Salah  satu  prinsip  pembelajaran  kontekstual  yang  mendukung berkembangnya  integritas  pribadi  khususnya  kejujuran  peserta  didik
yaitu  prinsip  inquiry.  Melalui  pembelajaran  dengan  inquiry,  proses pembelajaran  dibuat  agar  pengetahuan  dan  keterampilan  yang  diperoleh
siswa  bukan  hasil  mengingat  seperangkat  fakta-fakta,  tetapi  hasil menemukan sendiri. Dengan menemukan sendiri, siswa diharapkan dapat
mengatakan  apa  yang    terjadi  sesuai  dengan  yang  diamati  dengan berlandaskan  nilai  kejujuran.  Dengan  menerapkan  prinsip  pembelajaran
inquirymaka akan melatih kejujuran siswa. Berdasarkan uraian di atas maka penulis menduga apabila terdapat
hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual berdasarkan kurikulum 2006 dan integritas pribadi siswa.
3. Hubungan  tingkat  keterlaksanaan  pembelajaran  kontekstual  pada
materi  akuntansi  berdasarkan  kurikulum  2006  dengan  minat belajar siswa.
Di dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan minat dari setiap siswa  untuk  mengikutinya,  agar  siswa  dapat  memahami  setiap  materi
yang  disampaikan  oleh  guru.  Namun,  pada  kenyataannya  seringkali minat  belajar  siswa  tidak  menentu  sehingga  konsentrasi  belajar
merekapun  tidak  terfokus.  Seringkali  siswa  tidak  antusias  dalam mengikuti proses pembelajaran.
Salah  satu  prinsip  pembelajaran  kontekstual  yang  mendukung berkembangnya  minat  belajar  siswa  yaitu  prinsip  konstuktivisme.
Melalui  pembelajaran  dengan  konstuktivisme  siswa  dituntut  untuk menemukan
dan mentransformasikannya.
Siswa membangun
pemahamannya  sendiri  secara  aktif,  kreatif,  dan  produktif  berdasarkan pengetahuan  terdahulu.  Dalam  proses  pembelajaran  guru  dapat
menggunakan model atau metode pembelajaran yang beragam, sehingga dalam proses pembelajaran terdapat  interaksi  yang baik  antara  guru dan
siswa,  sehingga  guru  tidak  hanya  ceramah  terus-menerus,  namun  juga harus  melibatkan  siswa  untuk  berperan  aktif  dalam  pembelajaran
tersebut,  misalnya  dengan  diskusi  dan  presentasi.  Siswa  yang  dituntun untuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran tersebut adalah upaya
yang  baik  untuk  mencapai  keberhasilan  dan  dapat  menimbulkan  minat belajar,  karena  siswa  diberikan  keleuasaan  untuk  memilih  sendiri  apa
yang  mereka  suka.  Hal  tersebut  diharapkan  dapat  menumbuhkan  minat siswa  dalam  belajar,  sehingga  proses  pembelajaran  menggunakan
konstuktivisme akan meningkatkan minat belajar siswa. Disamping  itu  salah  satu  ciri  dari  pembelajaran  kontekstual  yaitu
pembelajaran  dibuat  menyenangkan.  Jika  siswa  merasa  senang  ketika mengikuti  pembelajaran,  kemungkinan  minat  siswa  terhadap  pelajaran
tersebut akan meningkat. Berdasarkan uraian di atas maka penulis menduga apabila terdapat
hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual berdasarkan kurikulum 2006 dan minat belajar siswa.