dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumekar 2005
menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan responden dengan keberadaan jentik Pvalue = 0,35 sehingga secara tidak
langsung dapat berpengaruh terhadap kejadian DBD. e. Pekerjaan
Penelitian yang dilakukan oleh Hutagalung, Halim dan Koto 2011 di Kecamatan Matur Kabupaten Agam Provinsi Sumatera
Barat menunjukkan terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kejadian luar biasa KLB DBD Pvalue = 0,04. Pekerjaan
seperti petani, perkebunan tebu menyebabkan seseorang mudah tergigit nyamuk Aedes aegypti karena bekerja di lingkungan luar
rumah. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Nizal MG et al 2012 menunjukkan tidak terdapat hubungan secara signifikan
antara pekerjaan dengan DBD Pvalue = 0,309. f. Perilaku 3M
Penelitian yang dilakukan oleh Afriza dan Nasriati 2012 menunjukkan terdapat hubungan antara perilaku 3M Plus
terhadap resiko kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Labuhanhaji Timur Kabupaten Aceh Selatan tahun 2012 Pvalue
= 0,003. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hutagalung, Halim dan Koto 2011 di Kecamatan Matur
Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat menunjukkan terdapat
hubungan antara perilaku 3M Plus dengan kejadian luar biasa KLB DBD Pvalue = 0,03.
2. Agent
Sumber penyakit dikelompokkan menjadi dua, yaitu Achmadi, 2014:
a. Sumber penyakit alamiah, misal proses pembusukan yang terjadi karena proses alamiah.
b. Hasil kegiatan manusia, seperti industri, knalpot kendaraan bermotor.
Sumber penyakit
yang mengeluarkan
dan mengandakan
mikroorganisme patogen adalah penderita penyakit menular, misal mikroorganisme TBC, HIVAIDS adalah penderita penyakit yang
bersangkutan. Sumber penyakit menular juga dapat berupa binatang reservoir, yaitu binatang tempat berkembangbiaknya agen penyakit,
meski binatang yang bersangkutan tidak menderita sakit, misal penyakit Japanese Encephalitis dengan babi reservoir. Sumber penyakit
binatang ini biasanya ditransmisikan oleh binatang lainnya, misal nyamuk yang mengigit manusia Achmadi, 2014.
Penyakit DBD disebabkan oleh virus Dengue yang termasuk dalam grup B Antropod Borne Virus Arboviroses kelompok flavivirus dari
family flaviviridae. Virus Dengue terdiri dari empat serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4 dimana masing-masing saling berkaitan
sifat antigennya dan dapat menyebabkan sakit pada manusia WHO,
2009. Virus DEN 3 merupakan serotipe yang paling sering ditemui selama terjadinya KLB di Indonesia diikuti DEN 2, DEN 1, dan DEN 4.
Virus DEN 3 juga merupakan serotipe yang paling dominan yang berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit yang menyebabkan
gejala klinis yang berat dan penderita banyak yang meninggal Yuswulandari, 2010.
3. Environment Lingkungan
Kejadian penyakit merupakan hasil hubungan interaksi antara manusia dan perilakunya serta komponen lingkungan yang memiliki
potensi penyakit. Perilaku penduduk, salah satu variabel kependudukan seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, keturunan, kepadatan
penduduk, budaya dan sebagainya. Secara garis besar, kejadian penyakit
terjadi karena
dipengaruhi oleh
variabel-variabel kependudukan dan variabel-variabel lingkungan Achmadi, 2014.
Achmadi 2008 menggambarkan suatu kejadian penyakit berbasis lingkungan dan kependudukan ke dalam teori simpul dimana komponen
lingkungan yang memiliki potensi bahaya gangguan kesehatan berinteraksi dengan manusia. Teori simpul ini diuraikan menjadi 5
simpul, yakni simpul 1 sumber penyakit, simpul 2 komponen lingkungan yang merupakan media transmisi penyakit, simpul 3
varibel kependudukan seperti umur, jenis kelamin, perilaku, pendidikan, kepadatan, simpul 4 penduduk dalam keadaan sehat atau
sakit setelah mengalami interaksi atau terpapar dengan komponen
lingkungan yang mengandung agen penyakit dan simpul 5 variabel lain yang memiliki pengaruh terhadap keempat simpul tersebut seperti
iklim, topografi Achmadi, 2014. Berikut penjelasaan masing-masing simpul:
Bagan 2.1 Paradigma Kesehatan Lingkungan Teori Simpul Achmadi, 2014
Simpul
a. Simpul 1: Sumber Penyakit
Agen penyakit dalam simpul 1 adalah komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan melalui media
perantara. Dalam hal kejadian DBD, virus Dengue Arthrophod borne virus merupakan agent penyakit DBD. Virus ini berukuran
5
1 2
3 4
Sumber Agen
Penyakit Udara
Air Pangan
Vekor Penular Manusia
Variabel Kependudukan
Umur, jenis kelamin, dsb
Sakit Sehat
Manajemen Penyakit
Variabel lain
seperti iklim,
topografi, dll
Agen Penyakit
kecil 50nm dan memiliki RNA tunggal. Genome rangkaian kromosom virus Dengue berukuran panjang sekitar 11.000
pasangan basa dan tiga gen protein struktural Kemenkes RI, 2013.
Terdapat 4 serotipe virus antara lain DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Dari keempat virus tersebut, DEN-3 sangat berkaitan
dengan kasus DBD berat di Indonesia. Host manusia yang telah terinfeksi oleh salah satu virus dari keempat virus tersebut akan
menyebabkan kekebalan seumur hidup terhadap serotipe virus yang bersangkutan Kemenkes RI, 2013.
b. Simpul 2: Media Transmisi Penyakit
Media transmisi penyakit dalam simpul ke-2 adalah komponen lingkungan yang terdiri atas 5 komponen antara lain
udara ambient, air baik dikonsumsi maupun keperluan lainnya, tanah pangan, binatang serangga penular vektor dan manusia
melalui kontak langsung. Apabila agen penyakit tidak terdapat di dalam media transmisi, maka tidak berpotensi penyakit. Binatang
atau vektor penular dikatakan memiliki potensi dan menjadi media transmisi jika di dalamnya terdapat virus Achmadi, 2014
Dalam hal kejadian penyakit DBD, penyakit ini ditularkan melalui nyamuk. Di Indonesia teridentifikasi bahwa terdapat 3
nyamuk yang dapat menularkan virus Dengue yaitu nyamuk Aedes albopictus, Aedes aegypti dan Aedes scutellaris Kemenkes