D. Analisis Data
1. Analisis Univariat Data kasus DBD yang dilaporkan di Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan dianalisis secara univariat untuk mengetahui besar masalah DBD di wilayah Kota Tangerang Selatan menurut orang usia
dan jenis kelamin, tempat dan waktu. Data kepadatan penduduk dianalisis secara univariat untuk mengetahui distribusi kependudukan di
wilayah Kota Tangerang Selatan berdasarkan wilayah kerja Puskesmas. Data ABJ yang dilaporkan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
dianalisis untuk mengetahui distribusi ABJ dan dibandingan antara satu Puskesmas dengan Puskesmas lainnya dalam kurun waktu 3 tahun
terakhir di Kota Tangerang Selatan. Data rumah sehat dianalisis secara univariat untuk mengetahui distribusi rumah sehat dan dibandingan
antara satu Puskesmas dengan Puskesmas lainnya dalam kurun waktu 3 tahun terakhir di Kota Tangerang Selatan.
Semua variabel yang dianalisis ditampilkan dalam bentuk tabel Mean, Min dan Max dan grafik. Berikut ini ukuran Epidemiologi
untuk masing-masing variabel: Tabel 4.2
Ukuran Epidemiologi Pada Variabel Penelitian
No. Variabel
Ukuran
1. Incidence Rate DBD Per Wilayah Kerja
Puskesmas Rate
2. Iklim suhu udara, kelembaban udara, curah
hujan dan kecepatan angin Per bulan Kota Tangerang Selatan
Proporsi
3. Angka Bebas Jentik ABJ Per Wilayah Kerja
Proporsi
Puskesmas 4.
Kepadatan penduduk Per Wilayah Kerja Puskesmas
Proporsi 5.
Rumah sehat Per Wilayah Kerja Puskesmas Proporsi
2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas dan
uji statistik korelasi sebagai berikut: a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data yang dianalisis sudah terdistribusi normal atau tidak. Data dikatakan normal jika
memenuhi sebagai berikut ini Hastono, 2006: 1 Nilai rasio Skewness berada diantara -2 sampai 2
2 Uji Kolomogorov Smirnov n = 30, Shapiro wilk n = ≤
30 dengan p 0,05 3 Grafik histogram berbentuk kurva normal
b. Uji Korelasi Uji korelasi bertujuan untuk mengetahui kekuatan atau
keeratan hubungan antara variabel iklim suhu udara, kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin dengan kasus
DBD. Hubungan dua variabel numerik dapat berpola positif yang artinya kenaikan satu variabel diikuti kenaikan variabel lain dan
negatif yang artinya kenaikan satu variabel diikuti penurunan variabel yang lain.
Jika data terdistribusi normal, maka selanjutnya data dilakukan uji korelasi Pearson Moment, sedangkan jika data tidak
terdistribusi normal, maka data tersebut dilakukan uji non parametrik Spearman-rho. Nilai korelasi disimbolkan dengan
koefisien korelasi r. nilai r dan kekuatan atau keeratan hubungan antara dua variabel dapat dibagi menjadi 4, sebagai berikut
Colton dalam Hastono, 2006: r = 0,00-
0,25 → Tidak ada hubunganhubungan lemah r = 0,26-
0,50 → Hubungan sedang r = 0,51-
0,75 → Hubungan kuat r = 0,76-
1,00 → Hubungan sangat kuatsempurna 3. Analisis Spatialtemporal
Analisis spatialtemporal dilakukan dengan metode overlay, yaitu dengan menggabungkan dua peta sehingga menghasilkan peta baru.
Peta baru atau area map tersebut dapat diketahui pola penyebaran kasus DBD dengan kepadatan penduduk, angka bebas jentik dan rumah sehat.
Kemudian, dari peta tersebut dilihat korelasi antara variabel independen dengan varaibel dependen dan dinarasikan untuk menunjukkan pola
hubungan spasial berdasarkan waktu dan tempat sesuai yang diinginkan oleh peneliti.
Pada peta dalam penelitian ini diberi warna dan batas warna yang berbeda. Variabel kejadian DBD diberi warna merah
IR DBD ≥ 51 per 100.000 penduduk dan warna hijau IR DBD 51 per 100.000
penduduk. Sedangkan, pada peta baru yaitu setelah disusun tumpang tindih overlay dengan variabel angka bebas jentik, rumah sehat dan
kepadatan penduduk, kejadian DBD diberi batas garis putus-putus warna biru IR DBD ≥ 51 per 100.000 penduduk dan batas garis warna
hitam IR DBD 51 per 100.000 penduduk. Variabel angka bebas jentik diberi warna merah ABJ 95 dan
warna hijau ABJ ≥ 95. Variabel rumah sehat diberi warna merah
persentase rumah sehat 80 dan warna hijau persentase rumah sehat ≥ 80. Variabel kepadatan penduduk diberi warna merah
kepadatan penduduk 200 jiwaha, warna kuning 150-200 jiwaha dan warna hijau 150 jiwaha.