adat istiadat, juga kesadaran mengonsumsi MTG itu sendiri. Temuan Eliawati et al. 2001 yang hanya meneliti frekuensi konsumsi pangan tradisional dalam
sebulan pada remaja di kota Bogor adalah 5,4 kalibulan makanan lengkap; 7,3 kalibulan makanan kudapan dan 9,5 kalibulan minuman yang dapat dirata-
ratakan 7,4 kalibulan atau 7-8 kalibulan.
Demikian pula halnya yang terjadi pertahun yaitu berbeda nyata frekuensinya antara siswa yang mengonsumsinya. Ini juga dapat menandakan
keadaan kemampuan dalam mengadopsi MTG itu sendiri bagi yang mengonsumsinya karena telah mengalami proses pembelajaran tentang MTG
tersebut. Proses pembelajaran ini dapat meningkatkan pengetahuan MTG dan dengan pengetahuan tersebut telah meningkatkan pula sikap tentang MTG yang
akhirnya mereka mempraktikkannya lebih sering dibandingkan tidak mulok. Keadaan ini menandakan bahwa siswa mulok mempunyai perilaku praktik
konsumsi MTG yang lebih baik dibandingkan dengan tidak mulok.
4.2 Ibu Siswa
Frekuensi konsumsi MTG ibu siswa mulok dan tidak mulok berbeda secara nyata p0,05. Adapun rata-ratanya adalah 1716,13±1442,38
kali pada ibu siswa mulok dan 1390,76±1037,77 pada tidak mulok. Namun terlihat ada perbedaan
frekuensi konsumsi MTG yang terjadi pada waktu perminggu. Kemungkinan ini terjadi oleh karena ibu siswa mulok dan tidak mulok memiliki perbedaan lama
pendidikan berbeda nyata p0,05 yang berdampak pada perbedaan praktik. Lihat Tabel 40.
Tabel 40 Rata-rata frekuensi konsumsi MTG ibu siswa mulok ilmu gizi
berbasis MTG dan tidak mulok berdasarkan frekuensi perhari, minggu, bulan dan tahun
Frekuensi konsumsi MTG Ibu siswa mulok
Ibu siswa tidak mulok Sig 2-tailed
Hari
980.49±1418.88
a
809.24±1020.27
a
0.227
Minggu
670.90±429.12
a
523.08±365.16
b
0.001
Bulan
62.67±67.43
a
56.53±55.33
a
0.386
Tahun
2.07±4.07
a
1.91±3.51
a
0.707
Total dalam setahun
1716.13±1442.38
a
1390.76±1037.77
b
0.025 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5.
4.3 Nenek Siswa
Nenek siswa memiliki pengetahuan nama MTG yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu siswa dan siswa itu sendiri, namun dalam praktiknya
belum tentu mereka yang akan melakukannya lebih banyak pula. Kemungkinan selain karena usia para nenek siswa yang sudah lanjut. Menurut De Boer et al.
2013 bahwa pada usia lanjut lebih dari 65 tahun penuaan memiliki beberapa konsekuensi diantaranya perubahan fisiologis yang berhubungan dengan asupan
makanan seperti anorexia.
79 Tabel 41 Rata-rata frekuensi konsumsi MTG nenek siswa mulok ilmu gizi
berbasis MTG dan tidak mulok berdasarkan frekuensi perhari, minggu, bulan dan tahun
Frekuensi konsumsi MTG Nenek siswa mulok
Nenek siswa tidak mulok
Sig 2-tailed Hari
913.69±1132.09
a
972.53±1344.83
a
0.680 Minggu
531.56±401.79
a
522.05±442.24
a
0.840 Bulan
75.29±82.16
a
70.34±73.39
a
0.579 Tahun
2.80±4.44
a
2.48±4.28
a
0.518 Total dalam setahun
1523.35±1269.14
a
1567.41±1327.69
a
0.767
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5.
Secara keseluruhan ditemukan tidak ada perbedaan yang nyata rata-rata frekuensi konsumsi MTG p0,05 contoh nenek siswa mulok dan tidak mulok.
Ini terlihat bahwa dalam setahun frekuensi konsumsinya ada 1523,35±1269,14 kali pada contoh nenek siswa mulok dan 1567,41±1327,69
kali tidak mulok. Demikian pula untuk frekuensi konsumsi MTG perhari, minggu, bulan dan tahun
tidak ditemukan perbedaan yang nyata. Lihat Tabel 41. 4.4
Praktik MTG Contoh Siswa, Ibu Siswa dan Nenek Siswa
Praktik konsumsi MTG perhari pada contoh siswa, ibu siswa dan nenek siswa adalah berbeda-beda. Dari 80 jenis menu MTG, ada 32,50 MTG yang
dikonsumsi oleh contoh siswa perhari sementara pada ibu dan nenek masing- masing adalah 26,25 dan 30. Konsumsi contoh ibu siswa perminggu
sebanyak 60 jenis menu MTG, sementara pada siswa dan nenek masing-masing 47,5 dan 50. Lebih lanjut, untuk jenis menu yang terbanyak dikonsumsi
perminggu yaitu sebanyak 60 MTG. Yang menarik Konsumsi MTG perbulan, terbanyak adalah pada contoh nenek siswa yaitu ada 56,25 MTG. Lebih jelas
dapat dilihat pada Tabel 42.
Tabel 42 Jumlah MTG yang dikonsumsi contoh siswa, ibu siswa dan nenek siswa perhari, minggu, bulan dan tahun berdasarkan jenis MTG
Jenis MTG
Hari Minggu
Bulan Tahun
Siswa Ibu
Nenek Siswa
Ibu Nenek
Siswa Ibu
Nenek Siswa
Ibu Nenek
Makanan pokok
5 3
6 8
7 7
7 6
8 7
2 3
Lauk pauk
3 3
7 5
9 8
8 8
9 8
5 2
Sayuran 4
6 3
2 6
6 3
3 4
3 Snackkue
14 9
8 23
26 19
20 19
24 19
11 14
Total 26
21 24
38 48
40 38
36 45
37 18
19 total
32.50 26.25
30.00 47.50
60.00 50.00
47.50 45.00
56.25 46.25
22.50 23.75
4.4.1 Frekuensi Konsumsi MTG Contoh Siswa, Ibu Siswa dan Nenek Siswa
Mulok Ilmu Gizi Berbasis MTG Total dalam setahun, frekuensi konsumsi MTG siswa mulok, ibu siswa dan
nenek siswa tidak terdapat perbedaan secara nyata p0,05. Terlihat pada Tabel 43 bahwa frekuensi siswa mulok adalah lebih tinggi dibandingkan dengan ibu
siswa dan nenek siswa. Selanjutnya terdapat perbedaan frekuensi pada contoh siswa mulok dengan ibu dan neneknya dalam waktu perhari tetapi tidak nyata
p0,05. Bagi siswa, MTG selain disediakan di rumah tersedia pula di lingkungan dia beraktifitas seperti di kantin dan warung. Ini kemungkinan
membuat frekuensi yang dipraktikan oleh siswa pada setiap jenis menu MTG menjadi lebih banyak dibandingkan dengan ibu dan nenek. Terlihat bahwa
frekuensi yang tertinggi perminggu terdapat pada ibu siswa dengan rata-rata 670,90±429,12
kali, tetapi perbedaannya tidak nyata. Di Gorontalo ada kegiatan adat yang selalu mengundang para orang tua, dan
pada acara tersebut biasanya disuguhkan dengan makanan tradisional seperti pada acara 7 bulanan, aqikah, khitanan, pembeatan, pernikahan, termasuk juga acara
perayaan hari besar Islam. Kemungkinan ini yang menyebabkan adanya perbedaan frekuensi konsumsi MTG pada waktu bulan antara contoh siswa, ibu
siswa dan nenek siswa. Di sini nenek siswa lebih tinggi frekuensinya dan nyata dibandingkan dengan ibu siswa dan siswa itu sendiri.
