Observasi dan Interpretasi Siklus Kedua

commit to user 93 berisi jawaban, dan kelompok 2 dan 4 mendapat kartu yang berwarna oranye yang berisi pertanyaan. 16 Setelah semua selesai, guru melakukan evaluasi dengan memberikan soal ulangan yang harus siswa kerjakan secara individu. 17 Guru bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 18 Guru menutup pelajaran.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti melakukan observasi terhadap guru, siswa, dan proses pembelajaran menyimak cerpen yang berlangsung. Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Februari 2011 pukul 07.30 WIB, yaitu pada jam pelajaran pertama yang berlangsung selama 3 x 35 menit satu kali pertemuan. Sama seperti pada siklus sebelumnya, observasi ini difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan oleh guru, dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimak cerpen. Pada observasi ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di kursi paling belakang. Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut. 1 Sebelum mengajar, guru mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan dijadikan pedoman dalam mengajar. Selain itu, guru juga sudah memperhatikan kondisi sekitar kelas, yaitu dengan menutup pintu kelas yang masih terbuka. 2 Pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung selama 1 kali pertemuan, diikuti oleh siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo yang berjumlah 20 siswa. 3 Guru sudah menjelaskan materi tentang unsur-unsur yang ada dalam cerpen yang meliputi tema, tokoh, latar, dan amanat secara lebih detail dengan disertai contoh. commit to user 94 4 Guru sudah menjelaskan tentang penerapan teknik make a match secara lebih mendetail, yaitu tentang prosedur mencari pasangan dan dalam mencocokkan pasangan yang sudah terbentuk. 5 Guru membacakan bahan simakan yang berupa cerpen di depan kelas, tepatnya di tengah-tengah siswa dengan sedikit menggunakan nada dan intonasi yang tepat. 6 Setelah guru selesai membacakan bahan simakan, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, dan tiap kelompok berisi 5 siswa. Dari 4 kelompok tersebut, 2 di antaranya mendapat kartu berwarna oranye yang berisi pertanyaan, dan 2 kelompok yang lain mendapat kartu berwarna hijau yang berisi jawaban. Guru kemudian meminta siswa untuk segera mencari pasangan mereka masing-masing dengan batas waktu tertentu. Dalam kegiatan ini siswa sudah mulai banyak yang aktif dalam mencari pasangan. Mereka tampak bersemangat dan bersaing dalam menemukan pasangan lebih dulu. Siswa juga terlihat lebih teratur dalam mencari pasangannya. Gambar 12. Siswa Lebih Teratur dalam Mencari Pasangan 7 Setelah semua siswa menemukan pasangannya, guru bersama dengan siswa mencocokkan pasangan yang telah terbentuk, apakah sudah benar atau belum. Guru meminta siswa mengacungkan tangan untuk memberi tanggapan secara perseorangan. Guru memberikan reward kepada siswa yang mau secara sukarela mengacungkan tangan dan menanggapi pasangan yang telah membacakan kartunya. Reward yang diberikan guru berupa poin plus dan applause yang diberikan oleh guru dan teman-teman. commit to user 95 Dalam kegiatan ini sudah cukup banyak siswa yang aktif, mau secara sukarela mengacungkan tangan dan menanggapi pasangan yang ada. Mereka berebut untuk memberikan tanggapan. Gambar 13. Siswa Sudah Mulai Aktif dalam Memberikan Tanggapan 8 Setelah selesai, guru kemudian memberikan soal ulangan kepada siswa. Soal yang diberikan guru tersebut berisi tentang unsur-unsur yang ada dalam cerpen yang telah dibacakan, mencakup tema, tokoh, latar, dan amanat yang ada dalam cerpen. Dalam kegiatan ini siswa sudah mulai tenang dan terlihat mengerjakan dengan lebih sungguh-sungguh. Mereka sudah tidak banyak menanyakan tentang materi yang telah dijelaskan di awal pembelajaran. Gambar 14. Siswa Mulai Tenang dalam Mengerjakan Tugas 9 Ketika tahap refleksi, siswa mulai aktif dalam memberikan komentar atas pertanyaan-pertanyaan singkat yang diberikan oleh guru terkait menyimak cerpen yang telah dilaksanakan. commit to user 96 10 Kelemahan dan kekurangan selama pelaksanaan tindakan siklus II ini dapat dilihat dari beberapa aspek berikut. a Kelemahan yang ditemukan dari siswa, yaitu sebagai berikut. 1 Siswa masih saja ada yang belum begitu sungguh-sungguh dalam mendengarkan bahan simakan meskipun guru sudah membacakan cerpen dengan lebih memperhatikan nada dan intonasi. 2 Siswa masih belum sepenuhnya antusias dalam mencocokkan pasangan yang telah terbentuk. Meski sudah ada beberapa siswa yang sukarela mengacungkan tangan dan menanggapi pasangan yang ada, namun beberapa siswa yang lain masih cuek dan tidak memperhatikan jawaban dari temannya. 3 Dilihat dari hasil tulisan siswa, masih terdapat banyak kesalahan dalam ejaan dan penulisan tanda baca. Terdapat beberapa siswa yang tidak menggunakan tanda titik maupun koma dalam kalimatnya. Cukup banyak juga siswa yang tidak dapat membedakan antara awalan dan kata depan. Selain itu juga masih ada beberapa siswa yang salah dalam penggunaan huruf besar. b Kelemahan yang ditemukan dari guru, yaitu sebagai berikut. 1 Guru masih kurang dalam memantau siswa saat bahan bacaan cerpen dibacakan, sehingga masih ada beberapa siswa yang tidak fokus dalam pembelajaran pun guru tidak mengetahuinya. 