Ciri-ciri nyamuk vektor DBD

c. Siklus hidup nyamuk vektor DBD

Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti terdiri dari 4 bentuk, yaitu telur – jentik larva – pupa – nyamuk dewasa. Stadium telur hingga sampai menjadi pupa berlangsung di dalam air. Umumnya telur menetas menjadi jentik larva dalam waktu ±2 hari setelah telur tersebut terendam air. Stadium jentik larva biasanya berlangsung selama 6-8 hari dan stadium kepompong pupa berlangsung antara 2-8 hari. Pertumbuhan telur hingga sampai menjadi nyamuk dewasa berlangsung selama 9-10 hari. umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan Kemenkes RI, 2013. Gambar 2.2 Siklus Hidup Nyamuk Aedes agypti Sumber: Kemenkes RI, 2013

5. Mekanisme Penularan DBD

Penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk yang infektif terhadap virus Dengue. Berdasarkan konsep ekologi mengacu teori simpul Achmadi 2014, mekanisme penularan DBD dimulai dari sumber agen penyakit simpul 1 yaitu nyamuk Aedes aegypti menggigit orang yang terdapat virus Dengue di dalam tubuhnya. Kemudian, vektor penular simpul 2 yaitu nyamuk Aedes aegypti infektif virus Dengue yang dapat menularkan virusnya ke tubuh orang yang sehat. Virus Dengue masuk bersama darah yang dihisapnya Suroso dan Umar, 2004. Nyamuk akan menjadi infektif 8-12 hari sesudah menghisap darah penderita dan tetap infektif selama hidupnya dan potensial menularkan virus Dengue kepada manusia lain Ginanjar, 2004. Virus yang telah dihisap akan masuk ke dalam tubuh nyamuk dan berkembangbiak dengan cara membelah diri dan menyebar di seluruh bagian tubuh nyamuk, sebagian besar berada dalam kelenjar liur nyamuk. Dalam waktu 1 minggu, jumlah virus dapat mencapai puluhan sampai ratusan ribu dan siap untuk ditularkan atau dipindahkan kepada orang lain. Sebelum menghisap darah host pejamu baru, air liur dari kelenjar nyamuk dikeluarkan setelah alat tusuk nyamuk probobis menemukan kapiler agar darah yang dihisap tidak membeku. Pada saat itulah, virus Dengue ditularkan atau dipindahkan ke orang lain bersama air liur nyamuk tersebut Suroso dan Umar, 2004. Orang yang telah digigit oleh nyamuk Aedes aegypti pembawa virus Dengue tidak akan selalu menderita DBD melainkan terdapat karakteristik seseorang yang dapat menjadi risiko menderita DBD seperti usia, jenis kelamin, kekebalan tubuh simpul 3. Orang dengan kekebalan tubuh yang kuat terhadap virus Dengue, maka tidak akan menderita DBD meskipun di dalam darahnya terdapat virus tersebut. Akan tetapi, apabila orang dengan kekebalan tubuh yang lemah terhadap virus Dengue, maka akan muncul gejala DBD seperti demam ringan bahkan demam berat, yaitu demam tinggi disertai perdarahan, syok, tergantung dari tingkat kekebalan tubuh yang dimilikinya Simpul 4. Penyakit DBD merupakan penyakit berbasis lingkungan dengan perkembangbiakan nyamuk yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya sehingga berpotensi adanya kontak antara nyamuk infektif virus Dengue dengan manusia dan menularkan virus tersebut. Adapun kondisi lingkungan tersebut antara lain lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan non-fisik Achmadi, 2014; Suroso dan Umar, 2004.

B. Epidemiologi Deskriptif

1. Orang

Dalam penyelidikan epidemiologi, variabel orang dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik populasi yang berisiko. Adapun variabel orang seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya Asmara, 2009. Dalam hal kejadian DBD, penyakit DBD dapat menyerang semua golongan umur, sebagian besar menyerang usia anak sekolah. Akan tetapi, dalam dekade terakhir ini penyakit DBD pada orang dewasa juga meningkat. Aktivitas individu pada semua