11
6. Penetapan Fokus Strategic Excellence Operational Excellence
Dalam rangka untuk mewujudkan visi menjadi Regional Champion Bank maka Bank Mandiri menerapkan strategic
excellence yang berarti mampu menjamin pertumbuhan growth dan kemampulabaan profitability yang
berkesinambungan sustained secara jangka panjang. Hal ini dapat dicapai apabila Bank Mandiri mempunyai strategi
yang jitu serta melaksanakannya dengan secara efektif di lingkungan budaya kerja yang kondusif dan adaptif.
Untuk dapat mewujudkan strategic excellence dibutuhkan operational excellence keunggulan operasional yang
berhubungan dengan tiga hal utama yaitu kualitas, efektifitas biaya dan kecepatan. Artinya setiap bisnis Bank Mandiri
harus dilakukan secara benar, dengan kualitas quality teruji, biaya cost yang efektif dan kecepatan speed yang
dapat diterima. Ukuran ini akan berubah sesuai permintaan nasabah, artinya semuanya kami lakukan untuk dan demi
kepuasan nasabah.
Kondisi Keuangan Kondisi keuangan Bank Mandiri tahun 2004 terus membaik
terlihat dari indikator rasio keuangan pokok sebagai berikut: •
Laba setelah pajak sebesar Rp5.256 miliar atau meningkat sebesar 14,6 dibandingkan tahun 2003 sebesar
Rp4.586 miliar. •
Imbal Hasil Rata-rata Aktiva ROA meningkat menjadi 3,1 dibandingkan tahun 2003 sebesar 2,8. Kenaikan ini
disebabkan karena pertumbuhan rata-rata laba sebelum pajak lebih besar daripada pertumbuhan rata-rata
total asset.
• Imbal hasil Rata-rata Ekuitas ROE berada pada kisaran
22,8 dibandingkan tahun 2003 sebesar 23,6. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan rata-rata laba setelah
pajak lebih kecil daripada pertumbuhan rata-rata ekuitas. •
Rasio Kecukupan Modal CAR berada di tingkat yang cukup tinggi yaitu sebesar 25,3 dibandingkan tahun 2003
sebesar 27,7. Hal ini disebabkan karena adanya ekspansi aktiva produktif yang cukup besar yang berakibat kenaikan
ATMR yang tidak seiring dengan percepatan kenaikan modal. Namun rasio ini masih dalam level yang aman karena
sesuai ketentuan Bank Indonesia CAR yang harus dipenuhi oleh perbankan minimal 8.
• Laba per Saham EPS meningkat menjadi Rp262 dibanding-
kan tahun 2003 sebesar Rp229 dan Nilai Buku per Saham BVPS meningkat menjadi Rp1.244 dibandingkan tahun
2003 sebesar Rp1.020.
Kejadian Tragis di Akhir 2004 Pada minggu terakhir di tahun 2004, Indonesia dan negara
tetangga lainnya di Asia Tenggara dilanda bencana besar. Pada 26 Desember 2004, Indonesia dilanda gempa bumi yang
pusatnya terletak di pantai barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam NAD, yang kemudian diikuti dengan gelombang
tsunami. Kerugian akibat bencana alam ini adalah yang terburuk sepanjang 40 tahun terakhir: memakan lebih dari
250.000 korban jiwa di Indonesia, India, Sri Lanka, Thailand, Malaysia, Maldives, dan bahkan di Somalia. Korban jiwa
dan kerugian material terbesar adalah di Indonesia, dengan hancurnya pantai barat NAD dan ibukota Banda Aceh.
Pegawai Bank Mandiri di Banda Aceh turut menjadi korban: dua orang meninggal dunia, dan tujuh orang lainnya hilang.
Kami di Bank Mandiri menyampaikan rasa belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga yang ditimpa
bencana ini. Bank Mandiri telah dan akan terus berperan aktif dalam usaha membantu dan membangun kembali daerah
yang terkena gempa dan gelombang tsunami ini dengan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan badan-badan
bantuan lainnya. Kami juga bermaksud untuk menggalang kerjasama dengan masyarakat Aceh dan Sumatera Utara
untuk membangun kembali area-area yang terkena bencana, terutama rekonstruksi fasilitas kesehatan, pendidikan,
infrastruktur, dan tempat-tempat usaha kecil.
Tantangan ke Depan Dengan kinerja keuangan yang semakin membaik dan
keberhasilan berbagai program transformasi bisnis dalam beberapa tahun terakhir, Bank Mandiri siap untuk memasuki
fase II. Beberapa tantangan ke depan yang akan dihadapi Bank Mandiri antara lain:
a. Persaingan yang Menekan Tingkat Margin Persaingan usaha, khususnya di segmen consumer dan
commercial tahun ke depan diperkirakan akan semakin tajam, terutama karena masuknya pesaing-pesaing asing ke dalam
perbankan nasional dan daya tarik segmen consumer yang diperkirakan masih cukup tinggi. Pangsa pasar kredit bank
asing sejak tahun 1999 sampai tahun 2004 telah mengalami peningkatan dari 22 menjadi 27. Dengan kondisi
persaingan yang semakin tajam, maka tekanan pada margin yang dihasilkan akan menjadi lebih tinggi, terlebih lagi bila
trend kenaikan suku bunga terus berlanjut. Penurunan margin ini harus diantisipasi dengan peningkatan volume bisnis
dan pengembangan bisnis-bisnis baru yang potensial dapat meningkatkan margin terutama di segmen micro banking dan
consumer banking, baik melalui penciptaan fitur produk yang bervariasi, ragam pelayanan transaksi, peningkatan kualitas
pelayanan maupun pengembangan berbagai aliansi kerjasama.
b. Pengelolaan Yield yang Lebih Optimal Dalam periode setahun terakhir Bank Mandiri telah berhasil
menurunkan cost of funds menjadi lebih kompetitif terutama dengan keberhasilan melepas dana-dana korporasi yang
mahal. Namun dari sisi produktifitas asset, Bank Mandiri masih tertinggal bila dibandingkan dengan pesaing. Dengan
penurunan portfolio obligasi rekap yang cukup signifikan di tahun 2004, maka di tahun 2005 Bank Mandiri harus mampu
mengembangkan portfolio asset yang mampu menghasilkan yield lebih tinggi dengan fokus pada peningkatan penyaluran
kredit mikro dan consumer loan. Disamping itu, strategi bersaing yang selama ini lebih difokuskan pada pricing harus
mulai ditata ulang dengan menggunakan strategi pendekatan pelayanan yang prima, baik dari aspek kecepatan dan kualitas
pelayanan, kemudahan akses, penyediaan fitur produk yang lengkap maupun kenyamanan bertransaksi convenience.
c. Meningkatkan Kembali Pertumbuhan Dana Masyarakat Selama tahun 2004 penghimpunan dana Bank Mandiri