64, 8 siswa pada interval 65 - 74, dan 5 siswa pada interval 75 - 84 dengan persentase 52,94, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 16 siswa2 siswa pada interval 25 – 34, 4 siswa pada interval 35 – 44, 6 siswa pada interval 45 – 54, dan 4 siswa pada interval 55 – 64 dengan persentase 47,06. 6 7 8 9 10 F rek uens i Gambar 4.3 Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol 24,5 34,5 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5 Nilai Tabel 4.5 Deskripsi Statistik Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol Statistik Nilai Jumlah Siswa N 34 Maksimum X max 83 Minimum X min 25 Rata-rata 58,91 Median Me 60,06 Modus Mo 62 Varians S 2 205,7 Simpangan Baku S 14,34 Kemiringan a 3 -0,215 Ketajaman a 4 0,270 Ditinjau dari indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa secara keseluruhan, kelas kontrol memperoleh rata-rata sebesar 7,03, rata-rata standar deviasi sebesar 2,07 dan rata-rata persentase sebesar 58,58 Lampiran 32. Berikut adalah deskripsi data indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.6: Tabel 4.6 Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Berpikir Kreatif No. Indikator N Skor Ideal Jumlah Nilai Siswa Rata- Rata SD Persentase 1 Fluency 34 12 275 8,09 1,94 67,40 2 Flexibility 34 12 203 5,97 2,19 49,75 Rata-Rata 7,03 2,07 58,58 67,4 49,75 10 20 30 40 50 60 70 80 Fluency Flexibility Gambar 4.4 Diagram Batang Nilai Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol

3. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan uraian hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Siswa N 36 34 Maksimum X max 92 83 Minimum X min 33 25 Rata-rata 70,28 58,91 Median Me 71,39 60,06 Modus Mo 72,5 62 Varians S 2 186,35 205,7 Simpangan Baku S 13,65 14,34 Kemiringan a 3 -0,163 -0,215 Ketajaman a 4 0,279 0,270 Tabel 4.7 menunjukkan adanya perbedaan perhitungan statistik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol dengan selisih 11,37. Demikian pula dengan nilai median dan modus, nilai pada kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai tertinggi dari kelas eksperimen yaitu 92, sedangkan nilai tertinggi dari kelas kontrol 83. Dan nilai terendah dari kelas eksperimen yaitu 33, sedangkan nilai terendah dari kelas kontrol 25. Dari kedua kelas tersebut, nilai siswa tertinggi terdapat pada kelas eksperimen dengan nilai 92, sedangkan nilai terendah terdapat pada kelas kontrol dengan nilai 25. Artinya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa perorangan tertinggi terdapat di kelas eksperimen, sedangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa perorangan terendah terdapat di kelas kontrol. Jika dilihat dari sebaran data antara kelas eksperimen maupun kelas kontrol, terlihat bahwa kelas kontrol memiliki sebaran data lebih bervariasi dan menyebar karena memiliki nilai varians dan simpangan baku lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen. Kelas eksperimen memiliki tingkat kemiringan sebesar -0,163, sedangkan pada kelas kontrol memperoleh tingkat kemiringan sebesar - 0,215. Karena kedua kelas memiliki tingkat kemiringan kurang dari 0, maka kemiringannya negatif yang artinya kecenderungan data, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengumpul diatas rata-rata. Untuk ketajaman atau kurtosis, pada kelas eksperimen sebesar 0,279, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,270. Hal ini menunjukkan bahwa kurva yang terbentuk berbentuk runcing atau leptokurtis. Tidak hanya hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memiliki perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, namun kemampuan berpikir kreatif matematis siswa berdasarkan indikator pada kelas eksperimen dan kelas kontrol juga terlihat memiliki perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa berdasarkan indikator antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berdasarkan Indikator Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No Indikator Skor Ideal Kelas Eksperimen Kelas Kontrol SD Persen- tase SD Persen- tase 1 Fluency 12 9,00 2,125 75,00 8,09 1,94 67,40 2 Flexibility 12 7,69 1,86 64,12 5,97 2,19 49,75 Rata-Rata 8,35 1,99 69,56 7,03 2,07 58,58 75 64,12 67,4 49,75 60 70 80 Fluency Flexibility Gambar 4.5 Perbandingan Nilai Indikator Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Eksperimen Kontrol

B. Analisis Data

Analisis data tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian, yaitu kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan metode permainan kartu Card Games lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode konvensional.

1. Uji Prasyarat

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis penelitian, terlebih dahulu akan dilakukan uji prasyarat analisis data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas data.

