commit to user 128
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan tindakan dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran, baik proses maupun hasil kemampuan
menyimak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match dari siklus I sampai siklus III. Secara garis besar penelitian ini telah
menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan oleh peneliti, berikut ini merupakan penjelasannya.
Penelitian tindakan kelas terhadap peningkatan kemampuan menyimak dengan model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match pada siswa kelas V
SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: 1 tahap perencanaan
tindakan, 2 tahap pelaksanaan tindakan, 3 tahap observasi dan interpretasi, dan 4 tahap analisis dan refleksi.
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan survei awal yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran menyimak, khususnya
dalam menyimak cerpen. Selain itu, survei awal ini juga dimanfaatkan untuk mengetahui kemampuan awal menyimak siswa. Berdasarkan kegiatan survei awal
ini, peneliti menyimpulkan bahwa proses dan hasil pembelajaran menyimak siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo masih perlu diperbaiki.
Kemudian, peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match
Mencari Pasangan dalam proses pembelajaran menyimak cerpen anak. Setelah itu, peneliti dan guru menyusun rencana untuk siklus I. Pada
pelaksanaan tindakan siklus I ini, pembelajaran menyimak cerpen diterapkan dengan teknik Make a Match mencari pasangan. Dalam kenyataannya, masih
terdapat kelemahan atau kekurangan pada siklus I. Kelemahan atau kekurangan tersebut berasal dari pihak guru, siswa, dan metode yang digunakan. Kelemahan
dari pihak guru yaitu: 1 posisi guru dalam memberikan materi dan membacakan bahan simakan masih berada di samping tempat duduknya, sehingga pengelolaan
kelas kurang maksimal; 2 guru jarang menegur siswa yang tidak aktif dan tidak fokus pada pelajaran yang berlangsung; 3 guru tidak memperhatikan kondisi
commit to user 129
fisik ruang kelas; 4 guru kurang memberikan pantauan kepada siswa saat mereka bergerak mencari pasangan dan saat mengerjakan soal. Kelemahan yang
ditemukan dari siswa yaitu: 1 siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam mengikuti pembelajaran. Sebagian siswa masih melakukan aktivitas pribadi
seperti mengganggu teman, berbicara dan bercanda dengan teman saat guru memberikan materi dan saat guru membacakan cerpen; 2 ketika siswa diminta
mencari pasangan, belum semua siswa aktif dalam mencari pasangannya. Sebagian dari mereka ada yang cuma duduk dan menunggu pasangannya datang;
3 siswa masih susah dalam mengacungkan jari secara sukarela untuk menanggapi pasangan-pasangan yang sudah terbentuk, apakah sudah benar atau
belum. Mereka hanya berani menjawab secara bersamaan; 4 siswa masih kurang aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru; 5 meski tenang,
namun siswa tampak tidak bersemangat dalam mengerjakan soal dari guru. Selanjutnya kelemahan dari penerapan teknik Make a Match ini yaitu siswa masih
merasa teknik Make a Match itu asing dan baru, sehingga mereka belum begitu memahami pelaksanaan dari teknik ini. Mereka masih bergerombol dalam
mencari pasangan, sehingga suasana kelas menjadi tidak terkondisikan. Selanjutnya, peneliti dan guru berdiskusi dan sepakat akan mengadakan
siklus II sebagai perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Pada siklus II ini guru juga menerapkan teknik Make a Match dalam pembelajaran
menyimak cerpen. Berdasarkan pelaksanaan siklus II terbukti bahwa telah terjadi peningkatan proses dan hasil pembelajaran menyimak cerpen yang cukup
signifikan dari siklus I. Pada siklus I siswa yang dinyatakan tuntas adalah 10 siswa 50 dan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 13 siswa 65.
