C. Model Pembelajaran Puzzle
Mendesain tes ujian pada teka-teki silang mengundang keterlibatan dan partisipasi langsung. Teka-teki silang dapat diselesaikan secara individu atau
secara tim. Prosedur pelaksanaan model pembelajaran Puzzle, yaitu: 1. Mencurahkan gagasan brainstorming beberapa istilah atau nama-nama
kunci yang berkaitan dengan pelajaran studi yang telah diselesaikan. 2. Susunlah teka-teki silah sederhana, yang mencakup item-item sebanyak
yang didapatkan. Hitamkan kotak-kotak yang tidak diperlukan. 3. Buatlah contoh-contoh item silang, gunakan diantara sebagi berikut:
a. Definisi pendek, contohnya : tes yang digunakan untuk menentukan reliabilitas
b. Kategori yang sesuai dengan item, contohnya: jenis gas c. Lawan kata, contohnya: lawan kata dari haram
4. Bagikan teka-teki kepada kepada peserta didik, baik secara individual maupun secara tim
5. Tentukan batasan waktu. Serahkan hadiah kepada individu atau tim dengan benda yang paling konkret.
32
Metode pembelajaran aktif Puzzle dapat divariasikan sebagai berikut: a. Perintahkan seluruh kelompok bekerja secara kooperatif untuk
menyelesaikan teka-teki silang b. Sederhanakan teka-teki silanh dengan menentukan satu kata yang
menjadi kunci untuk seluruh pelajaran.tulislah teka-teki itu secara saling horizontal, gunakan kata yang meringkas poin-poin lain dalam
sesi latihan dan susunlah kata itu secara vertikal ke dalam kata kunci.
33
Menurut penulis model pembelajaran Puzzle ini belum efektif jika digunakan dalam pembelajaran, sebab model pembelajaran ini hanya membuat
para siswanya kritis sponatisan tapi lebih kepada individual saja, jadi untuk kerjasama dan interaksi dalam team tidak maksimal.
34
32
Melvin L. Silberman. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa, 2012, hal. 246
33
Ibid, hal. 247
34
Penulis menambahkan pendapatnya mengenai kelemahan model pembelajaran Puzzle
D. Hasil Belajar
1. Definisi Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu kata “hasil” dan “belajar”, menurut kamus besar bahasa Indonesia kata
“hasil” adalah sesuatu yang diperoleh dengan usaha. Sedangkan kata “belajar” adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, perubahan itu dapat
mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
35
Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dari
seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir, maupun keterampilan
motorik.
36
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan pembelajaran. Belajar itu sendiri merupakan suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan pembelajaran
atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksional.
37
Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman-
pengalaman belajarnya.
38
Menurut Muhibin Syah hasil belajar adalah Perubahan sebagai akibat pengalaman belajar dan proses belajar siswa.
39
35
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, hal. 81
36
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007, hal. 102-103
37
Asep Jihad dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi PressIndo, 2010, hal. 14
38
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, hal. 22
39
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengjaran Modul, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, hal. 216