Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin di dalam buku karangan Etin Solihatin dan Raharjo bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan dari kelompok tergantung dari kemampuan dan aktifitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok. 18 Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada tim kelompok. Pada pembelajaran kooperatif ini peserta didik berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak kurang lebih 4 sampai 5 orang. Dalam belajar secara kooperatif ini terjadi interaksi antara anggota kelompok. Semua anggota kelompok harus turut terlibat, karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. Sehubungan dengan pengertian tersebut, penulis menambahkan bahwa belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan peserta didik bekerja sama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok. Sebuah analisis penelitian menunjukan, dalam kelompok siswa- siswa akan belajar lebih cepat, dan bahwa pengalaman kelompok sering beralih ke anggota-anggota kelompok sehingga mereka bekerja lebih efektif. Akan tetapi ada beberapa keterbatasannya. Beberapa siswa yang pandai tidak menikmati manfaat dari pengalaman belajar berkelompok, dan bagi mereka proses sosial yang terjadi di dalam kelompok sebenarnya merupakan hambatan bagi kegiatan belajar mereka. Namun keuntungan kerja kelompok ini terletak pada perubahan yang menyangkut motivasi, emosi dan sikap. 19 18 Etin Solihatin dan Raharja, Cooperatif Learning, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hal. 4 19 Mukhtar dan Martinis Yamin, Metode Pembelajaran yang Berhasil, Jakarta: Sasama Mitra Suksesa, 2002, hal. 49 Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam proses belajar mengajar, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunya kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain, sehingga semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relative sama atau sejajar. Pada saat siswa belajar dalam kelompok akan berkembang suasana belajar yang terbuka dalam dimensi kesejawatan, karena pada saat itu akan terjadi proses belajar kolaboratif dalam hubungan pribadi yang saling membutuhkan. Pada saat itu juga siswa belajar dalam kelompok kecil akan tumbuh dan berkembang pola belajar tutor sebaya dan belajar secara bekerjasama. Pada saat proses pembelajaran, guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya nara sumber, tetapi berperan sebagai mediator, stabilisator dan menejer pembelajaran. 20 Strategi pembelajaran kooperatif tampak akan dapat melatih siswa untuk mendengar pendapat-pendapat orang lain dan menyimpulkan dalam suatu pendapat, pendidik membentuk siswanya untuk mudah memahami materi dan sesama siswa harus saling membantu. Hal ini memang sangat dianjurkan dalam Al- Qur’an untuk saling tolong menolong, yang dijelaskan dalam surat At-Taubah ayat 71:                             “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh mengerjakan yang maruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ”. QS. At-Taubah: 71. 21 20 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009, hal. 232 21 Al- Qur’an dan Terjemahnya. Al-Qur’an Cordoba Spesial for Muslimah, Bandung: PT Cordoba Internasional Indonesia, 2012, hal. 198 Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menekankan peserta didiknya untuk belajar bekerja sama dalam memecahkan suatu permasalahan yang ada, dengan bentuk kelompok kecil, yang bertujuan untuk mengasah imajinasi peserta didik, yang memiliki tingkat kemampuan dengan latar belakang yang berbeda, mulai dari tingkat kemampuan yang tinggi, sedang maupun yang rendah. Serta dapat melatih peserta didik untuk bisa berinteraksi dengan baik antar sesama, akan menciptakan pribadi-pribadi yang memiliki rasa tanggung jawab dan mampu menghargai pendapat orang lain.

2. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

Sanjaya mengungkapkan pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan dalam beberapa perspektif, yaitu perspektif motivasi artinya penghargaan yang diberikan kepada kelompok yang dalam kegiatannya saling membantu untuk memperjuangkan keberhasilan kelompok, perspektif sosial artinya melalui kooperatif setiap peserta didik akan saling membantu dalam belajar, karena mereka ingin semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan, perspektif perkembangan kognitif artinya dengan adanya interaksi antar anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi peserta didik untuk berfikir mengolah informasi. Adapun karakteristik atau pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut: 22 a. Pembelajaran Secara Tim Pembelajaran kooperatif pembelajaran yang dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan, oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap peserta didik belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan. 22 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2011, Edisi Kedua, hal. 206-208 b. Didasarkan Pada Manajemen Kooperatif Manajemen mempunyai tiga fungsi yaitu 1 fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah- langkah pembelajaran yang sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan, dan lain sebagainya. 2 fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. 3 fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun non tes. c. Kemauan Untuk Bekerja Sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditentukan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang maksimal. d. Keterampilan Bekerja Sama Keterampilan bekerja sama itu dipraktkikan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara kelompok. Dengan demikian, peserta didik perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Muslim Ibrahim mengatakan di dalam buku Dr. Rusman, M. Pd bahwa pembelajaran koopertif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif. Peserta didik yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam penerapan

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament Terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa (Quasi Eksperimen Di Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara)

1 51 179

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt ( Teams Games Tournament ) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia

0 6 145

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205