Meskipun demikian, selama pelaksanaan siklus II, masih terdapat beberapa kelemahan. Kelemahan yang ditemukan dari siswa, yaitu sebagai berikut: 1 guru
membacakan cerpen dengan lebih memperhatikan nada dan intonasi. Namun meski begitu, siswa masih saja ada yang belum begitu sungguh-sungguh dalam
mendengarkan bahan simakan; 2 siswa masih belum sepenuhnya antusias dalam mencocokkan pasangan yang telah terbentuk. Meski sudah ada beberapa siswa
yang sukarela mengacungkan tangan dan menanggapi pasangan yang ada, namun
commit to user 130
beberapa siswa yang lain masih cuek dan tidak memperhatikan jawaban dari temannya; 3 dilihat dari hasil tulisan siswa, masih terdapat banyak kesalahan
dalam ejaan dan penulisan tanda baca. Terdapat beberapa siswa yang tidak menggunakan tanda titik maupun koma dalam kalimatnya. Cukup banyak juga
siswa yang tidak dapat membedakan antara awalan dan kata depan. Selain itu juga masih ada beberapa siswa yang salah dalam penggunaan huruf besar. Kelemahan
yang ditemukan dari guru, yaitu sebagai berikut: 1 guru masih kurang dalam memantau siswa saat bahan bacaan cerpen dibacakan, sehingga masih ada
beberapa siswa yang tidak fokus dalam pembelajaran; 2 guru juga masih kurang tegas dalam memberikan teguran kepada siswa, sehingga siswa yang bercanda
dengan temannya pun meski sudah diingatkan juga tidak jera, mereka tetap kembali mengulangi perbuatannya. Kelemahan pembelajaran menyimak cerpen
dengan teknik Make a Match yaitu kegiatan mencari pasangan ini merupakan teknik yang sangat simpel dan sederhana, sehingga apabila tidak ada variasi maka
siswa akan sangat bosan dalam menerapkannya. Untuk itu, meski teknik ini simpel dan mudah dipraktikkan, namun diperlukan variasi agar tidak terkesan
monoton dan siswa tidak jenuh. Selanjutnya, kelemahan tersebut diperbaiki dengan pelaksanaan tindakan
siklus III. Guru menerapkan teknik Make a Match dalam pembelajaran menyimak cerpen. Guru menambahkan materi tentang tata cara penulisan karangan dengan
benar. Selain itu dalam penerapan teknik Make a Match guru juga melakukan variasi dengan mengubah posisi bangku kelas. Hal ini dimaksudkan agar siswa
tidak merasa bosan. Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus III terbukti bahwa telah terjadi peningkatan proses dan hasil pembelajaran menyimak cerpen dari
siklus II. Hal ini dibuktikan dengan siswa yang tuntas adalah 17 siswa 85 dari siklus II yang hanya 13 siswa 65.
Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, guru berhasil menerapkan pembelajaran kooperatif teknik Make a Match Mencari Pasangan sebagai upaya
yang mampu meningkatkan perhatian, keaktifan, dan hasil pembelajaran siswa dalam menyimak cerpen. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk
meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan
commit to user 131
menarik di kelas. Penggunaan teknik Make a Match ini juga dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran menyimak. Hal ini disebabkan dalam
teknik Make a Match, masing-masing siswa mempunyai peran yaitu mencari pasangan dari kartu pertanyaan maupun kartu jawaban yang mereka anggap
cocok. Keberhasilan penerapan teknik Make a Match dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menyimak cerpen dapat dilihat dari
indikator-indikator sebagai berikut: 1.
Meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran menyimak, khususnya dalam mendengarkan bahan simakan.
Perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran menyimak di setiap siklus semakin menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus I siswa
yang terlihat perhatian dan berkonsentrasi dalam mendengarkan bahan simakan mencapai 60 12 siswa, meningkat menjadi 70 14 siswa pada
siklus II, dan meningkat lagi menjadi 85 17 siswa pada siklus III. Sebelum tindakan penelitian dilakukan, siswa terlihat kurang berminat
dalam mengikuti pembelajaran menyimak. Saat bahan simakan dibacakan oleh guru khususnya, kebanyakan dari mereka tidak mendengarkan dengan baik.
Mereka sibuk dengan aktivitas pribadi, mengobrol dengan teman yang lain, bercanda sambil berpindah-pindah tempat duduk, dan ada juga yang tiduran.
Hanya beberapa siswa saja yang tampak mendengarkan dengan seksama bahan simakan yang dibacakan oleh guru. Mereka adalah beberapa siswa yang
duduk di bangku bagian depan. Akan tetapi, hal itu bisa diatasi dengan penerapan teknik yang berbeda.
Guru perlu membuat suasana pembelajaran menyimak yang efektif dan menarik bagi siswa. Guru kemudian menerapkan model pembelajaran
kooperatif teknik Make a Match Mencari Pasangan. Setelah guru menerapkan teknik Make a Match dalam pembelajaran menyimak cerpen,
perhatian dan konsentrasi siswa menjadi meningkat. Siswa terlihat lebih bersemangat dan bersunguguh-sungguh dalam menyimakmendengarkan
bahan simakan yang sedang guru bacakan.
commit to user 132
2. Kerja sama antarsiswa semakin meningkat.
Sebelum tindakan penelitian dilakukan, guru hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran menyimak. Guru tidak memberikan
kegiatan yang dapat menciptakan suatu proses interaksi antarsiswa. Sehingga, dalam kegiatan awal tersebut, sama sekali tidak tampak proses kerja sama
yang dilakukan antarsiswa. Namun setelah tindakan penelitian dilakukan, sudah mulai terlihat bentuk kerja sama antarsiswa. Dengan penerapan
pembelajaran dengan teknik Make a Match ini siswa belajar bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencari kartu pasangan yang mereka anggap
cocok. Mereka saling bersaing untuk mendapatkan pasangan terlebih dahulu. Pada siklus I terdapat 15 siswa 75 yang sudah mulai bekerja sama
dengan temannya. Pada siklus II terjadi peningkatan lagi menjadi 16 siswa 80, dan pada siklus III terjadi peningkatan lagi menjadi 18 siswa 90 .
Dengan demikian, terbukti bahwa tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kerja sama antarsiswa dalam pembelajaran menyimak tersebut
sudah cukup berhasil. 3.
Siswa mulai aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. Pada tiap siklus, antusias dan keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari guru juga mengalami peningkatan. Pada siklus I siswa yang mau berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan dari guru ada 8
siswa 40 , meningkat menjadi 11 siswa 55 pada siklus II, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 16 siswa 80 .
Sebelum tindakan penelitian dilakukan, guru jarang memberikan tanya jawab kepada siswa, sehingga antusias siswa dalam kegiatan ini pun tidak
begitu tampak. Namun setelah menerapkan teknik Make a Match ini, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru menjadi meningkat.
Siswa awalnya hanya berani menjawab secara bersama-sama, namun pada siklus-siklus berikutnya beberapa siswa sudah berani mengacungkan tangan
secara sukarela untuk menjawab pertanyaan dari guru. Bahkan pada siklus terakhir siswa sudah berani maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali
cerpen yang telah mereka dengarkan.
commit to user 133
4. Siswa lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas.
Pada siklus I terdapat 9 siswa 45 yang tampak bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas dari guru. Pada siklus II terjadi
peningkatan menjadi 12 siswa 60 , dan pada siklus III terjadi peningkatan lagi menjadi 16 siswa 80 . Dari peningkatan yang terjadi dalam tiap siklus
tersebut, membuktikan bahwa tindakan yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran menyimak cerpen khususnya
dalam mengerjakan soal terkait bahan simakan yang telah diperdengarkan sudah cukup berhasil.
