125
3. Menyusun Hierarki Proses Analisis
Penyusunan hierarki merupakan penjabaran permasalahan yang akan diselesaikan menjadi unsur-unsurnya meliputi: fokus permasalahan goal, faktor
penentu, kriteria pendukung dan strategi yang akan diterapkan Yulianis 2009. Selanjutnya fokus permasalahan ini merupakan tujuan yang menjadi sasaran
pencapaian dalam analisis hierarki proses guna pengembangan kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG. Dalam mencapai tujuan tersebut maka ditentukan
berbagai faktor penentu yang setelah diidentifikasi ternyata terbagi dalam 4 aspek yaitu infrastruktur, peran stakeholders, potensi pengembangan mulok dan
sinergisme program. Setelah faktor penentu ditetapkan, kemudian ditetapkan pula kriteria pendukung dalam mencapai kepentingan-kepentingan dari faktor
penentu yang merupakan unsur pendukung dalam tingkat tertentu yang keterkaitannya dengan tingkat di atasnya. Lihat Tabel 71.
Infrastruktur merupakan penunjang utama terselenggaranya proses kegiatan pengembangan kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG. Infrastruktur ini
meliputi institusi yang manangani, kebijakan dan program, serta ketersediaan anggaran. Selanjutnya dibutuhkan peran stakeholders yang merupakan peran yang
dilakukan oleh para pemangku kebijakan dalam rangka pengembangan kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG. Peran pemangku kebijakan ini meliputi peran
pemerintah, swasta, akademisi , dan tokoh masyarakat.
Tabel 71 Penilaian kesiapan sumberdaya daerah dalam pengembangan kebijakan mulok
No. Aspek yang dinilai
Bobot Kesiapan
Skor Total
A. Infrastruktur
1. Institusi yang menangani
2. Kebijakan dan program aksi
3. Anggaran pendukung program
B. Peran pejabat yang berwenang stakeholders
1. Pemerintah
2. Swasta industri
3. Akademisi
4. Tokoh masyarakat
C. Potensi pengembangan kebijakan mulok ilmu gizi berbasis
makanaan tradisional Gorontalo 1.
Potensi pembelajaran tentang ilmu gizikesehatan 2.
Potensi pelestarian dan pengembangan budaya makanan tradisional
3. Potensi industri makanan tradisional
4. Daya terima masyarakat
D. Sinergisme program
1. Kerjasama lintas sektor
2. Kerjasama lintas program
Sumber: hasil diskusi dalam pertemuan tingkat provinsi Gorontalo tentang persiapan survei kebijakan mulok ilmu gizi 2011. Bobot diperoleh dari metode AHP dengan total bobot = 1
Potensi pengembangan mulok ilmu gizi berbasis MTG merupakan kemampuan yang dimiliki dalam rangka pengembangan mulok tersebut yang
meliputi potensi pembelajaran ilmu gizikesehatan, potensi pelestarian budaya, potensi industri makanan tradisional dan potensi daya terima masyarakat. Potensi
ini membutuhkan sinergisme program yang merupakan gabungan kegiatan dalam pengembangan kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG yang pengaruhnya
dalam pengembangan akan lebih besar. Sinergisme program ini meliputi kerjasama lintas sektor dan kerja sama lintas program.
Berdasarkan adanya
infrakstruktur, peran
stakeholders, potensi
pengembangan mulok dan sinergisme program maka dibutuhkan strategi pengembangan mulok ilmu gizi berbasis MTG yang merupakan alat untuk
mencapai tujuan pengembangan kebijakan mulok tersebut dan terdiri dari: kinerja lembaga dan kapasitas SDM; peraturan daerah; komitmen, peran dan kemitraan
antar stakeholders; dan pengembangan sarana pembelajan mulok.
Faktor penentu, kriteria pendukung dan strategi dinilai melalui perbandingan berpasangan pairwise comparisons dengan skala 1-9. Selanjutnya
berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh diolah dengan menggunakan expert choice 2000 v.10 persamaan matematik untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot
yang diperoleh dari keseluruhan faktor dan kriterianya ini lebih lanjut dijadikan dasar dalam perhitungan instrumen penilaian kesiapan sumberdaya daerah menuju
pengembangan kebijakan mulok dalam upaya pelestarian dan pengembangan MTG.
