Deskripsi Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

64,65894 apabila dimasukan pada tabel PAP II terletak pada rentang 62-69 yaitu pada kategori cukup. d. Minat Belajar Siswa Berikut ini akan disajikan distribusi frekuensi skor variabel minat belajar berdasarkan PAP Tipe II. Tabel 5.7 Deskripsi Minat Belajar No. Interval Skor F FR Kategori 1 85-100 22 7,3 Sangat Tinggi 2 73-84 89 29,5 Tinggi 3 65-72 101 33,4 Cukup 4 57-64 55 18,2 Rendah 5 20-56 35 11,6 Sangat Rendah Jumlah 302 100 Tabel 5.7 menunjukan bahwa 22 siswa 7,3 memiliki minat belajar dengan kategori sangat tinggi, 89 siswa 29,5 memiliki minat belajar dengan kategori tinggi, 101 siswa 33,4 memiliki minat belajar dengan kategori cukup, 55 siswa 18,2 memiliki minat belajar dengan kategori rendah, dan 35 siswa 11,6 memiliki minat belajar dengan kategori sangat rendah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden cukup berminat dalam belajar. Hal ini didukung dari hasil perhitungan rata- rata mean = 69,1688; nilai tengah median = 70; dan nilai modus = 68. Nilai mean sebesar 69,1688 apabila dimasukan pada tabel PAP II terletak pada rentang 65-72 yaitu pada kategori cukup. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi Spearman karena dalam penelitian ini menggunakan jenis data ordinal, yang diolah dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 for Windows. 1. Pengujian Hipotesis 1 Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho 1 : Tidak ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan keterampilan berkomunikasi. Ha 1 : Ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan keterampilan berkomunikasi. Hasil uji korelasi tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan keterampilan berkomunikasi adalah sebagai berikut: Tabel 5.8 Hasil Uji Korelasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual dengan Keterampilan Berkomunikasi Correlations Kontekstual Komunikasi Spearmans rho Kontekstual Correlation Coefficient 1.000 .574 Sig. 1-tailed . .000 N 302 302 Komunikasi Correlation Coefficient .574 1.000 Sig. 1-tailed .000 . N 302 302 . Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed. Berdasarkan tabel 5.8 tampak bahwa nilai correlation coefficient Spearman’s rho = + 0,574. Nilai tersebut menunjukan bahwa hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan keterampilan berkomunikasi adalah positif dengan kategori cukup. Nilai korelasi + artinya, semakin tinggi pembelajaran kontekstualnya, maka semakin tinggi pula keterampilan berkomunikasi siswa. Nilai korelasi 0,574 jika dilihat pada tabel 3.21 berada di antara nilai korelasi 0,40- 0,599, hal tersebut menunjukan bahwa tingkat hubungan keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan keterampilan berkomunikasi dalam kategori cukup. Nilai Sig 1-tailed pada tabel 5.8 adalah sebesar 0,000, hal tersebut menunjukan bahwa hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan keterampilan berkomunikasi adalah signifikan nilai Sig 1-tiled = 0,000  = 0,01. Artinya, Ha 1 diterima dan Ho 1 ditolak. Dengan demikian kesimpulan yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan keterampilan berkomunikasi dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian ini. 2. Pengujian Hipotesis 2 Hipotesis 2 dalam penelitian ini adalah: Ho 2 : Tidak ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan integritas pribadi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ha 2 : Ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan integritas pribadi. Hasil uji korelasi tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan integritas pribadi adalah sebagai berikut: Tabel 5.9 Hasil Uji Korelasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual dengan Integritas Pribadi Correlations Kontekstual Integritas Spearmans rho Kontekstual Correlation Coefficient 1.000 .149 Sig. 1-tailed . .005 N 302 302 Integritas Correlation Coefficient .149 1.000 Sig. 1-tailed .005 . N 302 302 . Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed. Berdasarkan tabel 5.9 tampak bahwa nilai correlation coefficient Spearman’s rho = + 0,149. Nilai tersebut menunjukan bahwa hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan integritas pribadi adalah positif dengan kategori sangat lemah. Nilai korelasi + artinya, semakin tinggi pembelajaran kontekstualnya, maka semakin tinggi pula integritas pribadi siswa. Nilai korelasi 0,149 jika dilihat pada tabel 3.21 berada di antara nilai korelasi 0,00-0,199, hal tersebut menunjukan bahwa tingkat hubungan keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan integritas pribadi dalam kategori sangat lemah. Nilai Sig 1-tailed pada tabel 5.9 adalah sebesar 0,005, hal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tersebut menunjukan bahwa hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan integritas pribadi adalah signifikan nilai Sig 1-tiled = 0,005  = 0,01. Artinya, Ha 2 diterima dan Ho 2 ditolak. Dengan demikian kesimpulan yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan integritas pribadi dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian ini. 3. Pengujian Hipotesis 3 Hipotesis 3 dalam penelitian ini adalah: Ho 3 : Tidak ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan minat belajar siswa. Ha 3 : Ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan minat belajar siswa. Hasil uji korelasi tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan minat belajar adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.10 Hasil Uji Korelasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual dengan Minat Belajar Correlations Kontekstual Minat Spearmans rho Kontekstual Correlation Coefficient 1.000 .622 Sig. 1-tailed . .000 N 302 302 Minat Correlation Coefficient .622 1.000 Sig. 1-tailed .000 . N 302 302 . Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed. Berdasarkan tabel 5.10 tampak bahwa nilai correlation coefficient Spearman’s rho = + 0,622. Nilai tersebut menunjukan bahwa hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan minat belajar adalah positif dengan kategori kuat. Nilai korelasi + artinya, semakin tinggi pembelajaran kontekstualnya, maka semakin tinggi pula minat belajar siswa. Nilai korelasi 0,622 jika dilihat pada tabel 3.21 berada di antara nilai korelasi 0,60-0,799, hal tersebut menunjukan bahwa tingkat hubungan keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan minat belajar dalam kategori kuat. Nilai Sig 1-tailed pada tabel 5.10 adalah sebesar 0,000, hal tersebut menunjukan bahwa hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan minat belajar adalah signifikan nilai Sig 1-tiled = 0,000  = 0,01. Artinya, Ha 3 diterima dan Ho 3 ditolak. Dengan demikian kesimpulan yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan minat belajar dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian ini.

C. Pembahasan

1. Hubungan Positif Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual dengan Keterampilan Berkomunikasi Berdasarkan analisis data dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan keterampilan berkomunikasi Spearman rho = 0,574; Sig 1-tiled = 0,000  = 0,01. Tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual menunjukan bahwa nilai rata-rata mean = 117,2516; nilai tengah median = 116; dan nilai modus = 116. Hal tersebut menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan kategori cukup. Sementara pada keterampilan berkomunikasi menunjukan nilai rata-rata mean = 112,8278; nilai tengah median = 113; dan nilai modus = 116. Hal tersebut menunjukan bahwa sebagian responden memiliki keterampilan berkomunikasi dengan kategori tinggi. Nilai koefisien korelasi tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan keterampilan berkomunikasi menunjukan derajat hubungan kedua variabel adalah positif dengan kategori cukup. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Johnson Kunandar, 2007:296, yang menjelaskan bahwa salah satu karakteristik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan

0 2 219

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi Akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di wilayah Kota Yogyakarta.

0 2 199

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 2 229

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada Materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di Kabupaten Gunungkidul.

0 0 211

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa Kelas XII IIS SMA Negeri di Kabupaten Bantul.

0 0 232

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 163

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 169

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar dan kecerdasan emosional siswa

0 0 158