Analisa Karakteristik Fungsional Sifat Rheologi Adonan

3.6.3 Analisa Karakteristik Fungsional Sifat Rheologi Adonan

1. Sifat Birefringence Wirakartakusumah 1981 Perubahan sifat birefringence granula pati diamati dengan menggunakan mikroskop polarisasi yang dilengkapi kamera. Pengamatan ini dilakukan terhadap biskuit jagung tepung jagung sangrai dan non sangrai. Sampel yang dilihat sifat birefringence dicampur dengan akuades, kemudian ditambah dengan larutan iodium untuk menambah daya kontras. Selanjutnya suspensi tersebut diteteskan di atas gelas objek dan ditutup dengan gelas penutup. Preparat uji dengan menentukan cahaya melalui polarizer dan diamati hasilnya. Selama pengamatan, analyzer diputar sehingga cahaya terpolarisasi sempurna. Selanjutnya hasil pengamatan dipotret menggunakan fuji film ASA 100. 100 × = granula total jumlah biru kuning berwarna yang granula Jumlah nce birefringe Sifat 2. Sifat Amilograph Visco Amilographer Brabender Pengukuran sifat-sifat amilografi diukur dengan menggunakan Visco Amilographer Brabender . Tepung jagung dilarutkan dengan aquades pada konsentrasi 10 bahan kering dan diaduk sampai homogen. Kemudian disiapkan alat Visco Amilographer Brabender. Pemanasan awal dilakukan sampai suhu 30ºC dan perubahan viskositas mulai dibaca. Pemanasan dilakukan selama 43.5 menit sampai suhu 95ºC kenaikan suhu 1.5ºC per menit, dilanjutkan pemanasan selama 20 menit pada suhu konstan 95ºC dan pendinginan selama 30 menit sampai suhu 50ºC kenaikan suhu 1.5ºC per menit. Parameter yang diperoleh dari kurva amilografi adalah suhu gelatinisasi awal, viskositas maksimum. 3. Farinograf Air dalam water bath diperiksa dan jika jumlah air telah mencukupi maka termostat disetting pada suhu 30ºC. Pemanas dan pompa dihidupkan. 300 gram tepung dimasukkan ke dalam bowl farinograf. Mesin dihidupkan dan setelah satu menit air ditambahkan dari buret yang harus selesai dalam 1.5 menit. Penambahan air diatur sehingga kurva maksimum berpusat pada 500 BU. Sisi bowl dibersihkan, lalu tutup bowl dipasang. Mesin dihentikan setelah 12 menit melalui puncak atau meninggalkan 500 BU. Adonan dikeluarkan dan bagian bowl dibersihkan dengan lap basah, kemudian dikeringkan dengan lap kering. Parameter uji farinograf yaitu : 1. Penyerapan air : jumlah air yang diperlukan untuk membentuk adonan dengan konsistensi maksimum 500 BU 2. Arrival time : waktu yang dibutuhkan untuk bagian atas kurva mencapai garis 500 BU atau hingga adonan menjadi homogen 3. Waktu puncak dough development : waktu dari mulai ditambahkan air hingga mencapai konsistensi maksimum 4. Stabilitas : waktu mulai dari arrival time hingga bagian atas kurva turun meninggalkan garis 500 BU 5. Indeks toleransi terhadap pengadukan : diukur dari puncak kurva hingga bagian atas kurva pada saat lima menit sesudah mencapai puncak, dinyatakan dalam satuan Brabender Unit BU.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan Tepung Jagung

Proses pembuatan tepung jagung menggunakan cara kering. Pertama-tama jagung pipilan dibersihkan dari kotoran kemudian jagung digiling dengan menggunakan multimill. Setelah penggilingan, tepung jagung kasar dicuci berulang-ulang hingga air cucian menjadi bening. Tujuan dari pencucian ini untuk memisahkan grits jagung dari lembaga dan perikarp dedak. Setelah pencucian, grits jagung direndam selama 1 jam kemudian ditiriskan selama 1 jam. Selanjutnya grits jagung dikeringkan dengan menggunakan fluidized bed dryer pada suhu 70ºC selama 20 menit. Proses pengeringan pertama selesai dilanjutkan dengan proses penggilingan grits menggunakan discmill. Setelah selesai tepung jagung kembali dikeringkan dengan fluidized bed dryer selama 10 menit dengan suhu 70ºC. Pengeringan kedua bertujuan untuk memastikan bahwa tepung jagung benar-benar telah kering untuk mencegah tepung menjadi asam. Proses berikutnya setelah pengeringan adalah pengayakan dengan menggunakan ayakan yang berukuran 100 mesh. Tahapan pembuatan tepung jagung dapat dilihat pada Gambar 7 Bab 3 dari tulisan ini. Berdasarkan SNI tepung jagung SNI 01-3727-1995, syarat tepung jagung adalah apabila lolos ayakan 80 mesh sebanyak 70 dan lolos ayakan 60 mesh sebanyak 99. Namun pada penelitian ini, dengan mempertimbangkan tekstur dari produk yang akan dibuat maka tepung jagung yang dibuat adalah tepung jagung yang lolos ayakan 100 mesh. Tahapan selanjutnya adalah pembuatan tepung jagung sangrai. Tepung jagung dipanaskan dengan menggunakan wadah penggorengan di atas kompor sambil diaduk hingga mencapai suhu 80ºC 10 menit, kemudian diangkat dan diayak untuk memisahkan kotoran yang mungkin terikut pada saat penyangraian Menurut Gelinas et al. 2004 bahwa pemanasan tepung dapat meningkatkan beberapa komponen gizi dari tepung tersebut. Pembuatan tepung jagung dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti metode kering yang dilakukan pada penelitian ini. Disamping itu terdapat juga metode basah dimana dilakukan perendaman terhadap biji jagung kering sebelum