banyak  diarahkan  pada  dunia  kerja.  Dalam  kegiatan  pembelajaran di  kelas,  pengenalan  dunia  kerja  ini  dilaksanakan  dengan
menggunkan buku
teks, video,
laboratorium, dan
bila memungkinkan  ditindaklanjuti  dengan  memberikan  pengalaman
langsung  melalui  kegiatan  karya  wisata,  praktik  kerja  lapangan, magang, dan sebagainya.
d. Kerja sama cooperating
Kerja  sama  dalam  konteks  saling  tukar  pikiran,  mengajukan dan  menjawab  pertanyaan,  komunikasi,  interaktif  antar  sesama
siswa,  antar  siswa  dan  guru,  antar  siswa  dan  para  sumber, memecahkan  masalah  dan  mengerjakan  tugas  bersama  merupakan
strategi  pembelajaran  pokok  dalam  pembelajaran  kontekstual. Pengalaman  bekerjasama  tidak  hanya  membantu  siswa  belajar
menguasai  materi pembelajaran, tetapi  juga sekaligus  memberikan wawasan pada dunia nyata bahwa untuk menyelesaikan suatu tugas
akan  lebih  berhasil  jika  dilakukan  secara  bersama-sama  atau  kerja sama dalam bentuk tim kerja.
e. Alih pengetahuan transfering
Pembelajaran  kontekstual  menekankan  pada  kemampuan siswa  untuk  mentransfer  pengetahuan,  keterampilan,  dan  sikap
yang telah dimiliki pada situasi lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kontekstual
Menurut  Kunandar  2007:305  ada  tujuh  prinsip  yang  mendasari pembelajaran kontekstual di kelas, yaitu:
a. Konstuktivisme
Konstruktivisme  adalah  pengetahuan  yang  dibangun  oleh manusia  sedikit  demi  sedikit,  yang  hasilnya  diperluas  melalui
konteks  yang  terbatas  dan  tidak  sekonyong-konyong.  Dalam konstuktivisme,  siswa  menjadi  pusat  kegiatan,  bukan  guru.  Siswa
harus  menemukan  dan  mentransformasikan  suatu  informasi kompleks  ke  situasi  lain,  dan  apabila  dikehendaki  informasi
tersebut menjadi milik sendiri. b.
Menemukan Inquiry Bagian  inti  dari  pembelajaran  berbasis  kontekstual  adalah
menemukan.  Pengetahuan  dan  keterampilan  yang  diperoleh  siswa diharapkan  hasil  dari  menemukan  sendiri,  bukan  hasil  mengingat
seperangkat  fakta-fakta.  Guru  harus  selalu  merancang  kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan.
c. Bertanya Questioning
Bertanya  merupakan  strategi  utama  dalam  pembelajaran berbasis  kontekstual.  Guru  dapat  mendorong,  membimbing,  dan
menilai  kemampuan  berpikir  siswa.  Kegiatan  bertanya  dapat dilakukan  antar  siswa  dengan  siswa,  siswa  dengan  guru,  maupun
siswa  dengan  orang  lain  yang  ada  di  kelas.  Bertanya  dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menemukan kesulitan, ketika mengamati, dan sebagainya.
d. Masyarakat Belajar Learning Community
Konsep  masyarakat  belajar  menyarankan  agar  hasil pembelajaran  diperoleh  dari  kerja  sama  dengan  orang  lain.  Hasil
belajar  diperoleh  dengan „sharing‟  antar  teman,  antar  kelompok,
dan  antar  yang  sudah  tahu  ke  yang  belum  tahu.  Dalam pembelajaran
kontekstual disarankan
guru melaksanakan
pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar  yang anggotanya heterogen,  yang  pandai  mengajari  yang  lemah,  yang  tahu
memberitahu  yang  belum  tahu,  yang  cepat  mendorong  temannya yang lambat, dan seterusnya.
e. Pemodelan Modeling
Dalam  pembelajaran  keterampilan  atau  pengetahuan  tertentu diharapkan  ada  model  yang  dapat  ditiru.  Pemodelan  dapat
berbentuk  demonstrasi,  pemberian  contoh  tentang  konsep  atau aktivitas belajar. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
f. Refleksi Reflection
Refleksi  merupakan  gambaran  terhadap  kegiatan  atau pengetahuan  yang  baru  saja  diterima.  Perwujudan  refleksi  dapat
berupa: 1
pernyataan langsung tentang apa yang telah diterima hari itu; 2
catatan atau jurnal di buku siswa; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu;
4 diskusi;
5 hasil karya.
g. Penilaian yang sebenarnya Authentic Assessment
Assessment  merupakan  proses  pengumpulan  berbagai  data yang  bisa  memberikan  gambaran  perkembangan  belajar  siswa.