Tabel 43 Rata-rata frekuensi konsumsi MTG siswa, ibu siswa, dan nenek siswa mulok ilmu gizi berbasis MTG berdasarkan frekuensi perhari,
minggu, bulan dan tahun
Frekuensi konsumsi MTG Siswa
Ibu siswa Nenek siswa
Signifikan Hari
1195.2±820.7
a
980.49±1418.88
ab
913.69±1132.09
b
0.083
Minggu
581.52±334.68
ab
670.90±429.12
a
531.56±401.79
b
0.060
Bulan
68.24±67.59
a
62.67±67.43
a
75.29±82.16
a
0.315
Tahun
4.43±5.08
a
2.07±4.07
b
2.80±4.44
b
0.000 Total dalam setahun
1849.38±901.43
a
1716.13±1442.38
ab
1523.35±1269.14
b
0.064 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5.
4.4.2 Frekuensi Konsumsi MTG Contoh Siswa, Ibu Siswa dan Nenek Siswa
Tidak Mulok Ilmu Gizi Berbasis MTG Total rata-rata frekuensi konsumsi MTG contoh siswa tidak mulok, ibu dan
neneknya sesungguhnya tidak terdapat perbedaan yang nyata p0,05. Namun ini terlihat lebih rendah jika dibandingkan dengan frekuensi konsumsi MTG pada
siswa mulok.
Tabel 44 Rata-rata frekuensi konsumsi MTG siswa, ibu siswa, dan nenek siswa tidak mulok ilmu gizi berbasis MTG berdasarkan frekuensi perhari,
minggu, bulan dan tahun
Frekuensi konsumsi MTG Siswa
Ibu siswa Nenek siswa
Signifikan Hari
993.29±927.76
a
809.24±1020.27
a
972.53±1344.83
a
0.441
Minggu
356.47±238.43
a
523.08±365.16
b
522.05±442.24
b
0.000
Bulan
44.13±43.136
a
56.53±55.33
a
70.34±73.39
b
0.001
Tahun
2.57±2.94
a
1.91±3.51
a
2.48±4.28
a
0.228 Total dalam setahun
1596.46±888.19
a
1390.76±1037.77
ab
1567.41±1327.69
a
0.100 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5.
Adapun total dalam setahun rata-rata frekuensi konsumsi MTG siswa tidak mulok yaitu 1596,46±888,19 kali, ibu dan neneknya masing-masing
81 1390,76±1037,77
kali dan 1567,41±1327.69 kali. Frekuensi konsumsi MTG perhari, dan pertahun tidak terdapat perbedaan yang nyata p0,05. Tetapi pada
waktu perbulan dan perminggu terdapat perbedaan yang nyata antara siswa tidak mulok dengan ibu siswa dan neneknya. Kemungkinan hal ini disebabkan sama
seperti sebelumnya yaitu bahwa adanya kegiatan perbulan para nenek dan ibu-bu yang berakibat mereka meng mengonsumsi konsumsi MTG lebih sering untuk
setiap bulannya. Lihat Tabel 44.
4.4.3 Frekuensi Konsumsi MTG Contoh Siswa, Ibu Siswa dan Nenek Siswa
Mulok Ilmu Gizi Berbasis MTG dan Tidak Mulok Keseluruhan frekuensi konsumsi MTG siswa, ibu siswa dan nenek siswa
adalah tidak terdapat perbedaan yang nyata p0,05. Namun pada frekuensi MTG perbulan terlihat ada perbedaan antara siswa, ibu siswa dan nenek siswa dengan
rata-rata frekuensi tertinggi yaitu pada nenek siswa. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa hal ini berhubungan dengan kegiatan-kegiatan adat istiadat
yang dilaksanakan yang mengundang para sesepuh orang lanjut usia yang diyakini dapat memberikan keberkahan untuk upacara adat tersebut. Lihat Tabel
45.
Tabel 45 Rata-rata frekuensi konsumsi MTG siswa, ibu siswa, dan nenek siswa mulok ilmu gizi berbasis MTG dan tidak mulok berdasarkan frekuensi
perhari, minggu, bulan dan tahun
Frekuensi konsumsi MTG Siswa
Ibu siswa Nenek siswa
Signifikan Hari
1044.74±887.22
a
895.15±12.37
a
943.02±1240.978
a
0.251
Minggu
469.36±311.34
a
620.25±434.55
b
526.82±421.74
a
0.000
Bulan
56.22±57.918
a
59.61±61.68
a
72.83±77.82
b
0.005
Tahun
3.50±4.25
a
1.99±3.80
b
2.64±4.36
b
0.000 Total dalam setahun
1573.83±53.56
a
1576.99±1259.07
a
1545.30±1296.70
a
0.935 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5.
Berdasarkan temuan pada praktik konsumsi MTG maka terbukti bahwa siswa SMP mulok mempunyai perilaku konsumsi makanan tradisional yang lebih
tinggi dari pada tidak mulok. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Khomsan et al. 2009 bahwa prasyarat terjadinya perubahan perilaku gizi adalah pengetahuan
tentang gizi atau makanan. Berdasarkan kesimpulan tersebut, bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata konsumsi MTG siswa, ibu siswa dan nenek siswa.
Namun terlihat bahwa MTG yang dikonsumsi ibu siswa dan nenek siswa cenderung lebih banyak dibandingkan dengan siswa lihat Tabel 42.
4.5 Kategori Frekuensi Konsumsi MTG Siswa, Ibu Siswa dan Nenek Siswa
Mulok dan Tidak Mulok Berdasarkan Frekuensi Perhari
Tabel 46 menunjukkan bahwa kategori frekuensi konsumsi MTG yang tertinggi terlihat pada kategori sering pada siswa mulok dan kategori jarang pada
tidak mulok. Akan tetapi sekalipun frekuensinya tinggi namun variasi MTG yang dikonsumsi terlihat masih rendah dari jumlah MTG yang ada.
Tabel 46 Sebaran kategori frekuensi konsumsi MTG siswa, ibu siswa dan nenek siswa mulok ilmu gizi berbasis MTG dan tidak mulok berdasarkan
frekuensi perhari
Kategori frekuensi
Siswa Ibu siswa
Nenek siswa Mulok
Tidak mulok Mulok
Tidak mulok Mulok
Tidak mulok
n n
n n
n n
Tidak pernah 1
4 2.61
10 6.58
11 7.19
14 9.21
16 10.46
10 6.58
Jarang 1-4
59 38.56
68 44.74
72 47.06
85 55.92
76 49.67
85 55.92
Sering 4-7
66 43.14
58 38.16
41 26.8
33 21.71
34 22.22
31 20.39
Selalu ≥7
24 15.69
16 10.53
29 18.95
20 13.16
27 17.65
26 17.11
Merujuk pada Tabel 42 yang menunjukkan bahwa dari 80 MTG, ternyata yang dikonsumsi perhari hanya tinggal 26 MTG atau 32,50. Ini juga dapat
menjadi peringatan atau tanda bahwa sesungguhnya MTG yang dikonsumsi oleh masyarakat Gorontalo telah menurun dan beralih ke makanan lain. Selain itu
bahwa jenis MTG yang paling banyak dikonsumsi pun adalah snackkue baik untuk frekuensi perhari, minggu, bulan dan tahun.
Berbeda dengan siswa yang beraktivitas di luar rumah termasuk di sekolah yang mempunyai kantin atau warung dibandingkan dengan ibu siswa dan nenek
siswa yang sebagian besar sebagai ibu rumah tangga, maka kategori frekuensi konsumsi MTG tertinggi adalah jarang. Terdapat 13,16-18,95 ibu siswa dan
nenek siswa dengan kategori selalu, sementara untuk kategori sering 20,39- 26,8. Lihat Tabel 46.
4.6 Contoh Siswa, Ibu Siswa dan Nenek Siswa yang Mengonsumsi MTG