MANAJEMEN RISIKO lanjutan Sholeh Tasripan

PT BANK MANDIRI PERSERO TBK. DAN ANAK-ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2004 dan 2003, dan 30 April 2003 Jumlah dalam jutaan Rupiah, kecuali disebutkan lain 156

56. MANAJEMEN RISIKO lanjutan

Risiko Kredit Bank memiliki kebijakan dan pedoman tertulis mengenai pemberian kredit yang mencakup Kebijakan Perkreditan Bank Mandiri, Pedoman Pelaksanaan Kredit dan surat-surat edaran yang merupakan petunjuk pelaksanaan yang lebih rinci. Ketiga acuan kerja dimaksud memberikan petunjuk pengelolaan kredit secara lengkap, mulai dari permohonan, proses analisa, persetujuan, pencatatan, pengawasan, hingga proses restrukturisasi disertai dengan analisa dan perhitungan risiko. Dengan demikian diharapkan Bank Mandiri dapat mengoptimalkan kualitas pengelolaan kredit melalui proses yang memadai dengan memenuhi prinsip-prinsip Basel II New Accord, penetapan harga yang kompetitif berdasarkan risiko risk based pricing, diversifikasi portofolio, kecukupan jaminan, dan penetapan ukuran performance dengan memperhitungkan risiko risk based performance. Risiko Pasar Risiko pasar terdiri atas risiko suku bunga, risiko perdagangan, risiko nilai tukar mata uang asing, termasuk risiko yang ditimbulkan instrumen derivatif, dan risiko likuiditas. Untuk memberikan peringatan dini akan terjadinya risiko likuiditas, Bank memiliki alat pemantau yang disebut Liquidity Red Flags yang meliputi beberapa indikator seperti : cadangan primer GWM, cadangan sekunder Secondary Reserve, ratio kredit terhadap dana pihak ketiga LDR, konsentrasi sumber dana, pinjaman overnight, diversifikasi sumber dana dan Cadangan primer terdiri dari Giro Wajib Minimum GWM dan Kas. Ketentuan Bank Indonesia mensyaratkan bank untuk memelihara cadangan wajib secara harian dalam bentuk giro wajib minimum GWM pada Bank Indonesia minimum 8,00 dari dana pihak ketiga Rupiah tidak termasuk pinjaman dari bank lain dan minimum 3,00 dari dana pihak ketiga valuta asing termasuk pinjaman dari bank lain. Metodologi utama dalam pengelolaan risiko suku bunga adalah repricing gap dan duration gap, sedangkan untuk memberikan peringatan dini akan terjadinya risiko suku bunga, Bank memiliki alat pemantau yang disebut Interest Rate Risk Red Flags. Dalam pengawasan aktivitas perdagangan yang berhubungan dengan Treasury trading book, Bank menetapkan limit risiko perdagangan, dan limit dealer serta didukung dengan penerapan metodologi Stress Testing dan Back Testing yang dilakukan secara periodik. Bank telah memusatkan pengelolaan operasional posisi mata uang asing pada Grup Treasury dengan berpedoman pada kebijakan dan prosedur yang ditentukan Komite Risiko dan Modal Risk and Capital Committee dan berpedoman pada batas posisi devisa neto sesuai ketentuan Bank Indonesia. Selain berpedoman pada ketentuan BI, secara internal Bank juga menetapkan posisi devisa neto intern sebesar positif atau negatif 5 dari modal. Kebijakan limit PDN internal ditetapkan oleh Komite Risiko dan Modal dengan berpedoman pada prediksi bank mengenai arah pergerakan nilai tukar. Sesuai ketentuan Bank Indonesia, Bank telah menghitung kebutuhan modal minimum untuk mengcover risiko pasar dengan menggunakan metode standar. Selain itu untuk keperluan internal, bank telah pula menghitung kebutuhan modal dimaksud dengan menggunakan internal model. Risiko Operasional Prinsip utama dalam Manajemen Risiko Operasional adalah pengelolaan risiko merupakan tanggung jawab integral dari manajemen pada setiap tingkatan Bank, dimana hal ini tercermin pada kegiatan sehari-hari melalui budaya risiko, risk awareness dan management style pada Manajemen Unit Kerja serta jajaran Bank yang bersangkutan. PT BANK MANDIRI PERSERO TBK. DAN ANAK-ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2004 dan 2003, dan 30 April 2003 Jumlah dalam jutaan Rupiah, kecuali disebutkan lain 157

56. MANAJEMEN RISIKO lanjutan