Konsep Dasar Kurikulum 2006 Kurikulum 2006
demikian, keterlaksanaan berarti suatu hal atau peristiwa yang sudah terjadi. Sedangkan pembelajaran kontekstual menurut Kokom 2011:7
pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-
hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara, dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut
bagi kehidupannya. Sementara itu menurut Hu ll’s dan Sounders Kokom,
2011:6 di dalam pembelajaran kontekstual, siswa menemukan hubungan penuh makna antara ide-ide abstrak dengan penerapan praktis di dalam
konteks dunia nyata. Selanjutnya, Johnson Kokom, 2011:6 mendefinisikan bahwa pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa
menghubungkan isi materi dengan konteks kehidupan sehari-hari untuk menemukan makna.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang telah dilaksanaan oleh sekolah yang dapat membantu
guru mengaitkan materi dengan situasi kehidupan nyata siswa. 2.
Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Menurut Johnson Kunandar, 2007:296 ada delapan komponen
utama dalam sistem pembelajaran kontekstual, yaitu:
a. Making meaningful connections membuat hubungan yang
bermakna. Siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif dalam mengembangkan minatnya secara
individual, orang yang dapat bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil berbuat.
b. Doing significant work melakukan kegiatan yang signifikan.
Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan
sebagai anggota masyarakat. c.
Self-regulated learning belajar yang diatur sendiri. Siswa melakukan pekerjaan yang signifikan: ada tujuannya, ada
hubungannya dengan orang lain, dan ada produk atau hasilnya yang sifatnya nyata.
d. Collaborating bekerja sama. Siswa dapat bekerja kelompok,
membantu mereka
memahami bagaimana
mereka saling
mempengaruhi dan saling berkomunikasi. e.
Critical and creative thinking berpikir kritis dan kreatif. Siswa dapat menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis
dan kreatif, dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan logika serta bukti-
bukti. f.
Nurturing the individual mengasuh dan memelihara pribadi siswa. Siswa memelihara pribadinya: mengetahui, memotivasi,
dan memperkuat diri sendiri. Siswa tidak dapat berhasil tanpa dukungan orang dewasa.