a. Uji Normalitas

Pada penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi-Square . Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah penyebaran nilai posttest kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa kelompok berdistribusi normal jika hitung ≤ tabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal 1 Uji Normalitas Kelas Eksperimen Hasil perhitungan uji normalitas pada kelas eksperimen diperoleh harga hitung adalah 2,541 Lampiran 33, sedangkan dari tabel harga kritis uji Chi-Square diperoleh tabel untuk jumlah sampel 36 pada taraf signifikansi α = 5 dan derajat bebas db = k – 1 – 2 = 6 – 1 – 2 = 3 adalah 7,81 Lampiran 38. Karena hitung lebih kecil dari tabel 2,541 7,81 maka Ho diterima, artinya bahwa data yang terdapat pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2 Uji Normalitas Kelas Kontrol Hasil perhitungan uji normalitas pada kelas kontrol diperoleh harga hitung adalah 1,616 Lampiran 34, sedangkan dari tabel harga kritis uji Chi- Square diperoleh tabel untuk jumlah sampel 34 pada taraf signifikansi α = 5 dan derajat bebas db = k – 1 – 2 = 6 – 1 – 2 = 3 adalah 7,81 Lampiran 38. Karena hitung lebih kecil dari tabel 1,616 7,81 maka Ho diterima, artinya bahwa data yang terdapat pada kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut : Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas N Taraf Signifikansi hitung tabel Kesimpulan Eksperimen 36 0,05 2,541 7,81 Berdistribusi Normal Kontrol 34 0,05 1,616 7,81 Berdistribusi Normal Karena hitung pada kedua kelompok kurang dari tabel , maka dapat disimpulkan bahwa data sampel kedua kelompok berasal dari populasi berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Setelah kedua kelompok sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians kedua populasi tersebut dengan menggunakan uji F Uji Fisher. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua varians populasi homogen. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelas dikatakan homogen apabila hitung ≤ tabel , diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil perhitungan untuk kelas eksperimen diperoleh varians sebesar 186,35 sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh varians sebesar 205,70, sehingga diperoleh nilai F hitung sebesar 1,104 Lampiran 35. Berdasarkan tabel distribusi F dengan taraf signifikansi 5 dengan derajat kebebasan penyebut adalah 33 dan derajat kebebasan pembilang adalah 35 , diperoleh F tabel sebesar 1,78 Lampiran 39. Karena F hitung F tabel 1,104 1,74 maka Ho diterima, artinya data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Jumlah Sampel Varians F hitung F tabel α=0,05 Kesimpulan Eksperimen 36 186,35 1,104 1,78 Terima Ho Kontrol 34 205,70

2. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, ternyata kedua kelas sampel penelitian berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji-t. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen yang menggunakan metode permainan kartu Card Games lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: H : H 1 : Keterangan : = Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas ekperimen = Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas kontrol Dengan kriteria pengujian yaitu jika t hitung t tabel maka H diterima dan H 1 ditolak, sedangkan jika t hitung ≥ t tabel maka H ditolak dan H 1 diterima. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji-t, maka diperoleh t hitung sebesar 3,23 Lampiran 36. Dengan menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikansi 5 dan derajat kebebasan db = 68 diperoleh t tabel sebesar 1,67 Lampiran 40. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada Tabel 4.11 berikut: Tabel 4.11 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji-t t hitung t tabel α=0,05 Kesimpulan 3,23 1,67 Tolak Ho Karena diperoleh t hitung t tabel 3,23 1,67 maka H ditolak dan H 1 diterima atau dengan kata lain rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen yang diajarkan dengan metode permainan kartu Card Games lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, dapat ditunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan menggunakan metode permainan kartu Card Games dengan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan menggunakan metode konvensional.

1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Proses belajar yang dilakukan di kelas eksperimen adalah dengan menggunakan metode permainan kartu Card Games. Ide utama dari metode ini adalah siswa diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika dengan bimbingan pengajar melalui permainan kartu-kartu yang telah disediakan. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode permainan kartu Card Games ini, siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri konsep matematika dengan menggunakan permainan berupa kartu-kartu matematika yang mengandung materi pecahan. Selain itu siswa juga difasilitasi untuk dapat menemukan pengetahuan matematika pada kehidupan sehari-hari dengan menggunakan soal kontekstual. Pada pembelajaran ini pula siswa diberi kesempatan dan kebebasan untuk mengemukakan idegagasan mereka sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi maupun menanggapi pendapat siswa lainnya, sehingga diharapkan akan diperoleh beragam strategi yang bervariasi maupun banyak jawaban dalam menyelesaikan masalah. Adapun langkah pembelajaran dengan menggunakan metode permainan kartu Card Games pada kelas eksperimen yaitu, guru menggali pengetahuan awal matematika siswa mengenai materi yang akan dipelajari dengan pertanyaan- pertanyaanyang diajukan oleh guru. Hal ini bertujuan untuk menstimulus siswa agar berperan aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru, dan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Selanjutnya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk berdiskusi, hal ini bertujuan agar siswa dapat lebih kreatif dalam mengemukakan idegagasan maupun pendapatnya, karena dengan diskusi kelompok siswa dapat lebih bebas mengemukakan pendapatnya kepada anggota kelompoknya serta dapat melatih rasa percaya diri siswa. Setelah siswa duduk berkelompok, selanjutnya guru membagikan kartu permainan matematika dan Lembar Kerja Siswa LKS untuk didiskusikan dan dikerjakan secara berkelompok. Guru sebagai fasilitator berkeliling kelas untuk membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diberikan pada LKS, dimana pertanyaan yang ada didalamnya menuntut siswa untuk berpikir kreatif dengan melakukan permainan menggunakan kartu-kartu yang telah dibagikan. Kartu-kartu yang diberikan kepada siswa bertujuan agar siswa dapat lebih kreatif dalam mengemukakan idegagasan, pendapat, strategi maupun jawaban dari permasalahan yang diberikan. Permainan menggunakan kartu ini juga bertujuan untuk menarik minat dan perhatian siswa untuk segera menyelesaikan LKS yang diberikan, karena dengan permainan ini akan ada yang menjadi pemenang. Setelah diskusi kelompok selesai dan didapat pemenangnya, perwakilan kelompok tersebut mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya sementara kelompok lain mendengarkan penjelasan kelompok tersebut serta diberi kesempatan untuk menanggapi pendapat kelompok tersebut. pada akhir