Sifat Birefringence HASIL DAN PEMBAHASAN

Selama penyimpanan 30 hari, kedua biskuit mengalami penurunan kekerasan dan kerenyahan untuk setiap kemasan yang digunakan Gambar 35 - 38. Hal ini terjadi karena selama penyimpanan, biskuit menyerap uap air dari lingkungan tempat penyimpanannya. Kadar air biskuit yang lebih rendah daripada kelembaban relatif RH lingkungan sekitarnya menyebabkan terjadinya penyerapan uap air dari lingkungan untuk mencapai keadaan setimbang antara biskuit dengan lingkungan. Hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa dengan bertambahnya waktu penyimpanan maka semakin kecil gaya yang dibutuhkan untuk mendeformasi biskuit. Perbandingan nilai kekerasan dan kerenyahan tiap kemasan selama penyimpanan memperlihatkan bahwa kemasan alufo mempunyai kemampuan menyerap air yang lebih baik dari kemasan PE dan PP. Hal ini terbukti dengan nilai kekerasan dan kerenyahan yang tinggi selama penyimpanan hingga minggu keempat penyimpanan. Hal ini berhubungan dengan permeabilitas uap air kemasan dimana permeabilitas kemasan alufo adalah 0.02 gm 2 .mmHg.hr dan lebih rendah dari kemasan PE dan PP. Seperti dijelaskan pada bagian umur simpan bahwa semakin rendah permeabilitas kemasan terhadap uap air maka semakin lama umur simpannya.

4.10 Sifat Birefringence

Granula pati mempunyai sifat dapat merefleksikan cahaya terpolarisasi sehingga kontras gelap terang tampak sebagai warna biru kuning sifat birefringence , dimana intensitas warnanya akan berkurang dan hilang secara bertahap dengan semakin tingginya tingkat gelatinisasi. Dengan demikian tingkat gelatinisasi dapat ditentukan dengan menghitung persentase sifat birefringence yang terlihat jika dengan mikroskop polarisasi. Semakin tinggi kadar air maka kehilangan sifat birefringence juga akan semakin tinggi. Proses pemanasan pati pada suhu tinggi dengan jumlah air yang terbatas, bagian amorfous dan kristal dari granula pati akan mengalami destabilisasi sebagai adanya penetrasi air dan panas ke dalam granula, akan tetapi karena jumlah air tersedia tidak mencukupi maka gelatinisasi hanya berlangsung sebagian Muchtadi dan Budiatman 1991. Gambar 39 memperlihatkan bahwa tidak semua pati pada kedua biskuit yang diamati mengalami gelatinisasi. Hal ini diduga terjadi karena adanya kekurangan air pada bagian tertentu kadar air produk 3 serta rasio pati yang rendah, dimana yang digunakan adalah tepung jagung bukan pati jagung. Gambar 39 a granula pati BTJNS b granula pati BTJS Selanjutnya dilanjutkan penyimpanan biskuit dengan menggunakan tiga kemasan plastik selama sebulan dan diamati granula pati tiap minggu. Hasilnya dapat dilihat pada gambar-gambar di bawah ini. Gambar 40-42 memperlihatkan sifat birefringence BTJS dan BTJNS selama penyimpanan, ternyata granula pati masih mampu merefleksikan cahaya walaupun telah mengalami proses pemanggangan. Menurut Eliasson dan Gudmudsson 1996 mengungkapkan bahwa granula pati roti saat pemanggangan masih banyak yang utuh atau tidak tergelatinisasi. Ketidakmampuan granula pati untuk tergelatinisasi semua diduga karena kekurangan air dimana kadar air produk hanya 3. Hal ini sejalan dengan apa yang dilaporkan oleh Collison dan Chilton 1974 bahwa tidak ada granula pati kentang yang rusak jika dipanaskan pada kadar air di bawah 30. a b I II III IV I II III IV Gambar 40 Granula pati BTJS atas 1-4 BTJNS bawah 1-4 kemasan PE minggu I-IV I II III IV I II II IV Gambar 41 Granula pati BTJS atas 1-4 BTJNS bawah 1-4 kemasan PP minggu I-IV I II III IV I II III IV Gambar 42 Granula pati BTJS atas 1-4 BTJNS bawah 1-4 kemasan Alufo minggu I-IV Berdasarkan Gambar 40-42 memperlihatkan produk masih mampu merefleksikan cahaya walaupun telah disimpan. Sifat birefringence akan meningkat sejalan dengan waktu penyimpanan. Faridah 2005 menyatakan bahwa granula pati bika ambon jelas intensitas sifat bifringence mulai hari ke-0 – ke-7 penyimpanan, dan terlihat jelas pada hari ke-5 penyimpanan. Hal ini dikarenakan karena hubungan paralel antara molekul-molekul amilosa yang berdekatan atau dengan bagian luar cabang amilopektin melalui ikatan hidrogen. Hubungan paralel ini membentuk kristal atau misel, terbentuknya daerah kristal yang tersusun secara radial menyebabkan granula pati mempunyai sifat birefringence Pomeranz dan Shellberger 1971. Sifat birefringence roti semakin jelas selama penyimpanan Hug-Iten et al. 2001.

4.11 Analisa Finansial Biskuit Jagung