dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skornya. f. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total. Jika nilai di bawah 2,50 menunjukkan
bahwa secara internal kebijakan mulok lemah dan sebaliknya.
Tabel 69 Matriks internal factor evaluation IFE
Faktor internal kunci Bobot
Rating Score
Kekuatan: -
- Kelemahan:
- -
Total: 1,0
2. Matriks EFE
Dalam membuat matriks EFE maka ada beberapa tahapan yaitu: a. Contoh menentukan faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada
kesuksesan dan kegagalan critical success factor mencakup peluang dan ancaman. b. Menentukan bobot dari kesuksesan dan kegagalan dengan skala
yang lebih tinggi bagi faktor yang dianggap lebih penting dan begitu pula sebaliknya. Metode penentuan berdasarkan paired comparison yaitu dengan
memberikan penilaian atau pembobotan angka pada masing-masing faktor. Angka 2 jika faktor horisontal lebih penting dari vertikal. Angka 1 jika faktor horisontal
sama penting dengan faktor vertikal, dan angka nol jika faktor horisontal kurang penting dari faktor vertikal. Bobot yang diperoleh dari hasil nilai bagi setiap
faktor oleh total nilai dari analisis internal. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1 dengan contoh tabel pembobotan disajikan pada Tabel 70.
Tabel 70 Matriks eksternal factor evaluation EFE
Faktor eksternal kunci Bobot
Rating Score
Peluang -
- Ancaman:
- -
Total: 1,0
c. Menentukan rating setiap kesuksesan dan kegagalan antara 1 sampai dengan 4 dimana: rating 1=peluang terendah; rating 4=peluang tertinggi; rating 1=ancaman
tertinggi; dan rating 4=ancaman terendah. d. Penentuan rating dan bobot dengan jumlah contoh lebih dari satu menggunakan ukuran pemusatan median. e.
Mengalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skornya. f. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total. Skor
total 4,0 menunjukkan bahwa secara eksternal kebijakan mulok merespon dengan sangat baik semua aspek eksternal, tetapi jika skor total 1,0 maka
mengindikasikan bahwa peluang yang ada tidak dimanfaatkan dan ancaman- ancaman tidak dihindari. Lihat Tabel 70.
125
3. Menyusun Hierarki Proses Analisis
Penyusunan hierarki merupakan penjabaran permasalahan yang akan diselesaikan menjadi unsur-unsurnya meliputi: fokus permasalahan goal, faktor
penentu, kriteria pendukung dan strategi yang akan diterapkan Yulianis 2009. Selanjutnya fokus permasalahan ini merupakan tujuan yang menjadi sasaran
pencapaian dalam analisis hierarki proses guna pengembangan kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG. Dalam mencapai tujuan tersebut maka ditentukan
berbagai faktor penentu yang setelah diidentifikasi ternyata terbagi dalam 4 aspek yaitu infrastruktur, peran stakeholders, potensi pengembangan mulok dan
sinergisme program. Setelah faktor penentu ditetapkan, kemudian ditetapkan pula kriteria pendukung dalam mencapai kepentingan-kepentingan dari faktor
penentu yang merupakan unsur pendukung dalam tingkat tertentu yang keterkaitannya dengan tingkat di atasnya. Lihat Tabel 71.
Infrastruktur merupakan penunjang utama terselenggaranya proses kegiatan pengembangan kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG. Infrastruktur ini
meliputi institusi yang manangani, kebijakan dan program, serta ketersediaan anggaran. Selanjutnya dibutuhkan peran stakeholders yang merupakan peran yang
dilakukan oleh para pemangku kebijakan dalam rangka pengembangan kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG. Peran pemangku kebijakan ini meliputi peran
pemerintah, swasta, akademisi , dan tokoh masyarakat.
Tabel 71 Penilaian kesiapan sumberdaya daerah dalam pengembangan kebijakan mulok
No. Aspek yang dinilai
Bobot Kesiapan
Skor Total
A. Infrastruktur
1. Institusi yang menangani
2. Kebijakan dan program aksi
3. Anggaran pendukung program
B. Peran pejabat yang berwenang stakeholders
1. Pemerintah
2. Swasta industri
3. Akademisi
4. Tokoh masyarakat
C. Potensi pengembangan kebijakan mulok ilmu gizi berbasis
makanaan tradisional Gorontalo 1.
Potensi pembelajaran tentang ilmu gizikesehatan 2.
Potensi pelestarian dan pengembangan budaya makanan tradisional
3. Potensi industri makanan tradisional
4. Daya terima masyarakat
D. Sinergisme program
1. Kerjasama lintas sektor
2. Kerjasama lintas program
Sumber: hasil diskusi dalam pertemuan tingkat provinsi Gorontalo tentang persiapan survei kebijakan mulok ilmu gizi 2011. Bobot diperoleh dari metode AHP dengan total bobot = 1
Potensi pengembangan mulok ilmu gizi berbasis MTG merupakan kemampuan yang dimiliki dalam rangka pengembangan mulok tersebut yang
meliputi potensi pembelajaran ilmu gizikesehatan, potensi pelestarian budaya, potensi industri makanan tradisional dan potensi daya terima masyarakat. Potensi
ini membutuhkan sinergisme program yang merupakan gabungan kegiatan dalam pengembangan kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG yang pengaruhnya
dalam pengembangan akan lebih besar. Sinergisme program ini meliputi kerjasama lintas sektor dan kerja sama lintas program.