2 Guru juga masih kurang tegas dalam memberikan teguran kepada siswa, sehingga siswa yang bercanda dengan temannya pun meski sudah diingatkan juga tidak jera, mereka tetap kembali mengulangi perbuatannya. c Kelemahan pembelajaran menyimak cerpen dengan teknik Make a Match yaitu kegiatan mencari pasangan ini merupakan teknik yang sangat simpel dan sederhana, sehingga diperlukan kreativitas dalam penerapannya agar tidak terkesan monoton dan siswa tidak jenuh. commit to user 97 11 Peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menyimak cerpen tampak dari indikator berikut. a Perhatian dan konsentrasi siswa saat mendengarkan bahan simakan. Berdasarkan pengamatan peneliti dengan menggunakan pedoman observasi, diketahui bahwa siswa yang perhatian dan berkonsentrasi saat mendengarkan bahan simakan sebanyak 14 siswa atau 70 siswa, sedangkan 6 siswa atau 30 siswa lainnya kurang memperhatikan dan kurang berkonsentrasi. Mereka terlihat kurang bersungguh-sungguh dalam mendengarkan bahan simakan. Siswa tersebut pada umumnya adalah siswa putra yang duduk di deret bangku bagian belakang. b Kerjasama siswa. Ketika proses pembelajaran menyimak, dalam siklus II ini ada 16 siswa atau 80 siswa yang bekerja sama dalam penerapan teknik make a match, yaitu ketika semua siswa bergerak mencari pasangannya. Dalam siklus II ini, semua siswa tampak aktif, bahkan mereka bersaing dalam memperoleh pasangannya lebih dahulu. c Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan. Siswa dalam menjawab pertanyaan pada pembelajaran menyimak siklus II ini tergolong lebih aktif dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Terdapat 11 siswa atau 55 siswa yang tergolong aktif dalam menjawab pertanyaan. Mereka berani mengacungkan tangan secara sukarela dalam menjawab pertanyaan. Sedangkan 9 siswa atau 45 siswa masih tergolong cukup aktif. Mereka cenderung diam dan hanya melihat teman lain yang menjawab pertanyaan dari guru. d Keaktifan dalam mengerjakan tugas. Siswa yang betul-betul aktif dalam mengerjakan tugas pada siklus II ini ada 12 siswa atau 60 siswa. Sedangkan siswa yang lain yaitu sebanyak 8 siswa atau 40 siswa belum tampak sungguh-sungguh mengerjakan tugas. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk bercakap-cakap dengan teman yang lain. Siswa tersebut adalah siswa putra yang duduk di deretan bangku sebelah kiri guru. commit to user 98 e Ketuntasan hasil belajar siswa dalam menyimak cerpen. Ketuntasan siswa dalam pembelajaran menyimak cerpen ini dinilai berdasarkan pada beberapa hal, di antaranya yaitu: 1 ketepatan dalam menentukan tema, 2 ketepatan dalam menyebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerpen, 3 ketepatan dalam menyebutkan latarsetting dalam cerpen, 4 ketepatan dalam menuliskan amanat yang terkandung dalam cerpen yang sudah dibacakan, dan 5 kemampuan dalam menuliskan kembali cerpen yang sudah dibacakan, yaitu mencakup pemahaman dan kelengkapan akan isi cerpen yang sudah dibacakan, ketepatan penggunaan diksi, ketepatan struktur kalimat, dan ketepatan dalam ejaantata tulis. Ketuntasan hasil belajar pada siklus II ini mencapai 65 . Hal ini dilihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65 berjumlah 13 siswa dari 20 siswa yang mengikuti pembelajaran menyimak. Dengan demikian, kualitas hasil pembelajaran menyimak cerpen pada siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 berdasarkan nilai ulangan yang diperoleh menunjukkan bahwa ada peningkatan dari hasil siklus I. Terbukti ada 13 siswa yang mendapat nilai lebih dari 65, dan ada 7 siswa yang masih memperoleh nilai kurang dari 65. Dua siswa mendapat nilai 40. Ada empat siswa yang mendapat nilai antara 50-59. Ada dua siswa yang mendapat nilai antara 60-69. Siswa yang memperoleh nilai 70 ada dua siswa. Ada empat siswa mendapat nilai 73,3. Ada satu siswa memperoleh nilai 76,7. Siswa yang mendapat nilai antara 80-89 ada lima siswa. Nilai tertinggi pada pembelajaran menyimak cerpen siklus II ini adalah 83,3. Peningkatan nilai pembelajaran menyimak tersebut tampak jelas pada grafik dan tabel perbandingan nilai pembelajaran menyimak di bawah ini. commit to user 99 Gambar 15. Grafik Perbandingan Nilai Pembelajaran Menyimak Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat nilai menyimak siswa. Pada kegiatan siklus I tampak bahwa masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah 65, sedangkan pada siklus II banyak siswa yang sudah mendapat nilai di atas 65. Berdasarkan grafik tersebut tampak bahwa nilai siswa pada siklus II lebih baik daripada nilai siswa pada siklus I. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 belum tuntas pada siklus I lebih banyak daripada siklus II.

d. Analisis dan Refleksi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI MANGKUKUSUMAN

11 133 334

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang

0 32 299

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATERI PECAHAN DALAM MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUKTURAL DENGAN TEKNIK MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V SD N JETIS 04 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010 2011

32 221 102

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 2 117

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK ... 1 PB

0 0 8

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 161 Pekanbaru

0 0 12