Instrumen Pengumpulan Data 1. Kuesioner untuk analisis kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG meliputi
subyek siswa, guru, kepala sekolah dan stakeholders. Lihat Lampiran 6, 7, 8, 9, 10.
2. Kuesioner untuk pengembangan kebijakan mulok ilmu gizi. Lihat Lampiran 11, 12.
Analisis Data 1. Pelaksanaan kebijakan mulok berdasarkan konten kebijakan mulok yang
datanya diperoleh dari para contoh siswa mulok, guru mulok, kepala sekolah dan stakeholder dianalisis secara deskriptif.
2. Perumusan pengembangan kebijakan mulok. Dilakukan analisis SWOT strength, weakness, opportunity and threat guna mendapatkan alternatif-
alternatif strategi dengan mengelompokkan faktor internal kekuatan –
kelemahan dan eksternal peluang – ancaman dengan menggunakan matriks
SWOT seperti pada Tabel 72. Selanjutnya dilakukan juga analisis melalui AHP dalam memutuskan prioritas strategi. Analisis ini ada kesamaan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nurmianto dan Nasution 2004; Martianto et al. 2009 Fauzi et al. 2010; Ikhsan dan Aid 2011.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menentukan strategi melalui matriks SWOT yaitu dengan membuat daftar peluang dan ancaman, kekuatan dan
kelemahan, mencocokkan kekuatan dan peluang dalam sel strategi SO, mencocokkan kelemahan dan peluang dalam sel strategi WO, mencocokkan
kekuatan dan ancaman dalam sel strategi ST dan mencocokkan kelemahan dan ancaman dalam sel strategi WT.
Selanjutnya untuk pengambilan keputusan membutuhkan informasi dan alat analisis Benson et al. 2013. Informasi yang digunakan berdasarkan matriks
SWOT berupa alternatif strategi. Kemudian alternatif strategi ini dianalisis menggunakan analitical hierarchy process AHP untuk menentukan strategi
dalam pengembangan kebijakan mulok. Metode ini merupakan salah satu teknik yang dilakukan untuk mengambil keputusan terhadap strategi pengembangan
kebijakan mulok. Penentuan prioritas strategi dilakukan dengan menggunakan penilaian pairwise comparison atau analisis pendapat judgement para pakar
127 yang terlibat dalam kebijakan mulok. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan software Expert Choice 2000 v.10. Tabel 72 Matriks strength, weakness, opportunity and threats SWOT
Strength S Weakness W
Opportunity O Strategi SO kuadran I.
Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO kuadran III. Mengurangi kelemahan
dengan memanfaatkan peluang
Threats T Strategi ST kuadran II.
Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Strategi WT kuadran IV. Mengurangi kelemahan dan
menghindari ancaman
Sumber: Rangkuti 2009
Hasil dan Pembahasan Karakteristik Contoh
1.
Guru dan Kepala Sekolah
Guru yang mengajar mata pelajaran muatan lokal ilmu gizi berbasis MTG berumur antara 30-58 tahun. Semua guru tersebut berjenis kelamin perempuan,
dan suku Gorontalo.
Tabel 73 Sebaran contoh guru dan kepala sekolah mulok ilmu gizi berbasis MTG dan tidak mulok berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan dan suku
Guru Kepala sekolah
Kriteria n
Kriteria n
Umur
30-40 tahun
3 25
30-40 tahun 4
16,67 41-50 tahun
5 41,67
41-50 tahun 10
41,67 51-60 tahun
4 33,33
51-60 tahun 10
41,67
Jenis kelamin
Laki-laki Laki-laki
15 62.5
Perempuan 12
100.0 Perempuan
9 37.5
Pendidikan
D-I 2
16.6 D-II
1 4.2
D-II 1
8.3 Sarjana
12 50.0
Sarjana 9
75.0 Pasca
11 45.8
Pekerjaan
PNS 12
100.0 PNS
24 100.0
Suku
Gorontalo 24
100.0 Gorontalo
24 100.0
Belum semua guru mulok yang memenuhi kualifikasi akademik yakni sarjana ada 75 dan sisanya diploma. Mereka bekerja sebagai pegawai negeri
sipil PNS dan telah mengajar mata pelajaran muatan lokal ilmu gizi berbasis MTG sejak tahun 2008.
Kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi dalam sebuah satuan pendidikan atau di lingkungan sekolah. Ada 15 62,5 orang laki-laki dan 9
37,5 orang perempuan. Mereka berumur antara 30-59 tahun, suku Gorontalo, ada 45,8 yang berpendidikan pasca sarjana S2, 50 sarjana dan sisanya
berpendidikan diploma. Lihat Tabel 73. 2.
Stakeholders Stakeholders berumur antara 30 sampai 60 tahun dan yang paling banyak
berumur 41-50 tahun yaitu 50. Ada 73,1 berjenis kelamin laki-laki, dan mereka berpendidikan sarjana sampai ada yang doktor. Selanjutnya ada 88,5
contoh adalah suku Gorontalo, dan sisanya berasal dari suku Jawa, Minahasa dan Padang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 74.
Tabel 74 Sebaran stakeholders yang menjadi contoh berdasarkan umur,
jenis kelamin, pendidikan, dan suku
Kriteria n
Kriteria n
Umur Suku
31-40 6
23.1 Gorontalo
23 88.5
41-50 13
50.0 Jawa
1 3.8
51-60 7
26.9 Minahasa
1 3.8
Jenis Kelamin Padang
1 3.8
Laki-laki 19
73.1 Perempuan
7 26.9
Pendidikan
Sarjana 6
23.1 Magister
18 69.2
Doktor 2
7.7
Analisis Kebijakan Mulok Ilmu Gizi Berbasis MTG Menganalisis kebijakan mata pelajaran mulok ilmu gizi berbasis MTG
dilakukan melalui beberapa tahapan yang dimulai dari tinjauan tentang perumusan masalah kebijakan, peramalan masa depan kebijakan, rekomendasi kebijakan,
pemantauan dan evaluasi. Untuk proses perumusan, peramalan dan rekomendasi melibatkan contoh stakeholders atau pemangku kebijakan. Sementara untuk
pemantauan dan evaluasi dilakukan langsung pada contoh siswa mulok, contoh guru sekolah mulok serta contoh kepala sekolah. Selanjutnya dijelaskan hal
tersebut secara rinci seperti berikut ini. 1.
Perumusan Permasalahan Kebijakan Mulok Ilmu Gizi Berbasis MTG
Ada 4 pertanyaanpernyataan yang disampaikan kepada stakeholders dalam melakukan perumusan permasalahan kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG.
Masing-masing pertanyaanpernyataan diberikan jawaban sebagai alasannya, dan semua jawaban tersebut dirangkum menjadi beberapa point.
Permasalahan makanan daerah di Indonesia termasuk di Gorontalo yaitu sudah mulai dilupakan dan bahkan ditinggalkan oleh generasi saat ini. Hal ini
penting untuk dilakukan upaya-upaya pelestarian dan pengembangannya. Semua
129 contoh memberikan jawaban yang sama yaitu 100 setuju bahwa kebijakan
mulok ilmu gizi berbasis MTG ini merupakan upaya pelestarian MTG, lihat Tabel 75.
Tabel 75 Jawaban contoh atas pertanyaanpernyataan tentang perumusan permasalahan kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG
No. Pertanyaanpernyataan permasalahan kebijakan mulok
Jawaban Ya
Tidak
n n
1 Kebijakan mulok ilmu gizi berbasis makanan tradisional
MTG merupakan upaya pelestarian MTG yang mulai dilupakan.
26 100.00
- -
2 Kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG dapat mengatasi
masalah perubahan perilaku konsumsi MTG.
26 100.00
- -
3 Kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG dapat merupakan
kebutuhan individu guna memahami ilmu gizikesehatan dan MTG.
25 96.20
1 3.38
4 Berdasarkan gambaran sebelumnya, kebijakan mulok ilmu
gizi berbasis MTG baru didukung oleh kesepakatan dua instansi Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga Provinsi Gorontalo saja, sehingga kebijakan tersebut penting didukung oleh aturan daerah guna
melancarkan proses pelaksanaannya.