Penilaian  yang  sebenarnya  adalah  kegiatan  menilai  siswa  yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun
hasil dengan berbagai instrument penilaian. Ciri-ciri penilaian yang sebenarnya adalah:
1 harus  mengukur  semua  aspek  pembelajaran:  proses,  kinerja,
dan produk; 2
dilaksanakan  selama  dan  sesudah  proses  pembelajaran berlangsung;
3 menggunakan berbagai cara dan sumber;
4 tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian;
5 tugas  yang diberikan harus mencerminkan bagian kehidupan
siswa  nyata  setiap  hari,  siswa  harus  dapat  menceritakan kegiatan yang mereka lakukan setiap hari;
6 penilaian  harus  menekankan  kedalaman  pengetahuan  dan
keahlian siswa, bukan keluasannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Ciri-ciri Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual
memiliki beberapa
ciri yang
menandakan  terciptanya  pembelajaran  kontekstual  tersebut,  ciri-cirinya antara lain Kunandar, 2008:298: adanya kerjasama antar semua pihak;
menekankan  pentingnya  pemecahan  masalah  atau  problem;  bermuara pada  keragaman  konteks  kehidupan  siswa  yang  berbeda;  saling
menunjang;  menyenangkan  dan  tidak  membosankan;  belajar  dengan bergairah;  pembelajaran  terintegrasi;  menggunakan  berbagai  sumber;
siswa aktif; sharing dengan teman; siswa kritis dan guru kreatif; dinding kelas  dan  lorong-lorong  penuh  dengan  hasil  karya  siswa:  peta,  gambar,
artikel,  humor,  dan  sebagainya;  loparan  kepada  orang  tua  bukan  hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa,
dan sebagainya.
C. Keterampilan Berkomunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Semua  orang  belajar  menjadi  manusia  melalui  komunikasi.  Sejak kecil  manusia  berinteraksi  dengan  orang-orang  disekitarnya,  kemudian
terbentuklah  perlahan-lahan  kepribadiannya.  Komunikasi  merupakan pristiwa  sosial  yang  dapat  menumbuhkan  hubungan  sosial  yang  baik.
Komunikasi  menentukan  kualitas  hidup  kita.  Kualitas  hidup  kita,  dan hubungan dengan sesama manusia dapat ditingkatkan dengan memahami
dan  memperbaiki  komunikasi  yang  kita  lakukan.  Kemampuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berkomunikasi  adalah  kemampuan  membina  hubungan  dengan  sesama. Komunikasi membantu seseorang memahami orang lain, dan membantu
orang  lain  memahami  dirinya.  Komunikasi  menyentuh  segala  aspek kehidupan  manusia.  Dengan  komunikasi,  kita  dapat  membentuk  saling
pengertian,  menumbuhkan  persahabatan,  memelihara  kasih  sayang, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan peradaban.
Menurut Johnson Supraktiknya, 1995:30, pengertian komunikasi secara  luas  adalah  setiap  bentuk  tingkah  laku  seseorang  baik  verbal
maupun  non  verbal  yang  ditanggapi  oleh  orang  lain.  Komunikasi mencakup  pengertian  yang  lebih  luas  dari  sekedar  wawancara.  Setiap
bentuk  tingkah  laku  mengungkapkan  pesan  tertentu,  sehingga  juga merupakan  sebentuk  komunikasi.  Secara  sempit,  komunikasi  diartikan
sebagai  pesan  yang  dikirimkan  seseorang  kepada  satu  atau  lebih penerima  dengan  maksud  sadar  untuk  mempengaruhi  tingkah  laku  si
penerima.
2. Keterampilan Dasar Berkomunikasi
Johnson Supratiknya,
1995:10, menjelaskan
beberapa keterampilan dasar berkomunikasi, yaitu sebagai berikut:
a. Harus  mampu  saling  memahami  satu  sama  lain.  Secara  rinci,
kemampuan  ini  mencakup  beberapa  sub  kemampuan,  yaitu  sikap percaya, pembukaan diri, keinsafan diri, dan penerimaan diri.
b. Harus  mampu  mengkomunikasikan  pikiran  dan  perasaan  kita
secara  tepat  dan  jelas.  Kemampuan  ini  juga  harus  disertai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemampuan  menunjukan  sikap  hangat  dan  rasa  senang  serta kemampuan  mendengarkan  dengan  cara  yang  akan  menunjukan
bahwa kita memahami lawan komunikasi kita. c.
Harus saling mampu menerima dan saling memberi dukungan atau saling  menolong.  Kita  harus  mampu  menanggapi  keluhan  orang
lain  dengan  cara-cara  yang  bersifat  menolong,  yaitu  menunjukan sikap  memahami  dan  bersedia  menolong  dan  sambil  memberikan
bombongan  dan  contoh  seperlunya,  agar  orang  tersebut  mampu menemukan  pemecahan-pemecahan  yang  konstruktif  terhadap
masalahnya. d.
Harus  mampu  memecahkan  konflik  dan  bentuk-bentuk  masalah antar  pribadi  lain  yang  mungkin  muncul  dalam  komunikasi  kita
dengan  orang  lain,  melalui  cara-cara  konstruktif.  Artinya  dengan cara-cara  yang  semakin  mendekatkan  kita  dengan  lawan
komunikasi  kita  dan  menjadikan  komunikasi  kita  itu  semakin tumbuh dan berkembang.
3. Bentuk-Bentuk Komunikasi
Makmun  2015:12  menjabarkan  bentuk-bentuk  komunikasi sebagai berikut:
a. Komunikasi Vertikal
Komunikasi  vertikal  adalah  komunikasi  dari  atas  ke  bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan
dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI