commit to user 20
sedikit sekali perhatian yang diberikan pada keterampilan-keterampilan menyimak dalam buku-buku pegangan psikologi pendidikan, serta meningkatnya referensi-
referensi yang samar-samar dan tidak bersifat khusus Tarigan, 2008: 12. Salah satu dari telaah-telaah permulaan yang menunjukkan betapa pentingnya
menyimak yaitu berdasarkan pernyataan bahwa 42 waktu penggunaan bahasa tertuju pada menyimak. Jumlah waktu yang dipergunakan oleh anak-anak untuk
menyimak di kelas-kelas Sekolah Dasar kira-kira satu setengah sampai dua jam sehari, walaupun sekolah-sekolah telah lama menuntut para siswa menyimak
secara ekstensif, namun pengajaran langsung bagaimana cara yang terbaik untuk menyimak tetap saja terlupakan dan diabaikan berdasarkan asumsi bahwa hal itu
merupakan kemampuan “alamiah”. Instruksi dalam menyimak akan bermanfaat sebagai alat uji yang
mengembangkan alat ukur yang lebih baik. Kini beberapa tes standar mengenai menyimak telah tersedia pada tingkatan-tingkatan Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah, dan Perguruan Tinggi. Perubahan-perubahan dalam sikap dan perilaku serta peningkatan-peningkatan dalam dinamika-dinamika kelompok sebagai suatu
akibat peningkatan menyimak merupakan tujuan-tujuan pengajaran yang penting dimana tes-tes buku belum tersedia Tarigan, 2008: 14
Berdasar pengertian pembelajaran dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran menyimak adalah proses kegiatan
belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas dengan tujuan agar siswa mampu melakukan kegiatan komunikasi secara tidak langsung untuk menerima pesan
dengan menggunakan wacana lisan suara sebagai medianya.
b. Proses Pembelajaran Menyimak di Kelas V SD
Dalam proses pembelajaran, seorang guru bukan hanya berperan sebagai penyampai materi semata, melainkan juga mampu memberikan segala sesuatu
yang dibutuhkan peserta didik secara optimal. Seorang guru harus mempunyai standar unjuk kerja guru yang mencakup kemampuan profesional, kemampuan
sosial, dan kemampuan personal pribadi. Wagiman, dkk 2002: 11 menyatakan bahwa menjadi seorang guru harus mampu memenuhi 10 standar kemampuan
commit to user 21
dasar guru yang meliputi: 1 penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya, 2 pengelolaan program belajar mengajar, 3 pengelolaan
kelas, 4 penggunaan media dan sumber pembelajaran, 5 penguasaan landasan- landasan kependidikan, 6 pengelolaan interaksi belajar-mengajar, 7 penilaian
prestasi siswa, 8 pengenalan fungsi dan program bimbingan dan konseling, 9 pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah, 10 pemahaman prinsip-
prinsip dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pengajaran.
Syah 2005: 184 menyatakan bahwa membimbing kegiatan belajar siswa, khususnya ketika mengajar tidak hanya berarti berceramah di muka kelas,
tetapi juga memberikan peluang seluas-luasnya kepada siswa tersebut untuk melakukan aktivitas belajarnya. Tokoh lain yaitu Nasution 2000: 12-13
menyatakan juga bahwa salah satu ciri guru yang baik yaitu tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan saja kepada murid melainkan senantiasa
mengembangkan pribadi anak. Dalam mengajar guru tidak hanya dituntut menguasai bahan atau materi yang akan disampaikan, melainkan guru harus pula
menguasai berbagai macam metode yang digunakan dalam proses belajar- mengajar, mampu mengelola kelas, dapat menarik perhatian siswa,
memperhatikan minat yang ada pada siswa, tegas, dan tidak segan-segan menanamkan pengertian tentang masa depan sebagai usaha menggugah atau
mendorong belajar yang baik Warkitri, 2002: 30. Jadi berdasarkan pernyataan dari para tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa hendaknya seorang guru
mampu memilihkan metode, teknik, bahkan media yang tepat bagi peserta didiknya agar pribadi peserta didik tersebut mampu senantiasa berkembang.