26 100.00
- -
Pernyataan kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG yang merupakan upaya pelestarian MTG yang mulai dilupakan, memberikan reaksi positif kepada
contoh dalam menjawabnya. Berbagai alasan contoh yang dirangkum adalah sebagai berikut:
a. Bahwa kebijakan ini mutlak diperlukan karena menjadi upaya bersama untuk pelestarian dan pengembangan MTG yang sudah mulai tidak dikenal
dan bahkan dilupakan terutama oleh generasi muda. Akibatnya telah mempengaruhi pola makan masyarakat itu sendiri. Alasan ini terbukti
dengan hasil jawaban pengetahuan contoh siswa, ibu siswa dan nenek siswa yaitu adanya perbedaan yang nyata p0,05 tentang pengetahuan mereka.
Hal ini menjelaskan bahwa pembelajaran mulok dapat meningkatkan pengetahuan contoh Tabel 24. Namun jika dibandingkan dengan
pengetahuan MTG tentang kandungan gizi, maka nampak yang rata-rata persentasenya tinggi adalah contoh siswa mulok, sementara ibu siswa dan
nenek siswa adalah lebih rendah. Lihat pula Tabel 28.
b. Karena MTG merupakan kekayaan budaya Gorontalo yang mengandung unsur karakter bangsa. Juga karena adanya pengaruh yang mendesak
tentang konsumsi makanan impor yang lebih mengarah pada makanan instant berbahan baku terigu atau bahan impor lainnya. Akibatnya,
memberikan kecenderungan untuk memilih makanan instan sehingga lebih suka pada makanan lain tersebut. Selain itu pemahaman tentang MTG
bahwa dianggap kampungan sehingga merubah pola makan yang ada khususnya diperkotaan.
c. Mulok ini menggali dan melatih kreatifitas siswa tentang MTG dalam upaya menumbuhkan rasa cinta pada MTG termasuk pada daerah.
d. Belajar mulok dapat membuat beragam MTG tidak akan dilupakan oleh generasi penerus atau anak-anak bangsa, juga dapat mencegah masuknya
budaya luar yang merugikan bahkan mempengaruhi dan merubah konsumsi MTG dengan makanan impor yang diketahui tidak sehat.
e. Oleh karena mulok ilmu gizi berbasis MTG dibelajarkan lebih awal dan secara luas dikalangan pelajar dan juga diperkenalkan keistimewaan MTG
termasuk kandungan zat-zat gizi yang memadai. Pernyataan selanjutnya bahwa kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG
dapat mengatasi masalah perubahan perilaku konsumsi MTG. Seluruh contoh atau 100 memberikan jawaban setuju atas pernyataan tersebut dengan berbagai
alasannya yaitu:
a. Karena belajar teori ilmu gizikesehatan dan mempraktikan MTG adalah sesuai dengan kondisi masyarakat yaitu pembentukan karakter rasa
memiliki budaya daerah dan juga ini merupakan upaya berkesinambungan yang terkait dengan berbagai pihak.
b. Karena dilakukan sejak dini terutama pada anak didik sehingga akan lebih mengenal kandungan gizi, kebutuhan gizi yang memenuhi standar
kesehatan serta terlatih untuk bisa mempraktikannya. c. Mulok dapat memberi informasi mengenai manfaat MTG dan berbagai
pengaruh makanan dari luar yang sulit dibendung sehingga tumbuh kesadaran untuk melakukan perubahan.
