difficulty index.
9
Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00. Uji taraf kesukaran item soal dapat dihitung dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
berikut:
10
= Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya skor siswa yang menjawab benar
= jumlah seluruh skor siswa peserta tes
Tolak ukur untuk menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir soal digunakan kriteria sebagai berikut:
11
p 0,70 = mudah
0,30 ≤ p ≤ 0,70 = sedang
P 0,30 = sukar
Berdasarkan hasil perhitungan uji taraf kesukaran butir soal instrumen Lampiran 18, dari 10 soal yang diujikan diperoleh 4 soal dengan taraf
kesukaran “sedang” dan 6 soal dengan taraf kesukaran “sukar”
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh
berkemampuan rendah.
12
Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut:
13
= =
9
Arikunto, op.cit., h. 207.
10
Arikunto, op.cit., h. 208.
11
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009, Cet . 2, h.272.
12
Arikunto, op. cit., h. 211
13
Ibid., h. 213.
Keterangan : DP
= Daya pembeda JS
A
= Banyaknya seluruh skor siswa peserta tes kelompok atas JS
B
= Banyaknya seluruh skor siswa peserta tes kelompok bawah JB
A
= Banyaknya skor peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
JB
B
= Banyaknya skor peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar.
= = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
= = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Interpretasi koefisien daya pembeda dapat menggunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel, sebagaimana dikutip oleh Arifin, sebagai berikut:
14
Index of discrimination Item evaluation
0,40 and up : Very good items.
0,30 – 0,39 : Reasonably good, but possibly subject to improvement.
0,20 – 0,29 : Marginal items, usually needing and being subject to
improvement. Below – 0,19
: Poor items, to be rejected or improved by revision. Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda soal Lampiran 20, dari 10
soal yang diuji cobakan, 3 soal memiliki daya pembeda “jelek”, 5 soal memiliki daya pembeda “cukup”, dan 1 soal memiliki daya pembeda “baik”, serta 1 soal
memiliki daya pembeda “baik sekali”. Berikut ini adalah rekap data hasil uji validitas, reliabilitas instrumen, taraf
kesukaran, dan daya pembeda soal :
14
Arifin., op. cit., h. 274
Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Hasil Uji Analisis Butir Soal
No. Soal
Validitas Taraf
Kesukaran Daya Pembeda
Keterangan Nilai
Kriteria Nilai
Kriteria Nilai
Kriteria
1 0.539
Valid 0.328
Sedang 0.250
Cukup Digunakan
2 0.643
Valid 0.391
Sedang 0.281
Cukup Digunakan
3 0.622
Valid 0.250
Sukar 0.094
Jelek Tidak
Digunakan 4a
0.814 Valid
0.250 Sukar
0.219 Cukup
Digunakan 4b
0.787 Valid
0.305 Sedang
0.319 Baik
Digunakan 5
0.741 Valid
0.219 Sukar
0.219 Cukup
Digunakan 6a
0.748 Valid
0.250 Sukar
0.219 Cukup
Digunakan 6b
0.733 Valid
0.203 Sukar
0.188 Jelek
Tidak Digunakan
7 0.841
Valid 0.594
Sedang 0.438
Baik Sekali
Digunakan 8
0.768 Valid
0.242 Sukar
0.109 Jelek
Tidak Digunakan
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis. Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa yang diajar dengan menggunakan metode permainan kartu card games dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode
pembelajaran konvensional. Analisis data yang digunakan adalah pengujian hipotesis mengenai perbedaan dua rata-rata, yaitu dengan uji-t.
1. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas Pengujian asumsi distribusi normal bertujuan mempelajari apakah
distribusi sampel yang terpilih berasal dari sebuah distribusi populasi normal atau tak normal.
15
Data yang mempunyai distribusi yang normal berarti mempunyai
15
Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010, h.107.