Dalam mengajar, guru masih berperan sebagai pusatsumber materi yang mengakibatkan siswa pasif dan hanya mengikuti pola pikir guru. Menanggapi hal
tersebut, Budiningsih 2005:62 menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru, dan siswa dituntut memiliki pandangan yang sama
dengan guru, sehingga perbedaan interpretasi antarsiswa tidak begitu dipertimbangkan. Padahal, jika dilihat dari standar unjuk kerja guru, mereka
diharapkan menguasai kemampuan dasar yang salah satunya yaitu pengelolaan
commit to user 22
interaksi belajar-mengajar. Jadi, dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya bukan hanya guru yang aktif, tetapi juga siswa. Guru harus mampu menggunakan
pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Jasin 1996: 56 menyatakan bahwa guru-guru dalam mengajar sebaiknya menggunakan gaya yang bervariasi,
selain sebagai tuntutan pekerjaan pembelajaran, juga harus mengacu atau didasarkan pada kebutuhan anak-anak. Selain itu, guru diharuskan untuk
mengajarkan keterampilan-keterampilan dasar, memperlakukan setiap anak didik secara individual, menumbuhkan keyakinan pada setiap orang khususnya pada
peserta didik untuk menerima standar yang ditetapkan di lembaga pendidikan Danim, 2010: 53.
Pembelajaran bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan keterampilan berbahasa Indonesia dan sikap positif terhadap bahasa
Indonesia. Sebagai sebuah program, berarti pembelajaran harus memiliki perencanaan dan pengorganisasian yang baik agar memberikan pengaruh positif
bagi para siswa. Merupakan sebuah keharusan bagi setiap pendidik yang bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya harus berbuat atau memberikan
pelajaran dengan cara yang sesuai dengan ”keadaan” peserta didik Suryabrata, 2010: 1. Jadi maksudnya di sini yaitu pendidik harus mampu mempersiapkan apa
saja yang memang sedang peserta didik butuhkan agar pembelajaran dapat berjalan efektif. Gunawan 2003: 96 menyatakan bahwa cara murid memproses
suatu informasi baru yang diajarkan di dalam kelas sekolah sudah tentu mempunyai pengaruh terhadap hasil pembelajaran dan berpengaruh pula terhadap
kemampuan retensi daya ingat. Mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar terdiri dari empat
standar kompetensi yaitu mendengarkanmenyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap standar kompetensi dibagi lagi menjadi beberapa kompetensi
dasar. Pembelajaran menyimak di sekolah dasar disamakan dengan pembelajaran mendengarkan. Pembelajaran menyimak terdiri dari standar kompetensi dan
kompetensi dasar, berikut merupakan tabel standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam silabus bahasa Indonesia kelas V SD semester 2.
commit to user 23
Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menyimak Kelas V Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Semester 2 MendengarkanMenyimak
Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita
pendek anak yang disampaikan secara lisan
Mengidentifikasi unsur cerita
tokoh, tema, latar, amanat
1. Menjelaskan tokoh-tokoh
cerita dan sifat-sifatnya 2.
Menentukan latar cerita 3.
Menentukan tema cerita 4.
Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita
5. Menceritakan kembali isi
cerita dengan bahasa sendiri
Pembelajaran menyimak di semester 2 untuk kelas V adalah menyimak cerita pendek anak. Cerita pendek merupakan urutan kedua dari prosa fiksi yang
tercipta dalam Sastra Indonesia di samping roman dan novel. Cerita pendek ditulis pertama kali pada tahun 1920-
an oleh Moh. Kasim, misalnya cerpen ”Teman Duduk
” Waluyo dan Nugraheni, 2008: 3. Ciri-ciri cerita pendek antara lain: 1 singkat, padu, dan ringkas brevity,
unity, dan intensity, 2 memiliki unsur utama berupa adegan, tokoh, dan gerakan scene, character, and action, 3 bahasanya tajam, sugestif, dan menarik
perhatian incisive, suggestive, and alert, 4 mengandung impresi pengarang tentang konsepsi kehidupan, 5 memberikan efek tunggal dalam pikiran pembaca,
6 mengandung detil dan insiden yang betul-betul terpilih, 7 ada pelaku utama yang benar-benar menonjol dalam cerita, dan 8 menyajikan kebulatan efek dan
kesatuan emosi. Berdasarkan ciri pertama dari cerita pendek yang sudah disebutkan di
atas yaitu singkat, padu, dan ringkas, panjang cerita pendek itu sendiri bervariasi. Nurgiyantoro 1995: 10 menyebutkan bahwa ada cerpen yang pendek short
short story, bahkan mungkin pendek sekali: berkisar 500an kata; ada cerpen yang
commit to user 24
panjangnya cukupan midle short story, serta ada cerpen yang panjang long short story yang terdiri dari puluhan atau bahkan beberapa puluh ribu kata. Selain
itu S.Tasrif dalam Waluyo dan Nugraheni, 2008: 6 juga menyebutkan bahwa panjang cerita pendek antara 500 sampai dengan 32.000 kata. Berdasarkan
pendapat di atas maka dapat diambil simpulan bahwa panjang cerita pendek berkisar antara 500an kata sampai puluhan ribu kata, tergantung dari jenis cerpen
itu sendiri. Dalam cerita pendek, terdapat unsur-unsur pembangun yang sangat
penting, baik itu unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik intrinsic adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-
unsur ini yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur
intrinsik dalam cerpen adalah unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Unsur-unsur yang dimaksud yaitu sebagai berikut.