d. karena bahannya mudah diperoleh, murah dan punya nilai gizi yang cukup sehingga mengurangi perilaku konsumtif seperti pada fast food serta
menambah kreatifitas peserta didik. e. Tekad masyarakat Indonesia umumnya lebih menyukai makanan cepat saji
fast food, untuk masyarakat Gorontalo kecenderungan tersebut semakin meningkat, pada awalnya ini ditandai dengan adanya KFC dan sekarang
ditambah dengan adanya CFC yang rata-rata ramai dikunjungi. Kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG ini diharapkan dapat merubah perilaku
masyarakat yang sudah menyenangi fash food yang diketahui tidak menyehatkan beralih untuk mengonsumsi MTG yang diketahui mempunyai
khasiat untuk kesehatan. Kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG dapat merupakan kebutuhan
individu dalam rangka memahami ilmu gizikesehatan dan MTG. Pernyataan ini disetujui 25 contoh atau 96,20, sementara 1 contoh lainnya menyatakan tidak
setuju. Adapun alasan mereka yang setuju maupun tidak setuju seperti rangkuman berikut ini yaitu:
a. Ya, karena pada dasarnya setiap individu membutuhkan pemahaman tentang ilmu giziKesehatan. Pernyataan ini menandakan bahwa sesungguhnya
masyarakat itu sangat membutuhkan pengetahuan gizikesehatan yang berkesinambungan, tetapi wadah untuk proses mendapatkanya memang
masih terbatas. Ini juga menandakan bahwa masyarakat menyadari tentang kebutuhan aktualisasi dirinya melalui pemahaman tentang ilmu tersebut
seperti Tabel 2.
b. Ya, kebijakan ini membuat masyarakat dapat mengenal dan memahami gizikesehatan, beraneka ragam makanan tradisional beserta kandungan gizi
dan juga mengetahui makanan yang seimbang. Ini adalah harapan masyarakat dalam mempertahankan nilai-nilai budaya yang sudah ada sejak
dari zaman dulu yang dipadukan dengan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang ilmu gizi itu sendiri.
131 c. Ya, untuk pelaksanaannya dibutuhkan kerja keras sehingga mencapai
kebutuhan individu yang diharapkan. Alasan ini memberikan pemahaman bahwa permasalahan tentang makanan itu sudah penting diseriusi sehingga
dibutuhkan kompetensi untuk pelaksanaannya yang berada dalam satu sistem.
d. Tidak, karena ada juga faktor lain seperti melalui iklan di media. Hal ini difahami sebagai proses pelaksanaannya bukan saja hanya melalui
pendidikan formal, tetapi informasi media juga tidak kalah pentingnya. Berdasarkan gambaran sebelumnya ringkasan tentang kebijakan mulok
dalam kuesioner, kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG baru didukung oleh kesepakatan dua instansi Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Provinsi Gorontalo saja, sehingga kebijakan tersebut penting didukung oleh aturan daerah guna melancarkan proses pelaksanaannya. Pernyataan ini
disetujui oleh semua contoh dengan masing-masing alasannya yang dirangkum seperti berikut ini yaitu:
a. Dasar kesepakatan antara Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo untuk pelaksanaannya tidak menjamin
pemerataan dan kesinambungan mulok ini sehingga harus diperkuat dengan peraturan daerah yang mengikat semua pihak yang terkait di daerah Provinsi
Gorontalo. Oleh karena pemahaman yang memadai dimiliki oleh para stakeholders maka dapat dikatakan bahwa alasan ini merupakan masalah
yang mendasar dan merupakan kekhawatiran yang cukup besar terhadap kegagalan pelaksanaan mulok ke depan.
b. Pelaksanaan kebijakan harus melibatkan semua pihak termasuk swasta, mengingat cakupan mulok adalah berbagai unsur apalagi ini telah didukung
oleh masyarakat dan stakeholders sehingga merupakan masalah penting belum adanya perda sebagai dasar hukum untuk perlindunganproteksi, dan
jika tidak hanya di atas kertas saja.
c. Oleh karena masalah gizikesehatan dapat mengancam kehidupan manusia maka “kebijakan ini tidak cukup dengan perda saja tetapi diharapkan lebih
luas lagi menjadi kebijakan nasional misalnya melalui surat keputusan bersama oleh beberapa menteri, peraturan presiden atau bahkan sampai
undang-
undang”. Artinya, pandangan dari beberapa stakeholders yang diwawancarai tersebut telah menganggap bahwa hal ini merupakan masalah
besar karena menyangkut tentang kehidupan masyarakat hari ini dan masa depan bangsa. Dikatakan pula bahwa gizikesehatan yang didasari oleh
makanan tradisional selain untuk produktivitas masyarakat yang terpenting juga untuk pelestarian dan pengembangan budaya itu sendiri.
2. Peramalan Masa Depan Kebijakan Mulok Ilmu Gizi Berbasis MTG