Akan tetapi, dalam kejadian penyakit DBD ini outcome nya adalah angka Incidence Rate IR DBD.
e. Simpul 5: Variabel Supra Sistem
Simpul ke-5 ini adalah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi keempat simpul seperti variabel iklim, topografi,
temporal dan suprasystem Achmadi, 2014. 1 Suhu udara
Dalam Permenkes No.35 Tahun 2012, suhu memiliki hubungan erat dengan siklus perkembangan nyamuk dan
berpengaruh langsung terhadap perkembangan parasit di dalam tubuh vektor nyamuk. Rata-rata suhu optimum untuk
perkembangbiakan vektor berkisar antara 25°C-27°C dan memerlukan rata-rata selama 12 hari. Pada suhu di atas
suhu optimum 32°C-35°C siklus hidup untuk vektor nyamuk Aedes menjadi lebih pendek dengan rata-rata
selama 7 hari, potensi frekuensi feeding lebih sering, ukuran tubuh nyamuk menjadi lebih kecil dari ukuran normal
sehingga nyamuk bergerak lebih agresif. Perubahan tersebut dapat menimbulkan risiko penularan menjadi 3 kali lipat
lebih tinggi Kemenkes RI, 2012. Penelitian yang dilakukan oleh Sintorini 2007 di DKI
Jakarta menunjukkan terdapat hubungan antara suhu dengan DBD. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Costa et al 2010 di Brazil menunjukkan terdapat hubungan antara suhu dengan DBD. Dalam penelitian
tersebut mengatakan bahwa variasi suhu dapat berdampak pada kegiatan reproduksi dan kelangsungan hidup nyamuk
Aedes aegypti. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Dini, Fitriany dan Wulandari 2010 di Kabupaten Serang
tahun 2007-2008 menunjukkan tidak ada hubungan antara suhu udara dengan kejadian DBD Pvalue = 0,321; r =
0,212. 2 Kelembaban udara
Dalam Permenkes No.35 Tahun 2012, kelembaban juga dapat mempengaruhi umur vektor nyamuk. Kelembaban
berada dibawah 60 umur nyamuk pendek sehingga potensi sebagai vektor semakin menurun Kemenkes RI,
2012. Penelitian yang dilakukan oleh Dini, Ftriany dan Wulandari 2010 di Kabupaten Serang tahun 2007-2008
menunjukkan tidak ada hubungan antara kelembaban dengan kejadian DBD Pvalue = 0,941; r = -0,016. Akan
teteapi, penelitian yang dilakukan oleh Costa et al 2010 di Brazil menunjukkan terdapat hubungan antara kelembaban
dengan DBD. Dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa variasi kelembaban dapat berdampak pada kegiatan
reproduksi dan kelangsungan hidup nyamuk Aedes aegypti.