61
Kebijakan Kredit Manajemen risiko kredit pada tingkat transaksional
sebagaimana telah diatur dalam kebijakan perkreditan yang direview secara periodik, telah membentuk budaya kredit
yang sehat dan diperkuat dengan penerapan prinsip “Four Eye,” sehingga keputusan yang dihasilkan menjadi lebih
objektif dan berkualitas. Di samping itu, mengingat risiko kredit tidak hanya ada pada saat awal pemberian kredit,
tetapi berlaku hingga kredit tersebut lunas maka Bank menyadari pentingnya fungsi pengendalian dan pengawasan
risiko kredit.
D. Risiko Pasar Risiko Tingkat Suku Bunga
Penerapan manajemen risiko suku bunga dilakukan pada portfolio banking book maupun trading book. Portfolio
Bank yang dipengaruhi oleh pergerakan suku bunga sebagian besar berbentuk kredit, Obligasi Pemerintah,
dan dana pihak ketiga giro, tabungan dan deposito serta pinjaman yang diterima. Gap yang terjadi dari portfolio
tersebut menyebabkan setiap perubahan suku bunga akan berdampak terhadap laba dan nilai ekuitas Bank. Sedangkan
untuk portfolio trading book diakibatkan oleh perubahan nilai pasar akibat posisi perdagangan trading termasuk di
dalamnya asset yang dikategorikan Tersedia untuk Dijual available for sale.
Repricing Gap Analysis digunakan untuk mengukur dampak perubahan suku bunga terhadap laba Bank atas portfolio
Bank yang sensitif terhadap suku bunga. Sedangkan untuk mengukur dampak perubahan suku bunga terhadap nilai
ekuitas Bank economic value of equity, EVE digunakan Duration Gap Analysis. Di lain pihak, untuk mengukur
risiko aktifitas trading digunakan pendekatan standar sesuai ketentuan Bank Indonesia dan pendekatan internal
secara paralel. Sektor
Des. 2003 Des.
2004
Pertumbuhan YoY
Rpmiliar Rpmiliar
Rpmiliar
Pertanian 8.992
12,27 8.317
9,39 675
7,51 Pertambangan
2.499 3,41
3.743 4,23
1.245 49,82
Makanan dan Minuman 5.331
7,27 7.800
8,81 2.469
46,31 Tekstil, Sandang dan Kulit
5.203 7,10
5.243 5,92
41 0,78
Kayu dan hasil-hasil kayu 2.748
3,75 3.304
3,73 556
20,23 Bahan kertas dan sejenisnya
3.761 5,13
4.047 4,57
286 7,60
Bahan Kimia dan sejenisnya 7.636
10,42 7.680
8,67 44
0,58 Hasil tambang non logam dan sejenisnya
2.916 3,98
2.468 2,79
447 15,34
Industri lainnya 4.521
6,17 6.622
7,48 2.101
46,47 Listrik, Gas dan Air
1.428 1,95
1.657 1,87
229 16,00
Konstruksi 3.864
5,27 6.030
6,81 2.166
56,06 Perdagangan, Restoran dan Hotel
9.791 13,35
11.567 13,06
1.776 18,14
Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi 4.323
5,90 3.923
4,43 400
9,25 Jasa Dunia Usaha dan Sosial Masyarakat
4.896 6,68
6.141 6,94
1.245 25,43
Lain-lain 5.403
7,37 10.002
11,30 4.598
85,10
Total 73.311
100,00 88.545
100,00 15.234
20,78
Risiko suku bunga dikelola dan dimitigasi dengan menggunakan limit yang direview oleh unit pengelola risiko
pasar dan disetujui oleh Risk Capital Committee. Limit untuk portfolio banking book antara lain limit repricing gap
dan limit sensitifitas nilai modal Bank terhadap perubahan suku bunga sebesar 100 bps. Sedangkan untuk portfolio
trading, termasuk derivatif, limit yang digunakan adalah VaR limit yang selanjutnya dijabarkan kedalam trading limit
seperti maksimum posisi terbuka per dealer, limit kerugian maksimum, counterparty limit dan lain-lain.
Berkaitan dengan pemenuhan ketentuan permodalan yang berbasis risiko, Bank mulai menghitung besarnya cadangan
modal untuk mengcover risiko suku bunga baik untuk trading book Pilar 1 maupun banking book Pilar 2.
Manajemen Risiko Nilai Tukar Aktifitas transaksi nilai tukar disentralisasi dan dikelola
secara harian oleh unit pengelola dana. Pemantauan risiko nilai tukar dilakukan oleh unit pengelola risiko pasar
dengan menggunakan sistem yang terintegrasi antara front office Unit pengelola dana, Back Office unit pengelola
operasional dan Middle Office unit pengelola risiko pasar.
Bank Indonesia menetapkan posisi devisa neto harian tidak boleh lebih dari 20 dari total modal, namun Bank bersifat
lebih pruden dengan menetapkan limit internal sebesar 5 dari modal.
E. Risiko Likuiditas