Sebelum tindakan penelitian, siswa menunjukkan sikap tidak bersemangat dalam mengerjakan tugas dari guru. Mereka masih tampak
bingung dalam mengerjakan soal yang ada karena di awal pelajaran mereka memang tidak begitu memperhatikan bahan simakan yang dibacakan oleh
guru. Beberapa siswa masih menanyakan ulang terkait isi dari bahan siamakan. Mereka juga gaduh, dan berpindah-pindah tempat. Namun dengan
teknik yang guru terapkan, semangatantusias siswa dalam mengerjakan tugas pun dapat meningkat. Dalam mengerjakan tugas mereka menunjukkan sikap
tenang dan tampak serius dalam mengerjakan tugas yang diberikan. 5.
Nilai pembelajaran menyimak cerpen siswa meningkat pada setiap siklus. Sebelum tindakan ini dilaksanakan, terdapat fakta bahwa nilai
pembelajaran menyimak siswa rendah. Ada 14 siswa yang tidak tuntas atau mendapat nilai kurang dari 65. Dengan demikian, persentase ketuntasan
sebelum dilakukan tindakan hanya 33,3 . Pada pembelajaran tersebut, siswa masih belum begitu perhatian dan fokus dalam mengikuti kegiatan menyimak.
Banyak siswa yang tampak melakukan aktivitas pribadi saat guru memberikan materi dan saat guru membacakan bahan simakan. Akibatnya, dalam
menjawab soal yang diberikan oleh guru, siswa banyak yang tidak tahu. Setelah
dilaksanakan tindakan,
tampak bahwa
nilai dalam
pembelajaran menyimak cerpen siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Siswa mulai memperhatikan dan berkonsentrasi dalam
mendengarkan bahan simakan, yaitu dengan mencatat hal-hal yang mereka
commit to user 134
anggap penting dari bahan simakan yang telah dibacakan. Mereka mulai bisa bekerja sama dengan teman yang lain, khususnya pada saat mereka saling
bergerak mencari pasangan yang mereka anggap cocok. Siswa mulai antusias dalam menjawab pertanyaan dari guru, dan bersikap tenang serta bersunguh-
sunguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Terdapat peningkatan dalam hasil pembelajaran menyimak cerpen
pada tiap siklus yang telah dilaksanakan. Pada siklus I ada 10 siswa yang tuntas 50 dari 20 siswa yang ikut dalam pembelajaran menyimak. Pada
siklus II meningkat menjadi 13 siswa yang tuntas 65. Peningkatan juga terjadi pada siklus III yaitu sebanyak 17 siswa 85.
commit to user 135
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada pembelajaran menyimak siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo ini, maka
peneliti dapat mengambil simpulan sebagai berikut. 1.
Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match dapat meningkatkan proses pembelajaran menyimak siswa kelas V SD Negeri
Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo tahun ajaran 20102011. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut.
a. Meningkatnya jumlah siswa yang perhatian dan berkonsentrasi dalam
mendengarkan bahan simakan cerpen. Dengan penerapan teknik Make a Match ini, siswa lebih memperhatikan guru dan lebih berkonsentrasi pada
saat guru membacakan memperdengarkan bahan simakan. Mereka mencatat hal-hal yang penting dari bahan simakan. Pada siklus I siswa
yang memperhatikan dan berkonsentrasi dalam mendengarkan bahan simakan ada 12 siswa 60, pada siklus II ada 14 siswa 70, dan pada
siklus III ada 17 siswa 85. b.
Meningkatnya kerja sama antarsiswa dalam proses pembelajaran menyimak. Bentuk kerja sama antarsiswa dalam proses pembelajaran
menyimak khususnya dalam mencari pasangan yang cocok sudah benar- benar terlihat. Mereka saling bertanya dan memberitahu kartu yang
mereka bawa masing-masing kepada kelompok yang lain, sehingga tercipta komunikasi dan kerja sama yang cukup baik antarsiswa. Pada
siklus I, 15 siswa 75 telah mampu bekerja sama dengan baik. Kemudian pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 16 siswa 80 dan
pada siklus III sudah mencapai 18 siswa 90. c.
Meningkatnya antusias dan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru. Dalam kegiatan tanya jawab, khususnya dalam mencocokkan
135