1 Tema
Karena ceritanya yang pendek, maka cerpen hanya mempunyai satu tema. Hal itu berkaitan dengan keadaan plot yang juga tunggal dan pelaku yang
terbatas. 2
Plot Plot pada cerpen umumnya bersifat tunggal, hanya terdiri dari satu urutan
peristiwa yang diikuti sampai cerita berakhir bukan selesai, sebab banyak cerpen yang tidak berisi penyelesaian yang jelas, penyelesaian diserahkan pada
interpretasi pembaca. 3
Penokohan Jumlah tokoh cerita yang terlibat dalam cerpen bersifat terbatas, baik yang
menyangkut jumlah maupun data-data jati diri tokoh, khususnya yang berkaitan dengan perwatakan, sehingga pembaca harus merekonstruksi sendiri gambaran
yang lebih lengkap tentang tokoh itu. 4
Latar Pelukisan latar cerita dalam cerpen tidak memerlukan detil-detil khusus
tentang keadaan latar, misalnya yang menyangkut tempat dan sosial. Cerpen
commit to user 25
hanya menyajikan pelukisan secara garis besar saja, atau bahkan hanya secara implisit, asal telah mampu memberikan suasana tertentu yang dimaksudkan.
5 Sudut Pandang Penceritaan
Sudut pandang dalam cerpen merupakan cara pengarang atau penulis menempatkan dirinya di dalam cerpen tersebut. Sudut pandang dalam cerpen
dapat berupa sudut pandang orang pertama pengarang atau penulis menjadi tokoh utama dan sudut pandang orang ketiga pengarang atau penulis sedang
menceritakan tentang orang lain, bukan tentang dirinya sendiri. 6
Amanat Pesan yang hendak pengarang sampaikan kepada pembaca. Setiap cerita
pendek biasanya selalu ada pesan di dalamnya baik itu tersurat maupun tersirat. Amanat juga bisa diartikan sebagai pelajaran-pelajaran yang terkandung yang
dapat diambil dari sebuah cerpen. Di pihak lain, unsur ekstrinsik extrinsic adalah unsur-unsur yang ada di
luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Namun meski begitu, unsur ekstrinsik juga cukup
berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita yang dihasilkan. Oleh sebab itu, unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen haruslah tetap dipandang sebagai sesuatu
yang penting. Unsur-unsur yang dimaksud antara lain adalah keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan
hidup yang kesemuanya itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya. Meski unsur ekstrinsik ini ada dalam unsur pembangun cerpen, namun dalam
pembelajaran di kelas V ini belum begitu banyak disinggung, jadi masih sebatas pada unsur intrinsik saja.
Cerpen Cerita Pendek juga mempunyai kelebihan. Cerpen bersifat lebih padu, lebih ”memenuhi” tuntutan ke-unity-an kepaduan. Artinya, segala
sesuatu yang diceritakan bersifat dan berfungsi mendukung tema utama. Penampilan berbagai peristiwa yang saling menyusul yang membentuk plot,
walau tidak bersifat kronologis namun haruslah tetap saling berkaitan secara logika. Cerpen dapat dikatakan menawarkan sebuah dunia yang padu. Dunia
imajiner yang ditampilkan cerpen hanya menyangkut salah satu sisi kecil
commit to user 26
pengalaman kehidupan saja. Karena bentuknya yang pendek, cerpen menuntut penceritaan yang lebih ringkas, tidak sampai pada detil-
detil khusus yang ”kurang penting” yang lebih bersifat memperpanjang cerita. Cerpen juga mempunyai
kemampuan mengemukakan secara lebih banyak yang sifatnya implisit dari sekedar apa yang diceritakan.
3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif