Dokumen Transaksi Keuangan Akuntansi dan Keuangan Materi Kompetensi

593 Proses pencatatan akuntansi dengan menggunakan model persamaan akuntansi didasarkan atas pemahaman bahwa setiap transaksi selalu mempengaruhi dua sisi berlawanan, atau pada sisi yang sama, ada yang bertambah ada yang berkurang sehingga setiap transaksi selalu dicatat dua kali apakah pada sisi yang berlawanan, atau sisi yang sama. Untuk memperjelas model ini, maka di bawah ini diberikan ilustrasi proses pencatatan transaksi dengan menggunakan persamaan akuntansi. Misalnya, Tuan Ahmad mendirikan perusahaan jasa perhotelan di daerah Puncak Bogor, Jawa Barat dengan nama Hotel Puncak Mas. Untuk itu telah dilakukan beberapa transaksi usaha sebagai berikut: a. Tuan Ahmad menyetor tunai sebagai modal awal perusahaan sebesar Rp.200.000.000 b. Dibeli tanah secara tunai didaerah Puncak dengan harga Rp. 50.000.000 c. Dibangun fasilitas bangunan hotel berbintang dengan biaya Rp.75.000.000 d. Dibeli berbagai jenis peralatan hotel dari pemasok PT Wisesa secara kredit 3 bulan dengan harga Rp.25.000.000 e. Dibeli berbagai jenis perlengkapan kebersihan kamar mandisabun,sampo,dsb secara kredit 2 bulan dari Pemasok PT Aneka Rasa seharga Rp.5.000.000 Dengan menggunakan model persamaan akuntansi, maka transaksi di atas dapat dicatat sebagai berikut: a. Setoran modal dari Tuan Ahmad dicatat pada sisi kiri Harta perusahaan di bawah kolom KasUang Tunai dan pada sisi kanan Sumber Dana pada kolom Modal. Ini berarti bahwa transaksi dicatat dua kali, satu pada sisi kiri dan satu lagi pada sisi kanan sisi yang berlawanan. HARTA = SUMBER DANA Kas Modal Abdulah a + Rp.200.000.000 + Rp. 200.000.000 b. Pembelian tanah secara tunai sebesar Rp.50.000.000, hanya dicatat pada satu sisi, yaitu sisi Harta, namun juga dicatat dua kali, yaitu satu pada kolom jenis harta yang bertambah berupa “Tanah”, satu lagi pada kolom jenis harta yang berkurang yaitu”Kas”. HARTA = SUMBER DANA Kas Tanah b – Rp.50.000.000 + Rp.50.000.000 c. Pembangunan fasilitas Gedung Hotel juga dicatat pada satu sisi Harta, Namun pencatatan juga dilakukan dua kali, yaitu pada kolom jenis harta bertambah dalam bentuk “Gedung” dan satu lagi pada 594 kolom jenis harta yang berkurang dalam bentuk “Kas” sebesar Rp.75.000.000 HARTA = SUMBER DANA Kas Gedung c- Rp.75.000.000 + Rp.75.000.000 d. Pembelian peralatan hotel dengan kredit sebesar Rp.25.000.000, berarti pencatatan dilakukan dua kali, yaitu satu pada sisi harta berupa kenaikan ”Peralatan”, dan satu lagi pada sisi kanan sumber dana, pada sub judul kolom “Kewajiban”, berupa kenaikan Utang Pemasok. HARTA = SUMBER DANA Peralatan Hotel Kewajiban Utang Pemasok d + Rp.25.000.000 + Rp. 25.000.000 e. Pembelian persediaan perlengkapan kamar handuk,sabun,sampo,dsb dengan kredit sebesar Rp.15.000.000, menimbulkan pencatatan dua kali, yaitu pada satu sisi kiri atau sisi ”Harta” pada sub judul kolom ”Persediaan Barang”, dan satu lagi pada sisi kanan Sumber Dana pada sub judul kolom ”KewajibanUtang Pemasok”. HARTA = SUMBER DANA Persediaan Barang Kewajiban Utang Pemasok e + Rp.15.000.000 + Rp.15.000.000 Berdasarkan uraian di atas maka dapat dibuat ringkasan persamaan akuntansi keseluruhan sebagai mana nampak pada Tabel 11.2. Sekarang posisi keuangan hotel, yang menggambarkan saldo harta, kewajiban dan modal Hotel Puncak Mas setelah dilakukan pencatatan atas ke lima transaksi di atas dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagaimana terlihat pada tabel 11.3. Dalam akuntansi, tabel 11.3 disebut neraca balance sheet.