Instrumen Penelitian Manajemen Data

2 Cleaning data. Data yang telah dimasukkan kemudian dilakukan pengecekkan kembali. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam memasukkan data sehingga tidak ada data yang ganda, tidak ada data yang hilang missing values dan konsistensi. Dalam hal ini, data yang telah di-entry dan cleaning keluar dalam bentuk tabular. b. Spasial Data spasial dioleh dengan menggunakan software SIG dan menghasilkan output, yaitu peta tematik. Langkah-langkah awal yang dilakukan untuk analisis spasial sama dengan langkah saat ingin melakukan uji statistik. Berikut ini penjelasan langkah- langkah dalam pengolahan data: 1 Data sudah lengkap dan telah siap untuk tahap selanjutnya. Sebelum memasuki langkah entry data, data yang selanjutnya dilakukan analisis spasial diberi kode terlebih dahulu berupa gradasi warna. Untuk kasus DBD, variabel Incidence Rate DBD dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu merah untuk kategori tinggi dan hijau untuk kategori rendah. Sebaran kasus demam berdarah yang diikuti dengan faktor risiko diberi batasan yang berwarna biru, ungu dan kuning pada wilayah kerja puskesmas yang memiliki angka IR DBD tinggi. Untuk ABJ dan rumah sehat diberi garis tebal biru untuk kategori tinggi dan garis tebal kuning rendah untuk kategori rendah. Kepadatan penduduk diberi garis tebal biru untuk kategori tinggi, garis tebal ungu untuk kategori sedang dan garis tebal kuning untuk kategori rendah. 2 Kemudian, entry data. Pada langkah ini, data dimasukkan dengan bantuan aplikasi data tabular dan aplikasi data spasial. Pada aplikasi data tabular, data dilakukan uji normalisasi. Kemudian, membuka file “dbf” dari atribut shapefile. Jika sudah terbuka, langkah selanjutnya meng- copy kolom variabel utama ke dalam file “.dbf” tersebut. 3 File “.dbf” dengan kolom variabel utama tersebut dimasukkan ke dalam lembar kerja pada aplikasi data tabular yang telah dibuat dan memindahkan kolom variabel utama dengan tujuan untuk mencocokkan nama puskesmas dengan menggunakan teknik dragging. Apabila sudah selesei, langkah selanjutnya melakukan pemeriksaan apakah terdapat kesalahan saat pemasukan data ke dalam lembar kerja tersebut. Kemudian, save data tabular dalam bentuk “CSV” dan data dapat diintegrasikan ke dalam data spasial. 4 Cleaning data. Data yang telah dimasukkan kemudian dilakukan pengecekkan kembali. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan, baik dalam pengkodean maupun membaca kode sehingga data dapat dianalisis.

D. Analisis Data

1. Analisis Univariat Data kasus DBD yang dilaporkan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dianalisis secara univariat untuk mengetahui besar masalah DBD di wilayah Kota Tangerang Selatan menurut orang usia dan jenis kelamin, tempat dan waktu. Data kepadatan penduduk dianalisis secara univariat untuk mengetahui distribusi kependudukan di wilayah Kota Tangerang Selatan berdasarkan wilayah kerja Puskesmas. Data ABJ yang dilaporkan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dianalisis untuk mengetahui distribusi ABJ dan dibandingan antara satu Puskesmas dengan Puskesmas lainnya dalam kurun waktu 3 tahun terakhir di Kota Tangerang Selatan. Data rumah sehat dianalisis secara univariat untuk mengetahui distribusi rumah sehat dan dibandingan antara satu Puskesmas dengan Puskesmas lainnya dalam kurun waktu 3 tahun terakhir di Kota Tangerang Selatan. Semua variabel yang dianalisis ditampilkan dalam bentuk tabel Mean, Min dan Max dan grafik. Berikut ini ukuran Epidemiologi untuk masing-masing variabel: Tabel 4.2 Ukuran Epidemiologi Pada Variabel Penelitian No. Variabel Ukuran 1. Incidence Rate DBD Per Wilayah Kerja Puskesmas Rate 2. Iklim suhu udara, kelembaban udara, curah hujan dan kecepatan angin Per bulan Kota Tangerang Selatan Proporsi 3. Angka Bebas Jentik ABJ Per Wilayah Kerja Proporsi