153 e. Kebijakan pemda baru sebatas surat kerja sama antara Dinas Kesehatan
Provinsi Gorontalo dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo, belum sebagai sebuah perda.
Belum ada perda sebagai dasar pelaksanaan kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG, sehingga ini menjadi kelemahan yang mendasar dalam
pelaksanaan mata pelajaran mulok tersebut, sementara keinginan atau antusias masyarakat cukup tinggi agar mata pelajaran mulok ini dapat
berjalan dengan baik dan memenuhi standar pelaksanaannya.
1.2 Faktor Lingkungan Eksternal
Peluang Opportunity. Lima peluang utama yang menjadi pendorong
terhadap pelaksanaan kebijakan muatan lokal ilmu gizi berbasis MTG yaitu: a. Mulok ilmu gizi berbasis MTG dapat menjadi upaya pelestarian budaya
khususnya MTG yang kaya ragam, jenis dan fungsinya. Muatan lokal ini merupakan kegiatan kurikuler yang mengembangkan
kompetensi disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah Gorontalo khususnya MTG. Kesinambungan pembelajaran mata pelajaran ini menjadi
peluang untuk pelestarian dan pengembangan MTG sebagai budaya.
b. Kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG dapat memberikan kesadaran perilaku konsumsi MTG yang sehat, bergizi, beragam dan seimbang.
Materi pembelajaran yang menyangkut ilmu gizikesehatan dan MTG yang diberikan dalam bentuk teori dan praktik, memberikan peluang dalam
melahirkan kesadaran, rasa memiliki dan mencintai budaya sendiri yang didasari oleh ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga difahami sebagai
makanan yang sehat, bergizi, beragam dan berimbang.
c. Mulok ilmu gizi berbasis MTG dapat memberikan keterampilan dan jiwa wira usaha pada setiap peserta didik.
Kegiatan pembelajaran mulok yang terbagi dalam teori dan praktik dapat mengembangkan keterampilan, sehingga mendorong untuk dapat mandiri.
Kemandirian ini tercermin sebagai wirausaha yang dapat dikembangkan oleh peserta didik ketika dia melakukan pilihan terhadap hal ini. Sekalipun
tidak sampai pada tingkat usaha, tetapi minimal hal ini akan dapat diterapkan dalam keluarganya.
d. Mulok ilmu gizi berbasis MTG dapat menjadi media transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi terutama tentang makanan tradisional yang
selama ini hanya berada di institusi pendidikan yang tidak mencakup seluruh lapisan masyarakat.
Sangat banyak penelitian yang telah dilakukan oleh para akademisi, pusat- pusat penelititan ataupun pihak lainnya, namun hasil risetnya ini sulit
terimplikasi sampai ke tingkat bawah dalam hal ini adalah masyarakat. Hasil riset ini hanya tersusun rapih dalam media-media tertentu. Memang hal ini
membutuhkan wadah agar dapat memberikan kesinambungan dalam proses transformasi pengetahuan dan teknologi tersebut. Olehnya, peluang ini
sangat baik untuk pembelajaran mulok tersebut dalam rangka kemaslahatan manusia dengan cara memanfaatkan hasil-hasil penelitian yang diketahui
telah melalui proses panjang dan biaya yang tidak kecil.
e. Kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG dapat memutus mata rantai permasalahan gizi dan kesehatan serta memberikan peluang peningkatan
umur harapan hidup. Lebih dari 90 persen masalah kesehatan terkait dengan makanan PP Nomor
22 tahun 2009. Selanjutnya, dikatakan bahwa mutu makanan dapat ditinjau dari keanekaragaman jenis makanan yang dikonsumsi, keseimbangan gizi
dan keamanan dari makanan itu sendiri. Katidakseimbangan gizi akibat konsumsi makanan yang tidak memadai membawa dampak pada munculnya
masalah gizi ganda yaitu gizi kurang maupun gizi lebih. Selain itu, masalah kesehatan lainnya akan bermunculan seperti penyakit infeksi dan
degeneratif serta dapat terjadi pula gangguan pertumbuhan. Kebijakan ini memberi perhatian pada peningkatan status gizi pada semua siklus
kehidupan. Oleh karena itu menurut Minarto 2006 bahwa memberikan perhatian yang sungguh-sungguh kepada peningkatan status gizi remaja pra
hamil sebagai upaya pencegahan gangguan pertumbuhan adalah sangat dibutuhkan.
Ancaman
threat. Lima ancaman utama yang dapat menjadi penghalang
dalam pelaksanaan kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG yaitu: a. Iklan-iklan yang tidak memihak pada makanan tradisional.
Iklan-iklan sekarang baik melalui media elektronik maupun cetak sangat terbatas yang memihak pada makanan tradisional. Selain itu tidak sedikit
iklan makanan yang terkesan membohongi atau membodohi virsawan yang menyaksikannya. Sehingga sampai muncul kesan bahwa makanan daerah
adalah makanan yang kurang bergengsi. Ini dapat mengakibatkan pilihan yang terjadi adalah pada makanan fast food atau makanan modern yang
sesungguhnya belum tentu lebih sehat dari makanan tradisional.
b. Persepsi masyarakat tentang mengonsumsi makanan tradisional tidak bergengsi dibandingkan dengan makanan fast food.
Ketidakcintaan pada makanan produk sendiri yang lahir akibat pengaruh lingkungan memang berangsur-angsur meningkat. Keadaan ini jika tidak
diantisipasi secara dini, maka terjadi situasi merendahkan atau tidak menghargai karya sendiri. Akibatnya nilai gengsi terhadap makanan
tradisional menjadi lebih rendah dibandingkan dengan makanan modern.
c. Semakin menjamurnya tempat-tempat makan kafe, restoran, warung, dll yang menyediakan makanan lain sehingga makanan tradisional yang
berkhasiat ditinggalkan. Situasi ini menjadi trend di kota-kota besar, sehingga pengindahan terhadap
budaya lokal terkikis dan terkooptasi dengan budaya lain. Ini adalah ancaman yang sangat berarti, karena upaya penyeimbangnya tidak ada dan
bahkan mendapat tekanan yang sangat kuat.
d. Ketergantungan terhadap produk yang bukan berbahan makanan lokal. Sesungguhnya Indonesia sangat kaya dengan bahan makanannya termasuk
di daerah Gorontalo. Hanya saja, penggunaan produk-produk impor dianggapnya mendapatkan nilai tersendiri di mata masyarakat yang
sesungguhnya tidak demikian. Sehingga kita menjadi masyarakat yang komsumtif dan sangat ketergantungan. Terbukti dengan impor beberapa
bahan makanan seperti terigu, kacang kedelei, dan beras.
155 e. Semakin menurunnya orang yang mengetahui makanan tradisional yang
sehat, bergizi, beragam, dan seimbang Ancaman ini jika berkesinambungan dan terjadi di antara generasi, maka
budaya kita tentang makanan tradisional akan hilang bahkan tidak ada identitasnya lagi. Nilai-nilai, norma-norma, dan juga pesan-pesan religi
yang diperoleh melalui makanan tradisional akan hilang begitu saja.
2. Kajian Kebijakan Mulok Ilmu Gizi Berbasis MTG Melalui Analisis