b. Faktor Eksternal
Faktor  eksternal  segala  sesuatu  yang  menimbulkan  adanya minat  dari  luar  dirinya,  antara  lain:  pengalaman  dini  sekolah,
pengaruh  dari  orang  tua,  sikap  saudara  kandung,  sikap  teman sebaya,  penerimaan  oleh  kelompok  teman  sebaya,  keberhasilan
akademik,  sikap  terhadap  pekerjaan,  hubungan  antara  guru  dan murid, suasana emosional sekolah Hurlock, 1978:139.
4. Aspek Minat
Hurlock  1978:116  membagi  minat  menjadi  dua  aspek,  yaitu aspek  kognitif  dan  aspek  afektif.  Kedua  aspek  tersebut  dapat  dijelaskan
sebagai berikut: a.
Aspek Kognitif Aspek  kognitif  didasarkan  atas  konsep  yang  dikembangkan
seseorang  mengenai  bidang  yang  berkiatan  dengan  minat.  Konsep yang  membangun  aspek  kognitif  didasarkan  atas  pengalaman
pribadi  dan  apa  yang  telah  dipelajari  di  rumah,  di  sekolah,  dan  di lingkungan masyarakat.
b. Aspek Afektif
Aspek afektif dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan  minat.  Seperti  halnya  dengan  aspek  kognitif,  aspek
afektif juga berkembang dari pengalaman pribadi, dari sikap orang tua,  sikap  guru,  sikap  teman  sebaya,  dan  dari  sikap  yang  tersirat
dari berbagai bentuk media masa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Kerangka Berpikir
Menurut  Mulyasa  2007:8  Kurikulum  2006  merupakan  kurikulum yang
dikembangkan sesuai
dengan satuan
pendidikan, potensi
sekolahdaerah,  karakteristik  sekolahdaerah,  sosial  budaya  masyarakat setempat,  dan  karakteristik  peserta  didik.  Dengan  adanya  perkembangan
kurikulum diharapkan dapat mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi.
Salah satu  karakteristik  kurikulum 2006  yaitu pemberian otonomi  luas kepada  sekolah  dan  satuan  pendidikan,  disertai  seperangkat  tanggung  jawab
untuk mengembangkan kurikulum dan mengembangkan pembelajaran  sesuai dengan  kondisi  setempat  dan  kebutuhan  peserta  didik.  Dari  karekteristik
tersebut  guru  mempunyai  keleluasaan  untuk  memilih  bahan  ajar  yang diharapkan dapat mengembangkan potensi peserta didik .
Berdasarkan karakteristik  tersebut  maka strategi  yang dapat  digunakan guru  yaitu  menerapkan  pembelajaran  kontekstual,  karena  pembelajaran
kontekstual  dapat  mengembangkan  potensi  peserta  didik,  dimana  konsep pembelajaran  kontekstual  merupakan  konsep  belajar  yang  dapat  membantu
guru  mengaitkan  antara  materi  yang  diajarkan  dengan  situasi  dunia  nyata siswa  dan  mendorong  siswa  membuat  hubungan  antara  pengetahuan  yang
dimilikinya  dengan  penerapannya  dalam  kehidupan  mereka  sebagai  anggota keluarga dan masyarakat.
Dalam bukunya Kunandar 2007:305 ada tujuh prinsip yang mendasari pembelajaran  kontekstual  di  kelas,  yaitu:  konstuktivisme,  menemukan