157 sosialisasi kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG antara instansi dengan nilai
yang dibobot sebesar 0,085. Terdapat institusi yang menangani kebijakan mulok ilmu gizi berbasis
MTG. Lembaga ini memiliki kewenangan untuk melaksanakan proses pembelajaran mulok yang terkait erat dengan mata pelajaran mulok ilmu gizi
berbasis MTG tersebut walaupun baru sebatas kesepakatan kerja sama. Ini juga didukung oleh faktor kekuatan utama lainnya yaitu tersedianya dukungan
anggaran pelaksanaan kebijakan mulok melalui dana APBD dan APBN yang juga merupakan faktor kekuatan utama dan memiliki kepentingan relatif tertinggi.
Sekalipun terdapat faktor kekuatan utama yang memiliki kepentingan relatif tertinggi tetapi masih rendahnya peran antara dinas atau instansi terkait yang
disebabkan oleh belum terbentuknya peraturan daerah Pemda, sehingga faktor kelemahan selanjutnya adalah terjadi keterbatasan tenaga guru yang telah dilatih.
2.2 Hasil Evaluasi Faktor Eksternal
Evaluasi faktor eksternal dilakukan untuk memperoleh bobot, rating dan nilai dari masing-masing faktor eksternal. Bobot diberikan untuk menentukan
kepentingan relatif dari faktor eksternal terhadap kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG. Faktor-faktor yang dianggap berpengaruh lebih besar akan
diberikan skor 2, sedangkan yang memiliki pengaruh yang sama diberikan skor 1 serta yang berpengaruh lebih rendah diberikan skor 0 Rangkuti 2009 dan
jumlah bobot perindividu akan bernilai sama dengan 1,0 lihat Lampiran 11. Rating diberikan berdasarkan respon dari stakeholders terhadap setiap faktor
eksternal baik terhadap peluang maupun ancaman dengan menggunakan skala 1 terendah hingga 4 tertinggi. Pemberian peringkat dilakukan berbanding
terbalik antara peluang dan ancaman Rangkuti 2009. Nilai yang dibobot merupakan perkalian dari bobot dan rating dari setiap faktor. Jumlah nilai yang
dibobot berkisar dari 1,0 terendah sampai 4,0 tertinggi yang dapat menunjukkan baik atau buruknya respon contoh stakeholders secara keseluruhan.
Tabel 91 menunjukkan hasil evaluasi faktor eksternal kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG. Hasil evaluasi faktor eksternal diperoleh total nilai yang
dibobot sebesar 2,710 yang menunjukkan bahwa stakeholders berada di atas rata- rata 2,50 dalam pelaksanaan kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG yang
memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman.
Faktor eksternal peluang yang memiliki kepentingan relatif tertinggi ada 3 faktor dengan nilai yang dibobot masing-masing 0,480 yaitu 1 mulok ilmu gizi
berbasis MTG dapat menjadi upaya pelestarian budaya khususnya MTG yang kaya ragam, jenis dan fungsinya; 2 kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG
dapat memberikan kesadaran perilaku konsumsi MTG yang sehat, bergizi dan seimbang; 3 Mulok ilmu gizi berbasis MTG dapat menjadi media transformasi
ilmu pengetahuan dan teknologi terutama tentang makanan tradisional yang selama ini hanya berada di institusi pendidikan penelitian dan tidak mencapai
sasaran seluruh lapisan masyarakat. Sementara faktor peluang lainnya mempunyai nilai 0,40 adalah mulok ilmu gizi berbasis MTG dapat memberikan keterampilan
dan jiwa wira usaha pada setiap peserta didik, dan yang mempunyai peluang kepentingan selanjutnya yakni kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG dapat
memutus mata rantai permasalahan kesehatan dan gizi serta memberikan peluang umur harapan hidup yang meningkat 0.36. Lihat Tabel 91.
Tabel 91 Matriks evaluasi faktor eksternal kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG
Faktor eksternal
Bobot Rating
Nilai Peluang Opportunities
a. Mulok ilmu gizi berbasis MTG dapat menjadi upaya pelestarian budaya
khususnya MTG yang kaya ragam, jenis dan fungsinya. 0.120
4 0.480
b. Kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG dapat memberikan kesadaran
perilaku konsumsi MTG yang sehat, bergizi dan seimbang. 0.120
4 0.480
c. Mulok ilmu gizi berbasis MTG dapat memberikan keterampilan dan jiwa
wira usaha pada setiap peserta didik. 0.100
4 0.400
d. Mulok ilmu gizi berbasis MTG dapat menjadi media transformasi ilmu
pengetahuan dan teknologi terutama tentang makanan tradisional yang selama ini hanya berada di institusi pendidikanpenelitian dan tidak
mencapai sasaran seluruh lapisan masyarakat. 0.120
4 0.480
e. Kebijakan mulok ilmu gizi berbasis MTG dapat memutus mata rantai
permasalahan gizi dan kesehatan serta memberikan peluang umur harapan hidup yang meningkat.
0.120 3
0.360 Ancaman Threats
a. Iklan-iklan yang tidak memihak pada makanan tradisional.
0.085 1
0.085 b.
Persepsi masyarakat tentang mengonsumsi makanan tradisional tidak bergengsi dibandingkan dengan makanan fast food.
0.080 1
0.080 c.
Semakin menjamurnya tempat-tempat makan kafe, restoran, warung, dll yang menyediakan makanan lain sehingga makanan tradisional yang
berkhasiat ditinggalkan. 0.075
1 0.075
d. Ketergantungan terhadap produk yang bukan berbahan makanan lokal.
0.090 2
0.180 e.
Semakin menurunnya orang yang mengetahui makanan tradisional yang sehat, bergizi, beragam, dan seimbang.
0.090 1
0.090 Jumlah
1.00 2.710
Faktor eksternal ancaman yang memiliki kepentingan relatif tertinggi yaitu ketergantungan terhadap produk yang bukan berbahan makanan lokal dengan nilai
yang dibobot sebesar 0,18. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaranya ketersediaan pangan yang terbatas. Menurut Tanziha 2010 bahwa keberlang-
sungan ketersediaan pangan diperhadapkan pada beberapa masalah dan tantangan salah satunya adalah kapasitas produksi pangan yang semakin terbatas karena
adanya peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas ekonominya yang berakibat pada konversi lahan pertanian ke lahan bukan pertanian.
Kemudian diikuti oleh semakin menurunnya orang yang mengetahui makanan tradisional yang sehat, bergizi, beragam dan seimbang dengan nilai yang
dibobot sebesar 0,09. Iklan-iklan yang tidak memihak pada makanan tradisional memiliki nilai yang dibobot sebesar 0,085 dan persepsi masyarakat dalam
mengonsumsi MTG tidak bergengsi dibandingkan dengan makanan fast food memperoleh nilai yang dibobot sebesar 0,080. Selanjutnya yang mempunyai
faktor eksternal ancaman terendah adalah semakin menjamurnya tempat-tempat makan kafe, restoran, warung, dll yang menyediakan makanan lain sehingga
makanan tradisional yang berkhasiat ditinggalkan dengan nilai yang dibobot sebesar 0,075. Lihat Tabel 91.
2.3 Alternatif Strategi Pengembangan Kebijakan Mulok Ilmu Gizi Berbasis