yang duduk berhadap-hadapan untuk memberikan argumentasi tandingan. Dan ketika debat berlanjut guru memastikan untuk menyelang-nyeling
antara kedua belah pihak dengan memilih juru bicara baru, kemudian peserta lain memberikan catatan yang memuat argument tandingan atau
bantahan kepada pendebat mereka. Dan pembelajaran berakhir dengan melaksanakan Post Test yang dilakukan oleh seluruh siswa tentang materi
perkembangan imperialisme dan kolonialisme. Soal Pre Test dan Post Test sama, sehingga memungkinkan siswa untuk memprediksi kebenaran
jawabannya saat Post Test.
c. Tahap Observasi
1. Catatan Lapangan
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada saat siklus I berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
advokasi diperoleh catatan lapangan sebagai berikut :
Pada saat pembelajaran kelompok berlangsung, suasana kelas masih kurang kondusif. Dari pengamatan penulis, ada beberapa siswa yang tidak
membantu teman satu kelompok, jadi pekerjaan kelompok nya masih mengandalkan teman yang pintar saja. Namun dalam kegiatannya masing-
masing kelompok telah melaksanakan sesuai dengan tahapan metode pembelajaran advokasi.
Pada saat pengerjaan Lembar Kerja Siswa LKS dengan menggunakan metode pembelajaran advokasi, siswa masih terlihat mengandalkan teman
satu kelompoknya. Dan siswa masih terlihat pasif dalam pengerjaan Lembar Kerja Siswa LKS, atau dapat dikatakan malu bertanya kepada guru
Peneliti bila mengalami kesulitan. Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan saat penelitian
Siklus I dapat diketahui bahwa tindakan yang diberikan dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe advokasi pada siklus I belum sesuai
dengan perencanaan yang dibuat. Hal ini disebabkan siswa bingung karena
belum terbiasa dengan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif tipe advokasi sehingga belum menciptakan suasana pembelajaran yang
efektif.
2. Wawancara
Setelah pelaksanaan tindakan Siklus I selesai, dilakukan wawancara, di luar kelas pada pukul 09.40. Wawancara dilakukan kepada 2 orang siswa,
yang tergabung dalam satu kelompok dalam penelitian. Pencatatan dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai masing-masing siswa dalam
satu kelompok yang dijadikan sebagai sampel wawancara. Berikut di
peroleh data secara garis besar :
a Siswa masih merasa kebingungan dengan metode pembelajaran Advokasi, tetapi meskipun awalnya membingungkan tetapi siswa merasa
senang karena ada metode belajar baru yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.
b Sebagian besar siswa senang karena disini mereka menjadi aktif dalam berdiskusi terutama dalam hal keaktifan didalam kelas.
c Siswa merasa senang, karena mereka dapat mengemukan pendapat dan melatih berbicara didepan kelas serta melatih siswa dalam menyelesaikan
masalah. d Masih malu-malu dalam debat atau diskusi dan saling tunjuk apabila
menjadi juru bicara dalam kelompok diskusi. Berdasarkan wawancara dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
menyukai metode pembelajaran Cooperative Advocation. Dengan pembelajaran menggunakan metode advokasi siswa mampu menganalisis
materi kemudian menyajikannya dalam debat sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicara atau menyampaikan pendapat.
3. Hasil Belajar
Berdasarkan hasil test Pre Test dan Post Test yang diperoleh pada siklus I, mengenai perkembangan kolonialisme dan imperialism di indonesia
dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang dalam satu kelas dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe advokasi. Data nilai Pre
Test , diperoleh dari hasil test sebelum siswa mempelajari materi tersebut dan belum diterapkannya metode pembelajaran advokasi, serta nilai Post
Test diperoleh dari hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran Advokasi. Data nilai Pre Test dan PostTtest tersebut sebagai
berikut : Tabel 4.1 Nilai N-Gain Siklus I
No Nama Pre Test
Post Test N-Gain
Kategori 1
S1 25
50 0,33
Rendah 2
S2 30
55 0,36
Sedang 3
S3 40
60 0,33
Rendah 4
S4 45
75 0,54
Sedang 5
S5 45
60 0,28
Rendah 6
S6 50
60 0,2
Rendah 7
S7 35
60 0,38
Sedang 8
S8 30
60 0,42
Sedang 9
S9 50
60 0,2
Rendah 10 S10
50 60
0,2 Rendah
11 S11 50
65 0,3
Rendah 12 S12
60 70
0,25 Rendah
13 S13 55
70 0,33
Rendah 14 S14
70 80
0,33 Rendah
15 S15 60
65 0,12
Rendah 16 S16
55 65
0,22 Rendah
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre Test, nilai terbesar adalah 70, dan nilai terkecil adalah 25 dengan jumlah 1205,
dan rata-rata 50,1. Sedangkan Post Test, nilai terbesar adalah 80, dan nilai terkecil adalah 50 dengan jumlah 1540, dan rata-rata sebesar 64,2. Dengan
begitu ketuntasan hasil belajar dapat di lihat dari hasil Post Test diatas nilai KKM yaitu 70 yang diperoleh pada siklus I adalah 64,2 yang menunjukkan,
bahwa pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe advokasi ini meningkat. Jika diukur dengan N-Gain, kemempuan siswa sebesar 0,51
kategori sedang. Namun penelitian ini harus dilanjutkan pada siklus II, karena belum mencapai ketuntasan hasil belajar 100 siswa mencapai
nilai lebih dari 70 yang diharapkan oleh peneliti. Berikut tabel distribusi frekuensi Pre Test dan Siklus I :
17 S17 60
65 0,12
Rendah 18 S18
60 70
0,25 Rendah
19 S19 65
70 0,14
Rendah 20 S20
65 80
0,42 Sedang
21 S21 60
55 -0,12
Rendah 22 S22
45 55
0,18 Rendah
23 S23 45
65 0,36
Sedang 24 S24
50 70
0,37 Sedang
Jumlah 1205
1540 Rata-rata
50,1 64,2
0,51 Sedang