menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran TGT dengan hasil belajar dengan menggunakan uji-t.
Bedasarkan pengujian nilai rata-rata hasil belajar Fiqih dengan menggunakan uji-t, diperoleh harga
= 3,0239. Dengan taraf
signifikan = 0,05 dan derajat kebebasan db = 60 diperoleh nilai
=
2,042. Sehingga
berada diluar penerimaan
atau dengan kata lain
ditolak. Dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran aktif Teams Games Tournament TGT lebih tinggi
dari pada siswa yang diajarkan dengan metode Puzzle.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya diperoleh bahwa
ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif yang menyatakan hasil belajar Fiqih siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran aktif Teams Games Tournament TGT lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan menggunakan metode
pembelajaran Puzzle pada taraf signifikan 0,05. Artinya, sebelum diterapkan metode pembelajaran aktif TGT
kegiatan belajar mengajar masih terfokus oleh guru dalam menjelaskan dan pada kesimpulan akhir. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Akan tetapi setelah diterapkan model pembelajaran TGT untuk kelas eksperimen proses pembelajaran lebih aktif dan kreatif
dibanding kelas kontrol yang menggunakan metode Puzzle. Hal ini terbukti dengan beberapa faktor, diantaranya siswa lebih semangat dengan
adanya metode TGT ini tumbuhnya semangat belajar dan perhatian yang lebih serius, serta mengurangi rasa kejenuhan.
Sebagaimana hasil yang telah dijelaskan diatas, dijelaskan bahwa diterima sehingga terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil
belajar Fiqih siswa dengan menggunakan model pembelajaran TGT dengan menggunakan metode Puzzle pada materi makanan dan minuman
haram.
G. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian belum sempurna, dikarenakan penelitian ini mempunyai keterbatasan diantaranya :
1. Penelitian ini hanya ditujukan pada mata pelajaran Fiqih pada pokok bahasan makanan dan minuman haram saja, sehingga belum bisa
digeneralisasikan pada pokok pembahasan yang lain.
2. Sarana prasarana sekolah yang kurang memadai guru untuk menggunakan
model pembelajaran Teams Games Tournament TGT.
3. Alokasi waktu yang kurang sehingga diperlukan persiapan dan pengaturan
kelas yang baik.
4. Hasil penelitian ini tidak dapat menampilkan proses pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, karena peneliti tidak menggunakan alat
perekam dan hanya menggunakan foto untuk mengabadikan proses belajar
tersebut.